34
yang telah disimak, melatih diri untuk memilah informasi yang relevan dari yang tidak relevan, serta dapat pula melatih daya analitis. Kelemahan media audio,
yaitu media audio dalam penggunaannya memerlukan latihan khusus, diperlukan juga perbendaharaan kata-kata bagi para pendengarnya untuk dapat memahami isi
pesan yang disampaikannya, dalam hal-hal tertentu perlu dibantu dengan media visual, misalnya slides atau strips.
Media lagu ini jarang digunakan oleh guru karena guru kurang mengetahui fungsi lagu. Lagu tidak hanya digunakan untuk menciptakan suasana
yang nyaman tetapi juga memberikan sugesti yang merangsang berkembangnya imajinasi siswa. Melalui lagu orang dapat berimajinasi dengan ide-ide yang ada
dalam pikirannya. Jadi, media lagu merupakan salah satu alternatif media pengajaran
bahasa dan sastra Indonesia yang dapat dieksploitasi untuk membantu meningkatkan dan melancarkan tercapainya hasil belajar siswa dalam pengajaran
menulis.
2.2.5 Aspek Penilaian Narasi
Menulis karangan narasi, yaitu menceritakan suatu pengalaman atau peristiwa yang melibatkan beberapa tokoh sehingga menciptakan alur dari
rangkaian kejadian atau peristiwa yang diceritakan. Menurut Halim dalam Hastuti dkk. 1985:6 karangan meliputi lima unsur, yaitu a isi karangan,
misalnya hal-hal yang dikarang atau gagasan yang dikemukakan, b bentuk karangan, misalnya susunan atau cara menyajikan isi karangan, c tata bahasa,
35
misalnya penggunaan bentuk tata bahasa dan pola-pola kalimat, d gaya bahasa, misalnya pemilihan struktur dan kosakata untuk memberi nada atau warna
tertentu terhadap karangan, dan e ejaan dan tanda baca. Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang dikemukanan oleh Halim,
Depdiknas dalam Khikmah 2007:25 bahwa aspek-aspek dalam penilaian karangan adalah kesesuaian isi dengan judul, ketepatan ejaan, ketepatan tanda
baca, kreativitas pengembangan ide, ketepatan format paragraf, dan ketepatan pilihan kata.
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa aspek yang dinilai dalam tes kompetensi menulis narasi adalah 1 keefektifan
penggunaan kalimat, 2 kohesi dan koherensi, 3 kelengkapan unsur cerita, 4 aspek kebahasaan penggunaan diksi dan EyD, dan 5 kerapian tulisan.
Aspek keefektifan penggunaan kalimat mengandung maksud bahwa penggunaan kalimat yang efektif dalam menyusun sebuah karangan. Kalimat
efektif adalah kalimat tersebut harus jelas, benar, dan hemat. Mustakim 1994:85 mengungkapkan bahwa kalimat efektif adalah suatu jenis kalimat yang dapat
memberikan efek tertentu dalam komunikasi. Efek yang dimaksud dalam hal ini adalah kejelasan informasi. Ciri kalimat efektif menurut Mustakim 1994 adalah
adanya kelengkapan, kesejajaran, kehematan, dan variatif. Wagiran dan Doyin 2005:48-50 mengungkapkan bahwa ciri kalimat
efektif adalah 1 memiliki keutuhan atau kesatuan gagasan, 2 memliliki pertautan atau kepaduan, 3 memiliki pemusatan perhatian atau penekanan, 4 memiliki
kehematan, 5 memiliki kevariasian, dan 6 kesejajaran atau paralelisme.
36
Aspek kohesi dan koherensi mengandung maksud adanya keterpaduan isi antarkalimat dan antarparagraf di dalam sebuah karangan. Aspek kelengkapan
unsur cerita didasarkan pada pedoman struktur narasi, yaitu adanya pelaku atau tokoh cerita, latarsetting, alur, dan sudut pandang. Kelengkapan unsur cerita juga
dapat didasarkan pada unsur berita 5W 1H. Aspek kebahasaan meliputi penggunaan diksi dan ejaan EyD mengandung maksud bahwa tulisan yang baik
adalah tulisan yang terdiri atas ketepatan penggunaan diksi dan ejaan. Mustakim 1994:128 mendefinisikan ejaan sebagai suatu ketentuan yang mengatur
penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar berikut penggunaan tanda bacanya, sedangkan diksi atau pilihan kata adalah hasil dari proses atau tindakan
memilih sebuah kata. Kriteria pemilihan kata yang baik adalah harus memperhatikan ketepatan, kecermatan, dan keserasian. Aspek kerapian tulisan
mengandung maksud bahwa tulisan dikatakan rapi apabila bersih dari coretan atau penggunaan tipe-ex dan terbaca.
2.3 Kerangka Berpikir
Prestasi belajar menulis sebagai salah satu kompetensi dasar dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang perlu ditingkatkan. Untuk itu,
penyajian materi dengan metode dan media yang tepat perlu terus diupayakan. Salah satunya adalah metode sugesti-imajinasi dengan media lagu. Metode
sugesti-imajinasi dengan media lagu merupakan suatu metode yang memanfaatkan lagu untuk mendorong imajinasi siswa dalam menemukan ide
pokok dan menyusun karangan narasi karena lagu dapat digunakan untuk