4.2.3. Uji Kelarutan Liquid Natural Rubber LNR
Uji kelarutan Liquid Natural Rubber LNR pada penelitian telah dilakukan dengan pelarut diantaranya adalah pelarut etanol absolute, pelarut aseton, pelarut
kloroform, pelarut toluena dan pelarut sikloheksana. Dimana sampel LNR dilarutkan dalam pelarut tersebut dengan perbandingan antara sampel LNR
dengan pelarut yaitu 1:10. Kelarutan dari sampel LNR dapat dilihat berdasarkan prinsip “like dissolves like”, dimana senyawa polar dapat larut dalam pelarut polar
dan senyawa non polar dapat larut dalam pelarut non polar. Dikatakan mudah
larut apabila suatu sampel dalam 1 bagian berat dilarutkan oleh 1-10 bagian
pelarut Estien, 2005. Berikut ini data kelarutan LNR pada tabel 4.7. berikut ini: Pelarut yang digunakan
Kelarutan
Etanol Absolut Tidak larut
Aseton Sedikit larut
Sikloheksana Larut Sebagian
Kloroform Mudah larut
Toluena Larut
Dari tabel 4.7. diatas menunjukkan hasil dimana LNR mudah larut dalam pelarut kloroform. Pelarut kloroform merupakan pelarut non polar namun paling
polar diantara pelarut non polar yang lain. Ini menunjukkan bahwa sifat kloroform ada sifat polarnya. Sehingga sampel pada Liquid Natural Rubber menunjukkan
sifat yang sama dengan pelarut kloroform berdasarkan prinsip “like dissolves
like ”. LNR dengan sifat ini mampu digunakan sebagai bahan pencampur perekat
antara senyawa dengan kepolarannya berbeda yang kompatibel karena memiliki gugus aktif yang polar hidrofilik yaitu pada gugus C=O dan gugus hidrokarbon
yang non polar hidrofobik berupa rantai karbon. Ini dapat dilihat pada gambar 4.11. berikut:
Gambar 4.11. Gugus aktif polar dan gugus non polar pada LNR
CH
2
CH
2
CH
3
H CH
2
CH
3
O
+
Karet Alam Rantai Pendek
Gugus aktif polar Gugus non polar
Universitas Sumatera Utara
4.2.4. Karakterisasi Pematangan Kompon NRCBLNR dengan Uji Reologi
Karakterisasi pematangan kompon NRCBLNR dilakukan melalui uji reologi dengan menggunakan alat Rheometer MDR 2000, yang meliputi nilai torsi
mak simum S’Max, torsi minimum S’min, waktu pematangan optimum TC
90
dan waktu pematangan dini TS
2
. Karakteristik pematangan kompon NRCBLNR dapat dilihat pada tabel 4.8. berikut ini:
Tabel 4.8. Data Karakteristik Pematangan Kompon NRCBLNR Karakteristik
Pematangan Rheometer MDR 2000 150
o
C Variasi Penambahan LNR gram
LNR LNR
2,5 LNR
5 LNR
10 LNR
15
Torsi S dNm
Maksimum 7,28
8,18 8,18
7,37 6,82
Minimum 0,23
0,30 0,27
0,20 0,11
Selisih 7,05
7,88 7,91
7,17 6,71
Waktu menit
TC
90
1,93 1,82
1,79 1,60 1,56
TS
2
0,76 0,70
0,68 0,65 0,68
ILP menit
-1
85,47 89,29
90,09 105,26 113,64
ILP = Indeks Laju Pematangan =
−
Dari data diatas pada tabel 4.8. maka didapatkan bahwa torsi maksimum maupun torsi minimum menurun dengan peningkatan penambahan jumlah LNR
dengan mengabaikan tanpa LNR. Kecuali torsi maksimum pada penambahan 2,5 g menghasilkan nilai yang tetap pada 8,18. Sedangkan derajat ikatan silang
crosslink density yang ditunjukkan dari perbedaan antara nilai torsi maksimum dan minimum menghasilkan nilai yang semakin meningkat mulai dari tanpa LNR
sampai penambahan LNR 5 g sedangkan penambahan LNR 10-15 g mengalami penurunan yang dapat dilihat pada tabel. Torsi disini bertujuan untuk
menunjukkan kekuatan bahan kompon NRCBLNR terhadap osilasi, dimana semakin kecil selisih antara torsi maksimum dengan torsi minimum, maka
semakin kecil derajatjumlah ikatan silang crosslink density antara molekul karet dengan bahan pemvulkanisasi belerang.
Kemudian pada laju pematangan yang dihasilkan juga mengalami peningkatan dengan penambahan jumlah LNR. Hal ini dapat dilihat pada nilai
Universitas Sumatera Utara
indeks laju pematangan ILP yang dihasilkan. Waktu pematangan dini TS
2
dari kompon NRCBLNR menunjukkan nilai yang bervariasi dan tidak konsisten
dengan penambahan jumlah LNR, sedangkan waktu vulkanisasi optimum TC
90
menunjukkan nilai yang semakin menurun dengan adanya penambahan jumlah LNR. Pada kompon NRCBLNR, semakin kecil waktu vulkanisasi optimumnya
TC
90
maka indeks laju pematangannya semakin naik dengan meningkatnya jumlah LNR.
Variasi karakteristik pematangan kompon NRCBLNR dengan adanya penambahan LNR menegaskan fungsi dari LNR sebagai kompatibiliser yang
mampu menghasilkan kompon yang kompatibel dimana bercampur dengan baik dengan bahan lain meskipun sifatnya yang berbeda dengan ditandai waktu
vulkanisasi optimumnya semakin cepat dengan indeks laju pematangan kompon yang semakin baik dengan adanya peningkatan jumlah LNR. Pada gambar 4.12.
dapat dilihat kurva vulkanisasi kompon NRCBLNR yang diperoleh berikut ini:
Gambar 4.12. Hasil kurva vulkanisasi kompon NRCBLNR
Berdasarkan gambar 4.12. diatas menunjukkan bahwa kurva dengan puncak tertinggi yaitu pada LNR 2,5 g diikuti pada LNR 5 g, LNR 10 g, tanpa
LNR dan terendah pada LNR 15 g. Dapat dilihat bahwa kurva LNR 2,5 g dan 5 g relatif saling berhimpitanberdempetan sedangkan kurva yang lainnya saling
berjauhan Arief Ramadhan dan M. Irfan Faturrohman, 2013.
LNR 2,5 g LNR 5 g
Tanpa LNR LNR 10 g
LNR 15 g
Universitas Sumatera Utara
4.2.5. Pengukuran Viskositas Mooney Kompon NRCBLNR