3.3.7 Uji Anti Mikroba
a. Persiapan Kultur UJi
Kultur
murni
bakteri
Diinokulasikan ke dalam 10 ml Nutrient Broth
Diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam
Kultur Uji
Universitas Sumatera Utara
b. Pengujian Aktivitas anti mikroba dengan metode cakram
Kultur Uji
Diinokulasikan 0,2 kedalam 20 ml NA
Dituangkan kedalam cawan petri dan dibiarkan mengeras
Dibuat potongan edible film
dengan diameter 1 cm
Ditempelkan potongan edible film
ke dalam cawan Berisi Nutrien Agar yang
mengeras
Diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam
Diukur diameter penghambatan mm
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Hasil Uji Mekanik Edible film
Hasil Uji Kekuatan Tarik, Kemuluran dan Ketebalan Edible film dari variasi pati sukun dan kitosan dengan perbandingan 1:1 ; 1:2 ; dan 1:3 dengan plastisizer Gliserol
ditunjukkan pada tabel 4.1. Perhitungan uji kekuatan tarik dan kemuluran dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.1. Nilai Kuat Tarik; Kemuluran; dan Ketebalan Edible film pati sukun - kitosan
No Parameter
Perbandingan pati sukun-kitosan 1:1
1:2 1:3
1 Kuat Tarik MPa
7,7 3,2
2.3 2
Kemuluran 10,06
14,22 22,32
3 Ketebalan mm
0,12 0,14
0,15
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Table 4.2. Analisa Gugus Fungsi Dengan Spektrofotometer FT-IR
4.1.3. Analisis WVTR Water Vapor Transmition Rate Edible Film Pati sukun - Kitosan
Sampel yang digunakan adalah edible film dengan perbandingan pati sukun dan kitosan 1:1; 1:2 dan 1:3 menggunakan plastisizer gliserol sebanyak 1,2 ml
Tabel 4.3. Hasil WVTR Edible Film pati Sukun – Kitosan
No Sampel
WVTR Kgm
2
jam 1
1:1 0,1808
2 1:2
0,1883 3
1:3 0,1733
4.1.4. Hasil Pengukuran derajat Mengembang Swelling Edible Film Pati Sukun-Kitosan
Pengukuran derajat mengembang Swelling dilakukan pada edible film pati sukun dan kitosan yang diperoleh. Pengukuran derajat swelling dapat dihitung melalui
rumus : Gugus Fungsi Bilangan gelombang
Bilangan gelombang cm-1 Teori
CH 2931, 80 1 :1
2885-3000 2924,09 1:2; 1:2
2931,95 P OH
3448,72 1:1; 1:2; 1:3; K 3297 P
3200-3500 NH
3448,72 1:1; 1:2; 1:3 3100-3500
Universitas Sumatera Utara
dimana : Wg = Berat sampel yang mengembang
Wo = Berat sampel awal
Hasil pengukuran sifat mengembang didalam air dapat dilihat pada Gambar 4.3
Gambar 4.2. Grafik Uji Sifat mengembang Edible film pati sukun -kitosan
4.1.5. Hasil Pengamatan Aktivitas Antimikroba Edible Film Pati Sukun - Kitosan
Dari Hasil Pengamatan terhadap aktivitas Antibakteri pada edible film pati sukun –
Kitosan dengan perbandingan 1:1; 1:2 dan 1:3 dengan menggunakan metode cakram diperoleh data Indeks antimikroba sebagai berikut.
Dengan Rumus Indeks anti Mikroba sebagai berikut
Indeks Anti Mikroba =
88.105
75.85675 85.195
65 70
75 80
85 90
S 1:K1 S1:K2
S1:K3 D
e rajat
S we
ll in
g
Perbandingan Pati Sukun S : Kitosan K
Grafik Sifat mengembang Edible Film
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.1.7. Hasil Analisa Thermal Gravimetry Analysis TGA Edible film pati sukun - kitosan
Pada analisis ini sampel yang digunakan adalah edible film dengan perbandingan pati sukun : kitosan = 1:1, hasil dapat dilihat pada tabel 4.2. Grafik Terlampir.
Tabel 4.5. Hasil Analisa TGA Edible film pati Sukun – Kitosan
4.1.8. Hasil Analisa Diferential Thermal Analysis DTA Edible film pati sukun -kitosan
Analisis sifat thermal edible film pati sukun – kitosan pada perbandingan 1:1
ditunjukkan pada tabel 4.3. berikut. Grafik terlampir.
Tabel 4.6. Hasil Analisa DTA Edible film Pati sukun -Kitosan = 1:1
Parameter Sampel
Suhu awal 34-100
C Suhu Puncak Degradasi
274 C -326
C Residu
19,81
Parameter Sampel
Suhu Endotermal C
89.78 C
Suhu Exotermal C
263 C ; 313
C
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pembahasan
4.2.1. Analisa Sifat mekanik
a. Kuat tarik
Kekuatan tarik daya regang adalah kemampuan suatu bahan untuk tahan dibawah tekanan hingga putus Sperling, 2006. Kekuatan tarik suatu bahan timbul sebagai
reaksi dari ikatan polimer antara atom-atom atau ikatan sekunder antar rantai terhadap gaya luar yang diberikan, Druchta, 2004. Sifat kuat tarik tergantung pada
konsentrasi dan jenis bahan penyusun edible film terutama sifat kohesi struktural. Kohesi struktural adalah kemampuan polimer untuk menentukan kuat atau tidak
ikatan antar rantai molekul antar rantai polimer.
Dari data yang diperoleh kuat tarik yang paling tinggi diperoleh pada perbandingan pati sukun : kitosan 1:1 yaitu 7.7 MPa. Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang diteliti
oleh wini setiani, 2013 yaitu sebesar 8,62 MPa. Hal ini juga sesuai dengan yang dilakukan Xu, 2004 pada pati beras-kitosan, dimana perbandingan 1:1 mempunyai
nilai kuat tarik yang terbesar. Hal ini disebabkan pebentukan ikatan hidrogen intermolekular yang kuat antara NH
2
dari kitosan dengan OH dari pati. Namun pada perbandingan kitosan 1:2; dan 1:3 nilai Kuat tariknya berkurang, berkurangnya nilai
kuat tarik ini terjadi karena terjadi pembentukan ikatan hidrogen intra-molekular dan ikatan hidrogen inter-molekular, sehingga terjadi pemisahan fasa antar dua
komponen penyusun Xu, 2004. Didukung sifat kitosan yang sulit bersatu dalam air, sehingga kitosan terpisah dengan pati, tidak homogen yang ditunjukkan oleh SEM
dimana masih terdapat yang belum homogen. Juga adanya plastisizer maka molekul plastisizer
akan mengganggu kekompakan pati, sehingga akan menurunkan interaksi intermolekul dan meningkatkan mobilitas polimer Rodriguez, 2006.
Universitas Sumatera Utara
b. Kemuluran