Analisa Antimikroba Analisa SEM Scanning Electron Microscopy

konsentrasi pati maka nilai mengembang juga semakin besar dikarenakan kecenderungan pati yang lebih banyak memiliki banyak gugs hidroksil OH - sehingga lebih banyak menyerap air. Di grafik terlihat pada perbandingan pati sukun-kitosan 1:1, memiliki nilai derajat mengembang terbesar dan dikatakan kurang tahan terhadap air. Pati sukun lebih banyak mengandung amilopektin yang memiliki lebih banyak percabangan.Percabangan ini mengakibatkan ikatan antar rantai dalam amilopektin lebih mudah putus. Dengan sifat amilopektin yang lebih amorf maka banyak ruang kosong sehingga rapat massa antar rantai dalam pati sukun tidak terlalu besar dan penyerapan terhadap airnya cukup besar sehingga ketahanan airnya rendah. Penambahan kitosan mampu meningkatkan rapat massa edible film dan menyebabkan jumlah air yang terserap semakin kecil. Ruang kosong akan diisi oleh kitosan yang memiliki sifat hidrofobik sehingga edible film yang dihasilkan akan lebih rapat dan meningkatkan ketahanan terhadap air. Wini, 2013

4.2.5. Analisa Antimikroba

Pada pengamatan terhadap aktivitas antimikroba diperoleh data bahwa Edible film dengan perbandingan 1:1 mempunyai nilai indeks antimikroba yang paling besar terhadap bakteri E.Coli dan S. Aureus. Interaksi muatan positif molekul kitosan dengan muatan negatif membran sel mikroba menyebabkan terjadinya lisis sehingga terjadi kebocoran protein dan komponen penyusun intraseluler dari dalam sel mikroba. Kitosan dapat berfungsi sebagai chelating agent yang secara spesifik mengikat ion metal sehingga dapat menghambat produksi toksin dan pertumbuhan mikroba. Kitosan juga dapat mengikat air dan dapat menghambat berbagai enzim. Kitosan dapat mengikat DNA dan menghambat sintesis mRNA Shahidi et al., 1999. Riaudo et al. 1999 melaporkan bahwa adanya interaksi antara kation dari asam organik sebagai pelarut dan nitrogen dari gugus amino kitosan. Interaksi ini sangat mempengaruhi efek antimikroba dari edible film pati sukun- kitosan yang dihasilkan. Tidak adanya aktivitas pada film perbandingan 1:2 dikarenakan interaksi antara kation asam organik sebagai pelarut dan nitrogen dari gugus asam amino di ganggu Universitas Sumatera Utara oleh gugus OH dari pati dan plastisizer. Sehingga aktivitas nya tidak tampak, namun pada 1:1 dan 1:3 ada aktivitas dikarenakan jumlah perbandingan yang sesuai sehingga tidak mengganggu aktivitas antibakteri, hanya mengurangi saja.

4.2.6. Analisa SEM Scanning Electron Microscopy

Morfologi permukaan dianalisis dengan SEM. Hasil yang didapatkan dipengaruhi oleh bahan bahan penyusun dari edible film, apakah bahan yang digunakan dapat bercampur atau tidak antar matriks maupun pemlastis yang ditambahkan. Sampel yang digunakan untuk uji SEM adalah sampel dengan nilai kuat tarik teringgi yaitu 1:1. Berdasarkan hasil SEM diperoleh bahwa pencampuran antara kitosan dan pati sukun tidak dapat bercampur sempurna. Hal ini dilihat disebabkan oleh molekul kitosan yang mengadakan interaksi hidrogen intra molekuler, lebih kuat daripada interaksi hidrogen inter molekuler, Xu 2004. Hal ini menimbulkan pemisahan fasa antar fasa pati dan fasa kitosan, yang menyebabkan komponen di dalam edible film tidak tecampur sempurna.

4.2.7. Analisa Thermal Gravimetri Analysis TGA