Analisis Tahap Akhir Metode Analisis Data

2 1 1 1 2 1 n n s t X X      2 n n s 1 n s 1 n s dengan 2 1 2 2 2 2 1 1 2       Keterangan : 1 X = Nilai rata-rata kelas eksperimen 2 X = Nilai rata-rata kelas kontrol 1 n = banyaknya subyek kelas eksperimen 2 n = banyaknya subyek kelas kontrol Kriteria yang digunakan adalah H diterima jika tabel hitung tabel t t t    dengan derajat kebebasan dk = 1 n + 2 n -2 dan tolak Ho untuk harga t lainnya Sudjana, 2001: 239. Dari hasil perhitungan diperoleh s = 4,0238 dan t = - 1,397, sedangkan untuk α = 5 dengan dk = 75 diperoleh 00 , 2 75 95 ,   t t tabel . Karena tabel hitung tabel t t t    , maka H diterima dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda signifikan atau mempunyai kesamaan rata- rata. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32.

3.8.2. Analisis Tahap Akhir

Analisis tahap akhir meliputi: a Tes Kemampuan Pra-Syarat dan Tes Kemampuan Penguasaan Materi Data kuantitatif dari hasil tes kemampuan pra-syarat dan tes kemampuan penguasaan materi, mula-mula dianalisis dengan analisis pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda multiple choise dengan rumus:     1    n W R S Keterangan: S = Score W = Wrong n = Banyaknya pilihan jawaban. Arikunto, 2002:228 Kemudian skor yang diperoleh dikonversi menggunakan konversi skor standar 100 atau nilai 1-100 dengan mean ideal dan deviasi standar DS ideal sebagai berikut: 2 .. . .. ideal maksimum skor ideal Mean  3 .. . . ideal mean ideal S D  Kemudian dijabarkan: Skala nilai 100: Mean ideal + 2,25 DS ideal. Skala nilai 90 : Mean ideal + 1,75 DS ideal Skala nilai 80 : Mean ideal + 1,25 DS ideal Skala nilai 70 : Mean ideal + 0,75 DS ideal Skala nilai 60 : Mean ideal + 0,25 DS ideal Skala nilai 50 : Mean ideal – 0,25 DS ideal Skala nilai 40 : Mean ideal – 0,75 DS ideal Skala nilai 30 : Mean ideal – 1,25 DS ideal Skala nilai 20 : Mean ideal – 1,75 DS ideal Skala nilai 10 : Mean ideal – 2,25 DS ideal Purwanto:102 Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan penguasaan materi pokok bahasan pada diri siswa, digunakan rumus: gain = Nilai tes penguasaan materi – nilai tes kemampuan pra-syarat. b Skala Untuk Mengukur Motivasi Belajar Siswa Data kuantitatif yang diperoleh dari skala untuk mengukur motivasi siswa, dianalisis dengan persentase yaitu: 100 X skor total diperoleh yang skor N    Keterangan : N = persentase nilai siswa yang diperoleh. Kriteria persentase skor: Motivasi sangat tinggi : 85,00 -100,00 Motivasi tinggi : 69,00 - 84,99 Motivasi sedang : 53,00 - 68,99 Motivasi rendah : 37,00 -52,99 Motivasi sangat rendah : 25,00 -36,99 Sudjana, 2002:131 Penurunan motivasi belajar siswa dapat dilihat dengan membandingkan hasil analisis skala untuk mengukur motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah tindakan. c Lembar Observasi dan Tes Konsentrasi Angka Acak Data yang diperoleh dari lembar observasi dan tes konsentrasi angka acak, dianalisis dengan analisis deskriptif. Analisis deskripsi untuk lembar observasi dan tes konsentrasi acak didasarkan pada prosentase yang dihitung dengan rumus: 100 X skor total diperoleh yang skor N    Penurunan konsentrasi belajar siswa dapat dilihat dengan membandingkan hasil analisis tes konsentrasi angka acak sebelum dan sesudah tindakan. d Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh pada kedua kelas berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang akan diujikan adalah: H o : data berdistribusi normal H a : data berdistribusi tidak normal Untuk mengetahui distribusi data yang diperoleh, dilakukan uji normalitas menggunakan rumus Chi Kuadrat, yaitu:       k i i i i E E O 1 2 2  Keterangan : 2  = nilai Chi-Kuadrat Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan k = banyaknya kelas interval Sudjana, 2001:273 Kemudian harga 2  hitung dibandingkan dengan harga 2  tabel . Harga 2  tabel diperoleh dari tabel Chi Kuadrat dengan dk = k-3 dan  = 5 . Kriteria hipotesis diterima apabila 2  tabel  2  hitung e Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama sehingga dapat dikatakan kedua kelas tersebut homogen. Hipotesis yang digunakan adalah: H o : 2 1  = 2 2  variansnya homogen H a :  2 1  2 2  variansnya tidak homogen Keterangan: 2 1  = varians kelas eksperimen 2 2  = varians kelas kontrol Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus: F = terkecil ians terbesar ians var var Kriteria pengujian yang digunakan adalah Ho diterima jika 1 1 2 1    k b n n hitung F F  dengan taraf nyata 5 dan dk pembilang = n b –1 dan dk penyebut = n k –1. Keterangan: n b = banyaknya data yang variansnya lebih besar n k = banyaknya data yang variansnya lebih kecil Sudjana, 2001: 303 f Uji Kesamaan Dua Rata-rata Untuk membandingkan keadaan setelah dilakukannya tindakan penelitian, baik motivasi, konsentrasi maupun penguasaan materi pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol, maka perlu dilakukan uji kesamaan dua rata-rata. Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan uji dua pihak, dengan hipotesis yang digunakan adalah: H o : 2 1  = 2 2  H a :  2 1  2 2  H o : rata-rata kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan H a : rata-rata kedua kelompok berbeda secara signifikan Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus: 2 1 1 1 2 1 n n s t X X      2 n n s 1 n s 1 n s dengan 2 1 2 2 2 2 1 1 2       Keterangan : 1 X = Nilai rata-rata kelas eksperimen 2 X = Nilai rata-rata kelas kontrol 1 n = banyaknya subyek kelas eksperimen 2 n = banyaknya subyek kelas kontrol Kriteria yang digunakan adalah Ho diterima jika tabel hitung tabel t t t    dengan derajat kebebasan dk = 1 n + 2 n -2 dan tolak H o untuk harga t lainnya. Sudjana, 2001: 239

