Kesimpulan Saran Ketebalan film

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Karakteristik Edible film yang diperoleh dari pati sukun-Kitosan dengan perbandingan 1:1; 1:2 dan 1:3 adalah Nilai Kuat tarik dari edible film pati sukun:kitosan 1:1 = 7,7 MPa, 1:2 = 3,2 MPa dan 1:3 =2,3 MPa. Dan Nilai Elongasi dari Pati sukun : Kitosan 1:1 = 10,06 ; 1:2 = 14,22 ;dan 22,32 . Dari Hasil Analisa SEM Edible Film yang didapatkan belum bercampur secara homogen. Dari hasil Ketahanan termal diketahui bahwa edible film tidak stabil pada suhu tinggi, dan pada suhu 89,78 C mulai melebur, dan mulai terdekompisisi pada suhu 313,57 C. Dari Hasil FT-IR diketahui tidak terjadi reaksi kimia pada edible film, yang terjadi hanya interaksi ikatan Hidrogen antara pati dan kitosan, dari data terlihat melebar daerah serapan OH dan NH. Dari Analisa WVTR diketahui bahwa edible film perbandingan 1:3 edible film memiliki daya hambat terhadap uap air lebih besar dan memiliki ketahanan air yang paling besar. Dari hasil analisa antimikroba edible film pada perbandingan 1:1 memiliki aktivitas anti bakteri yang paling besar terhadap bakteri E.Coli dan S.Aureus.

5.2. Saran

Perlu dilakukan peneltian mengenai faktor suhu pencampuran, variasi konsentrasi Gliserol pada pembuatan Edible Film dari pati sukun-Kitosan Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Edible Film

Edible film merupakan istilah ilmiah bagi kemasan yang bisa dimakan. Saat ini gencar dikembangkan bersamaan dengan kemasan yang gampang terurai atau yang diberi nama biodegradable film. Edible film sudah sudah pasti tergolong biodegradable film , namun tidak sebaliknya. Batasan makna kemasan bisa dimakan bergantung pada proses peracikan, proses pengemasan dan segala modifikasi perlakuan yang terkait. Jika bahan baku dan bahan racikannya adalah bahan yang bisa dimakan dan hanya perubahan struktur bahan baku yang terjadi selama proses pemasakan, perubahan pH atau modifikasi enzimatis, maka kemasan tersebut digolongkan kemasan bisa dimakan Bardant dan Dewi, 2007. Baldwin 1994 dan Wong et al. 1994 mengatakan bahwa secara teoritis bahan edible film harus memiliki sifat-sifat seperti: 1. Menahan kehilangan air bahan pangan. 2. Memiliki permeabilitas selektif terhadap gas tertentu. 3. Mengendalikan perpindahan padatan terlarut untuk mempertahankan kualitas bahan pangan. 4. Menjadi pembawa bahan aditif seperti pewarna, pengawet, dan penambah aroma yang dapat memperbaiki mutu bahan pangan. Film sebagai pengemasan edible packaging pada dasarnya dibagi atas tiga bentuk pengemasan yaitu: 1. Edible film merupakan bahan pengemas yang telah dibentuk terlebih dahulu berupa lapisan tipis film sebelum digunakan untuk mengemas produk pangan. Universitas Sumatera Utara 2. Edible coating berupa pengemas yang dibentuk langsung pada produk dan bahan pangan. 3. Enkapsulasi yaitu suatu aplikasi yang ditujukan untuk membawa komponen- komponen bahan tambahan makanan tertentu untuk meningkatkan penanganan terhadap suatu produk pangan sesuai dengan yang diinginkan.

2.1.1. Pembentukan edible film

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan edible film antara lain: a. Suhu Perlakuan panas diperlukan untuk membentuk pati tergelatinasi sehingga terbentuk pasta pati yang merupakan bentuk awal edible film. Suhu pemanasan pati akan menentukan sifat mekanik edible film yang terbentuk. Suhu pemanasan akan menentukan tingkat gelatinisasi yang terjadi yang pada akhirnya menentukan sifat fisik dari pasta yang terbentuk. b. Konsentrasi pati Konsentrasi pati memberikan kontribusi terhadap kadar amilosa dalam larutan pati sehingga berpengaruh terhadap sifat pasta yang dihasilkan. c. Plastisizer dan bahan aditif lain Konsentrasi plastisizer dan bahan aditif lain yang ditambahkan ke dalam formula film akan berpengaruh terhadap sifat film yang terbentuk bahan-bahan tersebut akan berinteraksi dengan pati.

2.1.2 Sifat fisiko-kimia-biologi edible film

a. Ketebalan film

Menurut McHugh dan Krochta 1994 ketebalan juga sangat mempengaruhi sifat fisik dan mekanik edible film, seperti tensile strength, elongation, dan water vapor transmission rate WVTR. Faktor yang dapat mempengaruhi ketebalan edible film Universitas Sumatera Utara adalah konsentrasi padatan terlarut pada larutan pembentuk film dan ukuran pelat pencetak. Semakin tinggi konsentrasi padatan terlarut, maka ketebalan film akan meningkat. Sebagai kemasan, semakin tebal edible film maka kemampuan penahanannya semakin besar, sehingga umur simpan produk akan semakin panjang.

b. Tensile strength MPa kekuatan renggang putus