pelayaran ekspedisi ke Benua Amerika yang dahulu dikenal sebagai “Benua Baru”. Dalam perjalanan ini ditemukan sejenis pohon yang mengandung getah.
Pohon-pohon itu hidup secara liar di hutan-hutan pedalaman Amerika yang lebat.
Orang-orang Amerika asli mengambil getah dari tanaman tersebut dengan cara menebangnya. Getah yang didapat kemudian dijadikan bola yang dapat dipantul-
pantulkan. Bola ini disukai penduduk asli sebagai alat permainan. Penduduk Indian Amerika juga membuat alas kaki dan tempat air dari getah tersebut.
Pengenalan bahan baku karet ini kemudian berlanjut didaerah Seville pada tahun 1524. Raja Charles V memperkenalkan permainan tenis yang menggunakan
bola karet sebagai permainan dari “Dunia Baru” dengan mengundang beberapa pejabat Negara tetangga. Salah seorang diplomat Italia, Andrea Navagioro ikut
menyaksikan. Dalam bukunya yang ditulis dan diterbitkan di Daratan Eropa, Andrea Navagioro menggambarkan bola dari bahan karet sebagai bahan yang
bening dan lentur. Beranjak dari sini, karet mulai menarik perhatian banyak ahli untuk diteliti.
Tanaman karet sendiri mulai dikenal di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya, karet ditanam di Kebun Raya Bogor sebagai tanaman baru
untuk dikoleksi. Selanjutnya, karet dikembangkan menjadi tanaman perkebunan dan tersebar dibeberapa daerah. Ternyata pertumbuhan tanaman karet sangat
memuaskan sehingga mulai dibudidayakan di perkebunan-perkebunan. Dan sejak saat itu tanaman karet ditanam secara besar-besaran dan mengalami perluasan
yang sangat cepat Setyamidjaja, 1993.
2.1.2. Sifat -Sifat Karet Alam
Karet alam warnanya agak kecoklatan, sifat mekaniknya tergantung pada derajat vulkanisasi, melunak pada suhu 130
o
C dan terurai pada suhu 200
o
C. Sifat kimia karet alam kurang baik terhadap ketahanan minyak dan ketahanan pelarut. Zat
tersebut dapat larut dalam hidrokarbon, ester, asam asetat, dan sebagainya. Karet yang kenyal seperti mudah didegradasi oleh sinar UV dan ozon. Sifat-sifat karet
yang terpenting untuk menjamin mutunya :
Universitas Sumatera Utara
Viskositasnya harus rendah. Ketahanan oksidasinya harus tinggi.
Sifat-sifat pematangannya harus cepat matang. Kadar zat tambahan dan kotoran harus serendah mungkin
Kartowardoyo, 1980 Pada umumnya semakin tinggi BM hidrokarbon karet, semakin panjang
rantai molekul dan semakin tinggi tahanan terhadap aliran, dengan kata lain karetnya lebih kental dan keras. Ikatan C-C di dalam rantai polimer karet dapat
berubah sudut ikatannya karena pengaruh fisik dari luar. Molekul-molekul yang panjang di alam pada umumnya tidak lurus tetapi melingkar seperti spiral. Hal ini
memberikan sifat fleksibel, dapat ditarik pada batas-batas tertentu atau ditekan dan sifat lentur Mark, J.E. and Burak Erman. 2005. Adapun komposisi karet
alam segar terdapat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Komposisi karet alam segar No. Komponen Karet
Persentase
1. Kadar karet kering
30-35 2.
Substansi protein 1-1,5
3. Lipid
1-2,5 4.
Zat gula 1
5. Ion-ion anorganik
1 6.
Air 60-65
Liyanage, 1999
2.1.3. Pengolahan Karet Alam
Pada dasarnya karet mentah adalah karet yang belum dicampur dengan bahan kimia dan belum divulkanisasi. Pada saat ini dikenal dua golongan karet mentah
yaitu karet konvensional dan karet spesifikasi teknis. Beberapa contoh karet konvensional yaitu Ribbed Smoked Sheet RSS, Pale Crepe, Estate Brown Crepe,
Remill, Blanket Crepe .
Universitas Sumatera Utara
Jenis dan mutu karet ekspor Indonesia yaitu terdiri atas 83 karet spesifikasi teknis, 13 RSS, 3 lateks pekat dan 1 brown crepe serta jenis-
jenis lainnya Nurdin, et al. 2004. Karet jenis SIR-10 merupakan karet alam yang kualitasnya lebih baik dibanding karet SIR-20 dimana memiliki kandungan zat
pengotor dan zat abu lebih kecil dibanding SIR-20 masing-masing yaitu 0,1 bb dan 0,75 bb dengan warna cokelat sehingga kualitas dan mutunya lebih
baik dan dalam skala penelitian akan dihasilkan bahan polimer yang lebih baik dibanding SIR-20. Berikut ini tabel 2.2. yang memperlihatkan skema Standard
Indonesia Rubber Setyamidjaja, 1993.
Tabel 2.2. Skema Karet Standar Indonesia SIR Spesifikasi
Standard Indonesian Rubber
5CV 5LV
5L 5
10 20
50 Kadar kotoran
maks 0.05
0.05 0.05
0.05 0.1
0.2 0.5
Kadar abu
maks 0.5
0.5 0.5
0.5 0.75
1 1.5
Kadar zat menguap
1 1
1 1
1 1
1
PRI min -
- 60
60 40
50 30
Po min -
- 30
30 30
30 30
Indeks warna -
- 6
- -
- -
ASHT maks 8
8 -
- -
- -
Sari aseton -
6-8 -
- -
- -
Warna kode Hijau
Hijau Hijau Hijau Cokelat Merah Kuning Setyamidjaja, 1993
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Proses Pembuatan Karet