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar siswa diukur menggunakan instrumen skala untuk mengukur motivasi belajar siswa, yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan penelitian. Kelas kontrol tidak dilakukan tindakan penelitian, pengukuran motivasi belajar siswanya dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan terakhir pokok bahasan teori kinetik gas. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum dilakukan tindakan penelitian, dalam hal ini disebut motivasi awal, menunjukkan bahwa prosentase nilai yang dicapai siswa tertinggi adalah 78,3 dengan kriteria motivasi tinggi dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 48,33 dengan kriteria motivasi rendah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 33. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa setelah dilakukan tindakan penelitian, dalam hal ini disebut motivasi akhir, menunjukkan bahwa prosentase nilai yang dicapai siswa tertinggi adalah 81,67 dengan kriteria motivasi tinggi dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 50 dengan kriteria motivasi rendah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa pada kelas kontrol pada pertemuan awal motivasi awal menunjukkan bahwa prosentase nilai yang dicapai siswa tertinggi adalah 85 dengan kriteria motivasi sangat tinggi dan 67

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

0 6 150

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh pembelajaran Kooperatif tipe Make A match terhadap motivasi belajar matematika

1 8 166

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KREATIVITAS BELAJAR Penggunaan Metode Pembelajaran Make A Match Guna Meningkatkan Motivasi dan Kreativitas Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cepogo Tahun Ajaran 2011/

0 0 16