Manfaat Keterbukaan Diri Self-Disclosure

25 Powell dalam A. Supratiknya yaitu 1 Basa-basi; 2 Membicarakan orang alin yang diungkapkan dalam komunikasi hanyalah tentang orang lain atau hal-hal yang diluar dirinya; 3 Menyatakan gagasan atau pendapat sudah mulai dijalin hubungan yang erat; 4 Perasaan dan 5 Hubungan puncak.

7. Manfaat Keterbukaan Diri Self-Disclosure

Keterbukaan diri self-disclosure akan berguna apabila individu satu dan yang lainnya dengan senang hati dan terbuka membagi perasaan dan pikirannya. Menurut DeVito 2011: 67-69 ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh seseorang jika mau mengungkapkan informasi diri kepada oarng lain, antara lain: a. Memperoleh pengetahuan tentang diri Individu lebih dapat mengenal diri sendiri melalui keterbukaan diri self-disclosure, karena dengan keterbukaan diri self-disclosure individu akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perilakunya sendiri. b. Kemampuan mengatasi kesulitan Individu dapat mengatasi masalah dengan adanya dukungan dan bukan penolakan, maka dapat menyelesaikan atau mengurangi bahkan menghilangkan masalahnya. c. Membuat komunikasi yang efisien Individu membuka diri self-disclosure dalam berkomunikasi, maka individu akan memahami pesan yang 26 disampaikan orang lain. Individu akan mengenal orang lain dengan baik, sehingga proses komunikasi berjalan dengan lancar dan efisien. d. Kedalaman hubungan Keterbukaan diri self-disclosure membuat hubungan lebih bermakna, karena dengan membuka diri self-disclosure individu memberi tahu orang lain bahwa kita dapat mempercayai, menghargai dan peduli terhadap orang lain. Hal tersebut merupakan awal suatu hubungan yang bermakna jujur, terbuka dan bukan hubungan seadanya. Pendapat lain mengenai keterbukaan diri self-disclosure dipaparkan oleh Johnson dalam A. Supratiknya, 1995: 15-16, beberapa manfaat keterbukaan diri self-disclosure terhadap hubungan antar pribadi adalah sebagai berikut: a. Keterbukaan diri self-disclosure merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua orang. b. Semakin individu bersikap terbuka kepada orang lain, maka semakin orang lain akan menyukai dirinya. c. Individu yang rela membuka diri kepada orang lain cenderung memiliki sifat-sifat yang kompeten, terbuka, ekstrovet, fleksibel, adaptif, dan intelegen, yakni sebagian dari ciri-ciri orang yang masak dan bahagia. d. Membuka diri kepada orang lain merupakan dasar relasi yang memungkinkan komunikasi intim baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. e. Membuka diri berarti bersikap realistik, sehingga keterbukaan diri self-disclosure haruslah berkata jujur, tulus dan autentik. 27 Manfaat bagi orang yang dapat membuka diri self-disclosure menurut Floyd 2009: 112-113 yaitu: a. Meningkatkan hubungan dan kepercayaan Keterbukaan diri self-disclosure dapat meningkatkan kualitas suatu hubungan. Ketika individu memelihara keterbukaan diri self- disclosure dengan orang lain yang dipercaya, maka akan saling menjaga kepercayaan diantara individu tersebut. b. Mendapatkan timbal balik Individu dapat membuka diri self-disclosure pada orang lain, mereka akan memberikan timbal balik yang dapat bermanfaat untuk diri individu. c. Melepaskan emosi Keterbukaan diri self-disclosure dapat mengurangi beban pikiran dan perasaan yang dialami oleh setiap individu. d. Menolong orang lain Keterbukaan diri self-disclosure dapat membantu orang lain dengan cara memberikan penjelasan atau fakta-fakta yang diketahui, serta dapat menghibur orang yang sedang mengalami kebosanan. Berdasarkan manfaat keterbukaan diri self-disclosure di atas, maka peneliti menarik keseimpulan berdasarkan teori DeVito yaitu memperoleh pengetahuan tentang diri, kemampuan mengatasi kesulitan, membuat komunikais yang efisien dan memperdalam hubungan. 28

8. Pedoman dalam Keterbukaan Diri Self-Disclosure

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN SELF ESTEEM SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA

0 29 28

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI DALAM MENGURANGI PRASANGKA ANTAR KELOMPOK SISWA KELAS X MAN 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 31

PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN MENTURING HALAQAH DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN MORAL: Studi Kasus Eksperimen terhapad Siswa Kelas X di SMAN 6 Garut.

0 3 51

SELF DISCLOSURE SISWA SMP DENGAN GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) (Studi Kasus Deskriptif Kualitatif Tingkat Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Siswa SMP dengan Guru Bimbingan Konseling serta Teknik Meningkatkan Self Disclosure di SMPK St. Stanislaus II Sura

1 6 113

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Keterbukaan Diri Siswa Kelas II SMP Negeri 11 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006.

0 0 1

PELATIHAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK HOMEROOM DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KETERBUKAAN DIRI (SELF-DISCLOSURE).

0 0 16

PENINGKATAN KETERBUKAAN DIRI (SELF DISCLOSURE) MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN PERSON CENTERED PADA SISWA KELAS VII SMP IT ABU BAKAR YOGYAKARTA.

1 3 173

Meningkatkan Kemampuan Beradaptasi Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Siswa Kelas X MAN 2 Kudus

0 0 8

MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X IA.1 SMAN 1 KINALI

0 0 8

SELF DISCLOSURE SISWA SMP DENGAN GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) (Studi Kasus Deskriptif Kualitatif Tingkat Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Siswa SMP dengan Guru Bimbingan Konseling serta Teknik Meningkatkan Self Disclosure di SMPK St. Stanislaus II Sura

0 0 21