Validitas Eksperimen METODOLOGI PENELITIAN

66 merupakan hasil postest setelah diberikannya treatment bimbingan kelompok teknik permainan teamwork, sedangkan 0 4 merupakan hasil posttest tanpa mendapatkan treatment bimbingan kelompok teknik permainan teamwork.

C. Validitas Eksperimen

Menurut Latipun 2011: 54-61 sesuai dengan hasil suatu eksperimen, maka validitas penelitian dibagi menjadi dua macam, sebagai berikut: a. Validitas Internal Cook dan Campbell dalam Latipun, 2011: 54 mengemukakan sejumlah penganggu validitas internal yang perlu diperhatikan antara lain: a History adalah kejadian-kejadian khusus yang terjadi antara pengukuran pertama dan kedua yang mempengaruhi penelitian, b Maturity adalah proses yang dialami subjek sering berjalannya waktu, seperti lapar, haus, dan sakit, c Testing atau pelaksanaan tes adalah pengaruh pengalaman mengerjakan preexperimental measurentment terhadap skor subjek pada posttest, d Instrumentation atau alat ukur adalah perubahan hasil pengukuran akibat perubahan penerapan alat ukur, dan perubahan pengamat, e Statistical regression terjadi jika kelompok-kelompok dipilih berdasarkan skor ekstrim f Selection atau seleksi adalah bias yang terjadi karena perbedaan seleksi subjek pada kelompok pembanding, g Eksperimental mortality atau kehilangan dalam eksperimen adalah kehilangan subjek dari satu atau beberapa kelompok yang dipelajari yang terjadi selama penelitian berlangsung, h Interaksi kematangan dengan seleksi yang terjadi dalam desain quasi eksperimen dan kelompok kontrol 67 tidak dipilih secara acak tetapi kelompok-kelompok utuh yang ada sebelumnya. Peneliti dalam validitas internal menggunakan history yang menceritakan kejadian-kejadian khusus yang terjadi antara pengukuran pertama dan kedua yang mempengaruhi penelitian. b. Validitas Eksternal Validitas eksternal merupakan validitas yang berhubungan dengan penerapan hasil eksperimen. Menurut Cook dan Cambell Latipun, 2011: 61 penganggu validitas eksternal diantaranya adalah interaksi seleksi dan perlakuan yang berkaitan dengan populasi yang ditargetkan. Karena itu seleksi sampel dilakukan dari populasi yang jelas a Interaksi seleksi dan perlakuan yang berkaitan dengan populasi yang ditargetkan, b Interaksi kondisi dan perlakuan yang berkaitan dengan tempat kondisi subjek penelitian,c History dan perlakuan. Penelitian eksperimen biasanya dilakukan dalam waktu yang pendek dan pada saat yang khusus sebagaimana yang dipilih oleh peneliti. Peneliti dalam validitas eksternal menggunakan histori dan perlakuan.

D. Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN SELF ESTEEM SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA

0 29 28

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI DALAM MENGURANGI PRASANGKA ANTAR KELOMPOK SISWA KELAS X MAN 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 31

PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN MENTURING HALAQAH DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN MORAL: Studi Kasus Eksperimen terhapad Siswa Kelas X di SMAN 6 Garut.

0 3 51

SELF DISCLOSURE SISWA SMP DENGAN GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) (Studi Kasus Deskriptif Kualitatif Tingkat Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Siswa SMP dengan Guru Bimbingan Konseling serta Teknik Meningkatkan Self Disclosure di SMPK St. Stanislaus II Sura

1 6 113

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Keterbukaan Diri Siswa Kelas II SMP Negeri 11 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006.

0 0 1

PELATIHAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK HOMEROOM DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KETERBUKAAN DIRI (SELF-DISCLOSURE).

0 0 16

PENINGKATAN KETERBUKAAN DIRI (SELF DISCLOSURE) MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN PERSON CENTERED PADA SISWA KELAS VII SMP IT ABU BAKAR YOGYAKARTA.

1 3 173

Meningkatkan Kemampuan Beradaptasi Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Siswa Kelas X MAN 2 Kudus

0 0 8

MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X IA.1 SMAN 1 KINALI

0 0 8

SELF DISCLOSURE SISWA SMP DENGAN GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) (Studi Kasus Deskriptif Kualitatif Tingkat Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Siswa SMP dengan Guru Bimbingan Konseling serta Teknik Meningkatkan Self Disclosure di SMPK St. Stanislaus II Sura

0 0 21