11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Keterbukaan Diri Self-Disclosure
1. Pengertian Keterbukaan Diri Self-Disclosure
Keterbukaan diri self-disclosure merupakan suatu bentuk komunikasi dimana individu bersedia mengungkapkan informasi tentang
dirinya dengan memberikan informasi yang disembunyikan dan menjadikannya diketahui orang lain, sehingga kejujuran terhadap orang
lain merupakan prinsip penting dalam melakukan keterbukaan diri self- disclosure pada individu, karena akan berkurang manfaatnya jika individu
menyampaikan pesan atau informasi yang tidak sesuai dengan
kebenarannya, Sidney Jourard dalam Hansen, dkk 1982:215.
Keterbukaan diri self-disclosure menurut Inge Hutagalung 2007:280, perilaku yang dilakukan individu secara sengaja yang
menjadikan dirinya diketahui oleh pihak lain. Keterbukaan diri self- disclosure terjadi apabila individu secara sukarela dapat mencerminkan
mengenai dirinya kepada orang lain, sehingga individu tersebut merasa senang karena mendapatkan informasi langsung dari yang bersangkutan
daripada sumber-sumber yang lain. Selanjutnya, Wrigtman dalam Tri Dayakisni, 2009:73
menyatakan bahwa keterbukaan diri self-disclosure adalah suatu proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan
dan informasi dengan orang lain. Menurut Taylor, Peplau Sears 2009: 334,
keterbukaan diri
self-disclosure yaitu
individu dapat
12 mengungkapkan informasi atau perasaan terdalam kepada orang lain.
keterbukaan diri self-disclosure dapat membantu komunikasi menjadi efektif, menciptakan hubungan lebih bermakna dan juga bagi kesehatan
untuk mengurangi stress. Berdasarkan pengertian keterbukaan diri self-disclosure yang
diutarakan oleh beberapa ahli di atas, maka peneliti menarik kesimpulan berdasarkan teori Sidney Jourard dalam Hansen, dkk 1982:215 bahwa
keterbukaan diri merupakan suatu bentuk komunikasi dimana individu bersedia mengungkapkan informasi tentang dirinya dengan memberikan
informasi yang disembunyikan dan menjadikannya diketahui orang lain.
2. Aspek-Aspek Keterbukaan Diri Self-Disclosure