63 Pemilihan sapaan dalam bahasa Manggarai terkait faktor perbedaan
profesi dan jabatan memiliki keragaman. Tabel berikut menjelaskan pemilihan sapaan yang berkaitan dengan faktor hubungan peran dalam masyarakat.
Tabel 4.1. Pemilihan Sapaan Berdasarkan Faktor Hubungan Peran dalam Masyarakat
No. Penyapa
Hubungan Peran dalam Masyarakat
Sapaan
1. Ego
Guru laki-laki Tuang, Tuang Guru, Pa, Pa Guru, Guru,
Guru + nama diri.
2. Ego
Guru perempuan Bu, Bu Guru, Guru, Guru + nama diri.
3. Ego
Dokter laki-laki Tuang, Tuang Dokter, Pa, Pa Dokter,
Dokter, Dokter + nama diri. 4.
Ego Dokter perempuan
Bu, Bu Dokter, Dokter, Dokter + nama diri.
5. Ego
Bidan Bu, Bu Bidan, Bidan, Bidan + nama diri.
6. Ego
Mantri Tuang, Tuang Mantri, Pa, Pa Mantri,
Mantri, Mantri + nama diri. 7.
Ego Lurah laki-laki
Tuang, Tuang Lurah, Kraeng, Kraeng Lurah, Pa, Pa Lurah.
8. Ego
Lurah perempuan Bu, Bu Lurah.
9. Ego
Bupati laki-laki Tuang, Tuang Bupati, Kraeng, Kraeng
Bupati, Pa, Pa Bupati, Ema Bupati. 10.
Ego Bupati perempuan
Bu, Bu Bupati, Ende Bupati. 11.
Ego PastorImamRomo
Rohaniwan Katolik Tuang, Ema Pastor, Pastor, Romo.
dsb...
Berikut ini contoh dialog 83, 84 pemilihan sapaan yang dipengaruhi oleh faktor hubungan peran dalam masyarakat. Contoh dialog 83
64 menggambarkan seorang anak sekolah yang meminta bimbingan belajar pada
gurunya laki-laki. 83 Penutur
:
Pa guru, cala ngance belajar sina mbaru dite aku agu teman?
„Pak guru, apakah saya dan teman saya bisa belajar di rumah bapak?‟
Mitra tutur : Toe manga co’o, eme kut belajar ngo kat le mane yang
penting manga niat.
„Tidak masalah, kalau mau datang, datang saja sore hari yang penting ada keinginan untuk belajar.‟
Contoh dialog 84 menggambarkan seorang ibu yang menanyakan keberadaan anak perempuan dari seorang dokter perempuan yang dikenalnya.
84 Penutur :
Bu dokter, nia hi enu anak dite ga? Toe keta manga ita rangan.
„Bu dokter, putrinya sekarang di mana? Tidak pernah kelihatan lagi.‟
Mitra tutur : Lau Jogja hia ho’o ga, reme kuliah kedokteran.
„Dia di Jogja sekarang, sedang kuliah kedokteran.‟
4.3. Faktor Status Sosial
Perbedaan status sosial menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan sapaan dalam bahasa Manggarai. Sejak zaman kerajaan di
Manggarai, perbedaan status sosial menjadi faktor yang membedakan jenis sapaan
kraeng
dan
tuang
. Sapaan
kraeng
di zaman kerajaan khusus ditujukan untuk