sini, dapat difahami, nilai-nilai spiritual yang ada dalam sebuah ajaran agama, dapat dijadikan pedoman bagi pengikutnya dalam menjalankan aktivitas ekonominya.
Pada prinsipnya, spiritual marketing merupakan bagian dari etika marketing yang dapat memberikan panduan bagi marketer dalam menjalankan kegiatan
pemasarannya sehingga sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh perusahaan. Tujuan dari kegiatan pemasaran diharapkan mengarah pada pemerolehan keuntungan
yang besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, secara internal, perusahaan sudah mempunyai rambu-rambu tersendiri dalam melaksanakan kegiatan pemasaran.
Pendekatan spiritual dalam membangun brand, misalnya, diyakini tidak hanya sanggup mendongkrak profit, lebih dari itu mampu menebarkan value yang menjamin
kelanggengan merek. Bahkan sanggup membentuk diferensiasi yang tak tertandingi. Lalu dimana sesungguhnya efek luar biasanya? Bahwa pemasaran tidak hanya dalam
pengertian the meaning of marketing, melainkan juga dalam pengertian marketing of the meaning. Yang berarti adanya tuntutan agar dunia pemasaran menunjukkan
nilainya. Bahwasanya pemasaran tidak hanya produk dan manfaat fungsional ataupun emosional, melainkan mesti pula menonjolkan manfaat spiritual.
2.1.5 Kepercayaan Trust
2.1.5.1 Pengertian Kepercayaan
Menurut Peppers 2004:43,
Kepercayaan trust
didefinisikan sebagaikeyakinansatu pihakdalamkehandalan, daya tahan,danintegritas dalam
hubungan relationship lainanggota, dankeyakinan bahwaaksinyaadalahdalam
kepentinganterbaikdanakan menghasilkanhasil yangpositif bagipihak yang dipercaya. Terbukti denganbanyaknyaliteratur tentangpentingnya kepercayaan trustdalam
pembentukanhubungan, kehadirankepercayaan trust adalah pusathubungan relationship
yang sukses. Manfaathubunganberdasarkan kepercayaanyangsignifikandandijelaskan sebagaiberikut :
1. Kerjasama
cooperation: Kepercayaan
trustbertindakuntuk mengurangiperasaanketidakpastiandanrisiko, sehingga bertindakuntuk
menimbulkankerjasamapeningkatanantara hubungan anggota. 2.
Komitmen commitment:
jugasebuah blok membangunhubungan, komitmenmemerlukankerentanan,
makaakan terbentukhanyadengan pihakdapat dipercaya.
3. Durasihubungan
relationship duration: kepercayaan
trustmendoronghubungananggota inibekerjauntuk melestarikanhubungan danuntukmenahan godaandalam mengambilkeuntungan jangka
pendekdanataubertindakoportunis. 4.
Kualitas quality:
mempercayaipihaklebih cenderunguntuk menerimadanmenggunakaninformasi darimitraterpercaya,
dan pada gilirannyauntuk mendapatkan keuntunganyang lebih besar dari informasi.
Menurut Ferrinadewi 2008:93 keyakinan dan sikap konsumen merupakan komponen psikologi konsumen yang mempengaruhi perilaku konsumen baik itu
dalam proses pengambilan keputusan pembelian maupun perilaku dalam hal
keputusan untuk tidak lagi menggunakan produk. Secara sadar maupun tidak, tindakan konsumen dipengaruhi oleh sikap dan keyakinannya.
Menurut Hawkins dalam Ferrinadewi 2008:94 sikap adalah proses pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi dan kognitif yang bersifat jangka panjang
dan berkaitan dengan aspek lingkungan disekitarnya. Sebagian konsumen cenderung memiliki keyakinan bahwa mereka akan
berhadapan dengan situasi yang sama dimasa yang akan datang. Sikap menjadi wujud dari antisipasi mereka ketika mereka harus berada dalam situasi tersebut.
Menurut Ferrinadewi 2008:96-98 sikap memiliki beberapa komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif.
1. Komponen kognitif
Dalam komponen kognitif terdiri dari keyakinan dan pengetahuan konsumen tentang produk. Keyakinan dan pengetahuan tentang produk ini berbeda
antara satu konsumen dengan konsumen yang lain.Semakin positif keyakinan konsumen terhadap produk maka semakin positif pula sikap konsumen
terhadap produk. 2.
Komponen afektif Komponen afektif merupakan perasaan atau emosi kita terhadap objek
tertentu. Biasanya diungkapkan dalam bentuk rasa suka atau tidak suka. Umumnya keyakinan konsumen akan suatu produk melekat erat dengan
perasaannya.
3. Komponen konatif
Keyakinan dan rasa suka pada suatu produk akan mendorong konsumen melakukan tindakan sebagai wujud dari keyakinan dan perasaannya.
Dalam riset Costabile dalam Ferrinadewi 2008:147 kepercayaan atau trust didefinisikan sebagai persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen
didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urut-urutan transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Variabel Hasil
Rini, dkk. 2015
Strategi Pemasaran
Rasional,Emosion al,Dan Spiritual
Pada Perbankan Syariah Di Kota
Medan Variabel
independen: Pemasaran
Rasional, Emosional,
dan Spiritual
Variabel dependen:
Loyalitas dan
Kepercyaan Hasil uji F secara serempak
menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan.
Sedangkan uji t menunjukkan hasil yang positif dan
signifikan antara variabel rasional
,emosional dan
spiritual terhadap kepercayaan nasabah.