sehingga cocok untuk bahan pembentuk film yang bersifat hidrofilik seperti pati. Ia dapat meningkatkan sorpsi molekul polar seperti air. Peran gliserol sebagai
plastscizer dan konsentrasinya meningkatkan fleksibilitas film Gontard et al, 1993;
Mali et al, 2005; Bertuzi et al, 2007. Molekul plastisizer akan mengganggu kekompakan pati, menurunkan interaksi intermolekuler dan meningkatkan mobilitas
polimer. Selanjutnya mengakibatkan peningkatan elongation dan penurunan tensile strength
seiring dengan peningkatan konsentrasi gliserol. Penurunan interaksi intermolekuler dan peningkatan mobilitas molekul akan memfasilitasi migrasi
molekul uap air Rodriguez et al. 2006.
2.6 Karakterisasi Edible Film
Karakterisasi edible film dapat ditentukan dengan menggunakan instrumentasi seperti FT-IR; DTA dan TGA.
2.6.1 Fourier Transform Infrared FTIR
Spektrofotometer inframerah pada umumnya digunakan untuk menentukan gugus fungsi suatu senyawa organik dan mengetahui informasi struktur suatu senyawa
organik dengan membandingkan daerah sidik jarinya.
Cahaya tampak terdiri dari beberapa range frekuensi elektromagnetik yang berbeda. Radiasi inframerah juga mengandung beberapa range frekuensi tetapi tidak
dapat dilihat oleh mata. Pengukuran pada spektrum inframerah dilakukan pada daerah cahaya inframerah tengah mid-infrared yaitu pada panjang gelombang 2.5-50 µm
atau bilangan gelombang 4000 – 200 cm
-1
. Metoda ini sangat berguna untuk mengidentifikasi senyawa organik dan organometalik Sagala,2013.
Universitas Sumatera Utara
FTIR telah membawa tingkat keserbagunaan yang lebih besar ke penelitian- penelitian struktur polimer.Karena spektrum-spektrum bisa di-scan, disimpan, dan
ditransformasikan dalam hitungan detik, teknik ini memudahkan penelitian reaksi- reaksi polimer seperti degradasi atau ikat silang.Persyaratan-persyaratan ukuran
sampel yang sangat kecil mempermudah kopling instrumen FTIR dengan suatu mikroskop untuk analisis bagian-bagian sampel polimer yang sangat terlokalisasi.Dan
kemampuan untuk substraksi digital memungkinkan seseorang untuk melahirkan spektrum-spektrum lainnya yang tersembunyi Steven, 2001.
2.6.2 Scanning Electron Microscopy SEM
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang dapat melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali. Mikroskop ini menggunakan elektrostatik dan
elektromagnetik untuk pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya Sagala, 2013.
SEM adalah alat yang dapat membentuk bayangan permukaan spesimen secara makroskopik. Berkas elektron dengan diameter 5-10 nm diarahkan pada
spesimen interaksi berkas elektron dengan spesimen menghasilkan beberapa fenomena yaitu hamburan balik berkas elektron, sinar x, elektron sekunder, absorbsi
elektron.
Teknik SEM pada hakikatnya merupakan pemeriksaan dan analisa permukaan. Data atau tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan atau dari
lapisan yang tebalnya sekitar 20 µm dari permukaan yang diperoleh merupakan gambar tofografi dengan segala tonjolan, lekukan, dan lubang permukaan
Wirjosentono, 1996.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3 DTA Diferential Thermal Analysis dan TGA Thermal Gravimetry Analysis