Kesimpulan Kajian Organologis Tengtung Buatan Bapak Rosul Damanik Di Desa Sarimatondang I, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada pembahasan, penulis dapat menarik kesimpulan. Adapun kesimpulannya yaitu pembuatan alat musik tengtung Simalungun sangat sederhana hanya membutuhkan seruas bambu yang mengikutkan antara batas ruasnya, dan alat-alat yang di gunakan dalam pembutan sangat sederhana dan mudah untuk di dapat. Tengtung adalah alat musik tradisional Simalungun yang berjenis idiofon- kordofon Idiokord atau disebut juga dengan kordofon berdawai. Bahannya yang terbuat dari seruas buluh bolon atau balake. Bambu itu disebut juga dengan bambu besar. Meskipun terlihat sederhana namun dalam pembuatannya rumit dan butuh konsentrasi yang penuh. Tengtung dimainkan dengan cara memukul senar tengtung dengan sepotong kayu inggol yang berbentuk stik . Dengan tangan kanan memeganggual’gualalat pemukul dan tangan kiri berfungsi sebagai penepuk ujung tengtung sebagai tempo. Dalam klasifikasinya berdasarkan karakteristik bentuknya alat musik tengtung Simalungun ini yaitu kordofon yang berjenis siter. Memiliki penahanan senar tengtung sebagai tabung sempurna whole tube zither. Senar tengtung diambil dari kulit bambu dengan masih tersambung disetiap ujungnya. Dalam hal ini material senar dan penahanannya adalah sama idiochord musical bows. Tengtung juga mempunyai lubang resonator tambahan with extra Universitas Sumatera Utara resonator. Berdasarkan metode memainkan alat musik tengtung digolongkan sebagai idiofon dipukul struck idiophones. Tengtung sebagai idiofon pukul langsung idiophones struck directly dengan satu tongkat pemukultongkat perkusi tunggal individual percussion sticks. Pada awalnya alat musik tengtung ini diciptakan berdasarkan kegiatan- kegiatan untuk kebutuhan hidup, seperti dalam usaha pertanian yang sistem pengolahannya selalu berubah, baik perawatan maupun pengawasannya. Pada umumnya bila padi berbuah harus dijaga agar tidak dimakan binatang-binatang yang berada di hutan. Untuk menghindari hal tersebut maka diciptakan sejenis alat untuk mengisi waktu lowong bagi si penjaga. Di sisi lain ada pula yang mengatakan bunyi tengtung dapat menghibur dewa padi dengan harapan buah padinya akan berlimpah ruah. Dahulu permainan alat musik tengtung ini dimainkan dengan permainan tunggal solo instrument. Dikatakan tunggal karena dengan memainkannya dengan vokal biasanya pada lagu yang bertempo lambat. Dalam hal ini tengtung ini sebagai penentu temporitem. Sehingga dimainkan dengan vokal. Namun jika dimainkan secara ensambel dapat pula dengan menggabungkan alat musik melodi kecil lainnya seperti kecapi dan suling. Hal ini untuk pemakaian pada upacara pemanggilan roh. Tengtung merupakan alat musik yang sudah hampir punah dan tidak ada lagi dijumpa di daerah Simalungun seperti alat musik lainnya. Hal ini dikarenakan Keberadaan alat musik tengtung Simalungun pada zaman dahulu dengan sekarang Universitas Sumatera Utara sudahlah mengalami pergesaran yang sangat jauh, hal ini disebabkan akan kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat dengan konsumsi musik yang dipakai oleh masyarakat Simalungun berkembang oleh perkembangan zaman terlebih kepada kaum pemuda-pemudi. Meskipun hampir punah alat musik tengtung ini masih dilestarikan oleh seorang musisi Simalungun yang berasal dari desa Sarimatondang kecamatan Sidamanik ini. Beliau bernama Bapak Rosul Damanik, beliau merupakan seniman Simalungun yang masih memahami betul alat musik tengtung ini. Beliau adalah seniman Simalungun yang masih produktif dalam mewariskan dan mempelajari alat tradisional Simalungun terlebih tengtung. Meskipun usia yang sudah tua, beliau tetap menjadikan prioritas untuk menjaga,melestarikan, mengkonsumsi alat tradisional Simalungun. Selain beliau ada pula seniman Simalungun yang juga mengetahui alat musik tengtung ini, yaitu salah satu dosen Universitas Sumatera Utara yang berada pada Fakultas Ilmu Budaya jurusan Etnomusikologi. Beliau bernama Bapak Setia Dermawan Purba. Beliau juga pernah meneliti alat musik tengtung Simalungun dan memiliki hasil karya tulisnya di sebuah buku yang berjudul “Musik Tradisional Simalungun”. Bapak Setia Dermawan Purba juga mampu dalam membuat dan memainkan alat musik tengtung Simalungun. Ada juga salah satu seniman Simalungun yang tahu sedikitnya alat musik tengtung Simalungun ini. Beliau adalah Bapak J. Badu Purba Siboro. Beliau seniman yang lebih spesifik pada alat musik tiup Simalungun. Namun beliau mengetahui juga sedikit banyaknya alat musik tengtung Simalungun ini. Universitas Sumatera Utara Akibat faktor zaman yang sudah maju pesat membuat kebutuhan konsumsi musik kalangan pemuda-pemudi sudah berbeda dan berubah. Dengan keadaan berkembangnya kebutuhan masyarakat Simalungun sekarang ini, terhadap konsumsi musik dengan berbagai pengaruh kebudayaan lain, baik dari luar maupun dari dalam, beliau masih sangat berharap agar kelak alat musik tengtung ini tetap eksis dan tetap dikenal luas, baik oleh masyarakat Simalungun sendiri maupun orang-orang di luar etnis Simalungun itu sendiri.

5.2 Saran