BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa diukur menggunakan instrumen skala untuk mengukur motivasi belajar siswa, yang dilakukan sebelum dan sesudah
tindakan penelitian. Kelas kontrol tidak dilakukan tindakan penelitian, pengukuran motivasi belajar siswanya dilakukan pada pertemuan pertama dan
pertemuan terakhir pokok bahasan teori kinetik gas. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen
sebelum dilakukan tindakan penelitian, dalam hal ini disebut motivasi awal, menunjukkan bahwa prosentase nilai yang dicapai siswa tertinggi adalah
78,3 dengan kriteria motivasi tinggi dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 48,33 dengan kriteria motivasi rendah. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 33. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa setelah dilakukan tindakan penelitian, dalam hal ini disebut motivasi akhir,
menunjukkan bahwa prosentase nilai yang dicapai siswa tertinggi adalah 81,67 dengan kriteria motivasi tinggi dan nilai terendah yang dicapai siswa
adalah 50 dengan kriteria motivasi rendah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34.
Hasil pengukuran motivasi belajar siswa pada kelas kontrol pada pertemuan awal motivasi awal menunjukkan bahwa prosentase nilai yang
dicapai siswa tertinggi adalah 85 dengan kriteria motivasi sangat tinggi dan
67
nilai terendah yang dicapai siswa adalah 45 dengan kriteria motivasi rendah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 37. Hasil pengukuran
motivasi belajar siswa pada pertemuan terakhir motivasi akhir menunjukkan bahwa prosentase nilai yang dicapai siswa tertinggi adalah 86,76 dengan
kriteria motivasi sangat tinggi dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 50 dengan kriteria motivasi rendah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 38. Berikut tabel distribusi frekuensi dari hasil pengukuran motivasi
belajar awal dan akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.1
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pengukuran Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa
pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Prosentase Nilai Kriteria Motivasi Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Frekuensi
Awal Frekuensi
Akhir Frekuensi
Awal Frekuensi
Akhir 85 - 100
Sangat Tinggi 1
1 69 - 84,99
Tinggi 3
9 1
3 53 - 68,99
Sedang 26
23 26
25 37 - 52,99
Rendah 4
1 6
5 25 - 36,99
Sangat Rendah Jumlah
33 33
34 34
Dari hasil pengukuran motivasi belajar awal dan akhir siswa, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, menunjukkan adanya perubahan
prosentase nilai motivasi. Pada kelas eksperimen, enam siswa mengalami penurunan prosentase nilai motivasi, empat siswa tetap dan 23 siswa lainnya
mengalami peningkatan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 35. Pada kelas kontrol, sebelas siswa mengalami penurunan
prosentase nilai motivasi, empat siswa tetap, dan 19 siswa lainnya mengalami
peningkatan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 39. Berikut tabel distribusi frekuensi perubahan motivasi belajar awal dan akhir
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.2
Tabel Distribusi Frekuensi Perubahan Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa
pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Perubahan maksimal
= 18.33 Panjang Kelas
= 5.28 Perubahan maksimal
= 15 Panjang Kelas
= 4.17 Perubahan minimal
= -13.33 Rata-rata x
= 4.95 Perubahan minimal
= -10 Rata-rata x
= 1.52 Rentang = 31.67
Simpangan = 6.88
Rentang = 25 Simpangan =
5.40 Banyak kelas = 6
Jumlah Siswa = 33
Banyak kelas = 6 Jumlah Siswa
= 34 Kelas Interval
Frekuensi Kelas Interval
Frekuensi -13.33 - -8.33
1 -13.33 - -8.33
4 -7.33 - -2.33
2 -7.33 - -2.33
7 -1.33 - 3.67
10 -1.33 - 3.67
13 4.67 - 9.67
13 4.67 - 9.67
8 10.67 - 15.67
4 10.67 - 15.67
1 16.67 - 21.67
3 16.67 - 21.67
1 Dari perubahan prosentase nilai motivasi belajar yang dialami siswa
tersebut, kemudian dilakukan uji normalitas data tersebut untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang diperoleh tersebut, sehingga dapat
dideteksi analisis perhitungan statistik yang digunakan, yaitu menggunakan statistik parametrik atau statistik nonparametrik.
Berdasarkan uji normalitas data perubahan prosentase nilai motivasi belajar awal dan akhir siswa pada kelas eksperimen, diperoleh
2
hitung
= 3,8140 dengan n = 33. Unt
uk taraf nyata α = 5, dk = 6-3, diperoleh
tabel 2
=
3 05
, 1
2
=
3 95
, 2
= 7,81. Karena
hitung 2
tabel 2
maka dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 36. Uji normalitas data perubahan
prosentase nilai motivasi belajar awal dan akhir siswa pada kelas kontrol, diperoleh
2
hitung
= 3,5710 dengan n = 34. U ntuk taraf nyata α = 5, dk = 6-3,
diperoleh
tabel 2
=
3 05
, 1
2
=
3 95
, 2
= 7,81. Karena
hitung 2
tabel 2
maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 40. Setelah diketahui bahwa data yang didapatkan berdistribusi normal,
maka dapat diketahui bahwa statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji kesamaan dua varians
data perubahan motivasi belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dari data perubahan motivasi belajar awal dan akhir siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh tabel perbandingan sebagai berikut: Tabel 4.3
Tabel Perbandingan Data Perubahan Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Sumber Variasi Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Jumlah Data
163 52
Jumlah Siswa 33
34 Rata-rata
4.95 1.52
Varians s
2
47.3064 29.1865
Standar Deviasi s 6.88
5.40
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai
hitung
F = 1,6208, sedangkan untuk
α = 5 dengan dk pembilang = 32 dan dk penyebut = 33 diperoleh
32 :
33 025
,
F F
tabel
= 2,01. Karena
tabel hitung
F F
, maka dapat disimpulkan
bahwa varians kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 41.
Setelah dilakukan uji kesamaan dua varians data perubahan motivasi belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, untuk mengetahui
pengaruh perbedaan perlakuan tindakan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji kesamaan dua rata-rata data tersebut. Dari hasil
perhitungan diperoleh s = 6,17309 dan t = - 2,274, sedangkan untuk α = 5
dengan dk = 75 diperoleh 00
, 2
75 95
,
t
t
tabel
. Karena kriteria
tabel hitung
tabel
t t
t
tidak terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda signifikan atau dapat dikatakan
rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan tindakan penelitian
rata-rata perubahan prosentase nilai motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol yang tidak dilakukan tindakan penelitian.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 42.
4.1.2. Konsentrasi Belajar Siswa