28
8. Pedoman dalam Keterbukaan Diri Self-Disclosure
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam keterbukaan diri self- disclosure menurut DeVito dalam Tri Dayakisni H, 2009: 76 sebagai
berikut: a. Motivasi melakukan keterbukaan diri self-disclosure
Keterbukaan diri self-disclosure tidak hanya bersangkutan tentang diri individu saja tetapi juga bersangkutan dengan orang lain,
karena keterbukaan diri self-disclosure hendaknya didorong oleh rasa berkepentingan terhadap hubungan dengan orang lain dan diri
sendiri. b. Kesesuaian dalam keterbukaan diri self-disclosure
Keterbukaan diri self-disclosure harus dilakukan sesuai dengan keadaan lingkungan. Keterbukaan diri self-disclosure harus
dilakukan pada waktu dan tempat yang sesuai. c. Timbal balik dari orang lain
Lawan bicara perlu diberikan kesempatan untuk melakukan keterbukaan diri selama individu tersebut melakukan keterbukaan
diri. Jika lawan bicara tidak melakukan keterbukaan diri self- disclosure juga, maka ada kemungkinan bahwa orang tersebut tidak
menyukai keterbukaan yang dilakukan oleh individu. Dari pedoman keterbukaan diri self-disclosure diatas, maka
peneliti menarik kesimpulan berdasarkan teori DeVito yaitu motivasi untuk melakukan keterbukaan diri self-disclosure yang didorong oleh
rasa berkepentingan terhadap hubungan dengan orang lain dan diri sendiri.
29 Kedua, keterbukaan diri self-disclosure harus disesuaikan dengan waktu
dan tempat yang tepat. Ketiga, membutuhkan lawan bicara dan timbal baliknya.
9. Dampak Positif dan Negatif Keterbukaan Diri Self-Disclosure
Dampak positif dalam keterbukaan diri self-disclosure menurut Johnson dalam Leonie Fitriani Ndoen, 2012: 7 yaitu:
a. Meningkatkan kesadaran diri self-awareness Dalam proses pemberian informasi kepada orang lain, individu
akan lebih jelas dalam menilai kebutuhan, perasaan, dan hal psikologis dalam diri individu. Selain itu, orang lain akan membantu
anda dalam memahami diri anda sendiri, melalui berbagai masukan yang diberikan, terutama jika hal itu dilakukan dengan penuh empati
dan jujur. b. Membangun hubungan yang lebih dekat dan mendalam, saling
membantu dan lebih berarti bagi kedua belah pihak. Keterbukaan diri self-disclosure merupakan suatu hubungan
timbal balik, semakin individu terbuka pada orang lain maka orang lain akan berbuat hal yang sama. Keterbukaan diri self-disclosure
dapat memberikan kepercayaan dari kedua pihak sehingga akhirnya akan terjalin hubungan persahabatan yang sejati.
c. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi Memungkinkan individu untuk menginformasikan suatu hal
kepada orang lain secara jelas dan lengkap tentang bagaimana
30 individu memandang suatu situasi, bagaimana perasaannya tentang
hal tersebut, apa yang terjadi dan apa yang diharapkan. d. Mengurangi rasa malu dan meningkatkan penerimaan diri self
acceptance Jika orang lain dapat menerima seseorang maka kemungkinan
orang tersebut dapat menerima dirinya sendiri. e. Memecahkan berbagai konflik dan masalah interpersonal
Jika orang lain mengetahui kebutuhan, ketakutan, rasa frustasi, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk bersimpati atau
memberikan bantuan sehingga sesuai dengan apa yang anda harapkan. f. Memperoleh energi tambahan dan menjadi lebih spontan
Untuk menyiapkan suatu rahasia dibutuhkan energi yang besar dan dalam kondisi demikian seseorang akan lebih cepat marah,
tegang, pendiam dan tidak riang. Berbagai informasi tersebut akan hilang atau berkurang dengan sendirinya.
Walaupun pengungkapan diri dapat meningkatkan rasa suka dan perkembangan suatu hubungan, tetapi dapat juga berdampak negatif.
Menurut DeVito dalam Leonie Fitriani ndoen, 2012: 7-8 menyatakan dampak negatif keterbukaan diri self-disclosure,yaitu:
a. Keacuhan Individu mungkin akan berbagi informasi dengan individu lain
untuk memulai suatu hubungan. Salah satu membangun keterbukaan diri adalah melakukan hubungan timbal balik. Namun keterbukaan
31 diri terkadang membuat individu lain bersikap acuh dan tidak tertarik
sama sekali untuk mengenal diri individu tersebut. b. Penolakan rejection
Informasi yang diungkapkan tentang diri sendiri, dapat membawa diri sendiri kepada suatu penolakan sosial.
c. Hilang Kendali loss of control Terkadang informasi yang diungkapkan kepada orang lain
bertujuan untuk menyakiti atau mengontrol perilaku orang lain yang memberikan informasi.
d. Pengkhianatan Individu mengungkapkan informasi pribadi kepada orang lain,
individu sering menganggap dan bahkan dengan tegas meminta, agar pengetahuan akan informasi tersebut hanya di antara penyampaian
informasi dengan orang yang menerima informasi tersebut. Sayangnya kepercayaan seperti ini kadang-kadang dikhianati.
Dari pendapat di atas, maka peneliti menarik kesimpulan berdasarkan teori Johnson dalam Leonie Fitriani Ndoen dampak positif
keterbukaan diri yaitu meningkatkan kesadaran diri; membangun hubungan yang lebih dekat dan mendalam, saling membantu dan lebih
berarti bagi kedua belah pihak; mengembangkan keterampilan berkomunikasi; mengurangi rasa malu dan meningkatkan penerimaan diri;
memecahkan berbagai konflik dan masalah interpersonal dan memperoleh energi tambahan dan menjadi lebih spontan, sedangkan menurut DeVito
32 dalam Leonie Fitriani Ndoen dampak negatif keterbukaan diri yaitu
keacuhan, penolakan, hilang kendali dan pengkhianatan.
B. Kajian Tentang Bimbingan Kelompok Teknik Permainan Teamwork
1. Pengertian Bimbingan Kelompok Teknik Permainan Teamwork
Bimbingan kelompok menurut Winkel Sri Hastuti 2004: 565 merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal pada masing-
masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri.
Bimbingan kelompok menurut Tatiek Romlah dalam 2001: 3 merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam
situasi kelompok. Bimbingan kelompok menurut Siti Hartinah 2009: 12 merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang-orang
yang mengalami masalah. Bimbingan kelompok menurut Tohirin 2007: 170 adalah suatu cara
untuk memberikan bantuan bimbingan kepada individu melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika
kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan dan pemecahan masalah individu yang menjadi peserta
layanan. Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok. Masalah yang
menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti