Biografi Singkat Bapak Rosul Damanik

Kelompok kristen Simalungun yang masuk dari upaya ini pada awalnya hanya sekadar bagian dari Gereja Batak Toba dinamakan HKBP-S.Namun pada tahun 1964 terjadi pemisahan dan lahirlah organisasi baru yang menamakan diri sebagai Gereja Kristen Protestan Simalungun GKPS. Salah satu bagian integral dari proses kristenisasi adalah berupa pendirian gereja-gereja dan sekolah-sekolah. Di sana anak-anak dan orang-orang dewasa dapat belajar membaca dan menulis dalam bahasa mereka sendiri dan kemudian dalam bahasa Indonesia.

2.7 Biografi Singkat Bapak Rosul Damanik

Bapak Rosul Damanik adalah seorang seniman Simalungun yang ahli dalam pemainpengrajin Gual Simalungun serta berkecimpung dalam pemainpengrajin sarunei dan seruling bambu. Bapak Rosul Damanik juga sebagai pekerja di pemerintahan NKRI sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS di Sidamanik, yang spesifik sebagai pemerhati budaya Simalungun. Bapak Rosul Damanik lahir di desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, pada tanggal 10 November 1957. Beliau lahir dari keluarga yang mempunyai talenta dalam bermusik dan menganut kepercayaanagama islam dan suku Simalungun. Ayahnya bernama D. Damanik Alm sebagai Wiraswasta dan Pemainpengrajin sarunei. Ibunya bernama O. Sitio Alm sebagai petani. Bapak Rosul Damanik memiliki lima saudara laki-laki dan satu saudara perempuan, beliau merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Ayah beliau juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebagai pemain Sarunei. Jiwa seni yang dimiliki beliau diwariskan oleh orang tuanya dan para orangtua zaman dulu yang masih sangat kental budayanya serta keahlian dalam bermusik melalui Universitas Sumatera Utara perkumpulan di desa Sarimatondang. Beliau mengenal alat musik sarunei dari Ayahnya dan mulai belajar alat musik tersebut dengan cara melihat orang bermain sarunei pada acara pesta-pesta dan perkumpulan para orangtua di desa Sarimatondang, termasuk alat musik tengtung yang beliau pelajari ketika waktu remaja dengan para orangtua di pematang sawahladang. Dengan keinginan yang besar beliau belajar sendiri memainkan sarunei, lambat laun beliau sudah mahir memainkan sarunei dan pada saat beliau berumur 21 tahun, beliau sudah mahir memainkan sarunei, sordam dan alat musik tiup lainnya. Setelah itu beliau mempelajari alat musik pukul, antara lain: garantung,gonrang serta tengtung. Bapak Rosul Damanik menikah dengan Ibu E. Sitanggang, pada tahun 1987. Mereka dikaruniakan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan. Salah satu anak perempuan yang nomor empat mengikuti jejak musisi Bapak Rosul Damanik. Anak perempuannya sebagai penyanyi keyboard Simalungun dalam pesta-pesta Simalungun. Banyak acara yang sudah diikuti oleh Bapak Rosul Damanik di Kabupaten Simalungun, baik dalam hal pesta pernikahan, kematian bahkan acara adat lainnya di Kabupaten Simalungun. Bapak Rosul Damanik selalu menjadi salah satu tamu penting dalam acara perkenalan budaya Simalungun. Awal memperkenalkan musik dan budaya Simalungun pada tahun 1994 sebagai peniup sarunei dalam “gerakan terpadu marsipature hutanibe program seni budaya Simalungun di Senturan Senayan Gelora Jakarta”. Pada tahun 1994, beliau diresmikan sebagai Pelatih Gonrang Simalungun di kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun Universitas Sumatera Utara sampai tahun sekarang. Pada tahun 1996 beliau membangun sebuah grup musik sendiri dengan nama “Riah Madear” yang artinya mufakat yang baik. Beliau masih berkarya di dalam musik pada tahun 2007 salah satu acara penting yang diikuti olehnya yaitu acara “Pesta Rondang Bintang ke XXII” pada tanggal 24-26 agustus 2007. Pada tahun 2007-2008 beliau mendapat piagam penghargaan dari “Program Revitalisasi Musik Tradisi Sumatera Utara dengan kerjasama dengan Universitas Sumatera Utara dan The Ford Foundation Jakarta”. Pada tahun 2011 beliau juga ikut dalam “perkenalanpromosi kebudayaan Simalungun di Kualalumpur”. Beliau juga ikut serta dalam “Festival Tor-tor dan Gondang Sumatera Utara” pada tahun 2012 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.Beliau juga diresmikan menjadi “pengrajinpemain Gual Simalungun oleh Bupati Simalungun oleh Bapak Dr.J.R.Saragih,SH,MM” dan mendapatkan banyak penghargaan dari pemerintah. Dari hasil wawancara penulis dengan masyarakat setempat bahwa bunyi suara alat musik yang di mainkan Bapak Rosul Damanik memiliki ciri khas yang sangat indah. Sehingga beliau banyak diminati dalam permainan acara pesta kebudayaan Simalungun di desa Sarimatondang tersebut. Pemusik adalah pekerjaan kedua Bapak Rosul Damanik. Namun dalam mencukupi kebutuhan keluarga dan menghidupi anak serta istri dalam keseharian dari hasil bekerja sebagai pemusik sekitar 80 persen. Beliau bukan terkenal sebagai pemusik saja, beliau seorang tenaga pendidik yang dikenal sangat ulet dan terampil dalam memberikan pembelajaran Universitas Sumatera Utara kepada murid-muridnya. Beliau juga termasuk guru yang bersertifikasi dari desa Sarimatondang. Beliau tidak hanya sebagai guru formal disekolah namun dia juga guru tidak formal pada wilayah permukimannya. Hal ini terbukti dari dilakukannya pelatihan bermain musik kepada masyarakat yang berada di desa Sarimatondang tersebut secara gratis. Kegiataan ini dilakukannya karena ingin memajukan kebudayaan Simalungun, dan memberikan ilmunya dalam bermusik agar ada generasi-generasi yang akan mengikuti jejaknya kelak. Sehingga suatu kebudayaan itu tidak hilang oleh perkembangan masa atau zaman. Bapak Rosul Damanik mempelajari alat musik tengtung ketika berusia remaja, beliau sering mendengarkan permainan alat musik tengtung ini dipematangan sawahladang ketika para pekerjapetani sedang beristirahat. Kemudian beliau mempelajarinya dengan para petani-petani yang sangat mahir dalam membuat dan memainkan alat musik tengtung tersebut. Secara lambat-laun beliau juga mampu memahami dan membuat serta memainkan alat musik tengtung. Bahkan beliau adalah seorang musisi Simalungun yang masih produktif di Simalungun sampai sekarang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah