BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN BIOGRAFI
SINGKAT BAPAK ROSUL DAMANIK
Bab ini merupakan penjelasan tentang gambaran umum wilayah penelitian dan biografi singkat Bapak Rosul Damanik sebagai seniman musik tradisional
Simalungun. Wilayah yang dimaksud adalah bukan hanya lokasi penelitian tetapi lebih terfokus kepada gambaran masyarakat Simalungun khususnya yang ada di
Sidamanik secara umum. Namun sebelum membahas topik tersebut. Akan diuraikan lebih dahulu Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten
Simalungun.
2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang penulis teliti berada di Desa Sarimatondang, yang merupakan tempat tinggal sekaligus sebagai tempat pembuatan alat musik
tengtungSimalungunoleh Bapak Rosul Damanik yang bertempat tinggal di jalan besar Sidamanik, desa Sarimatondang I, Kecamatan Sidamanik Kabupaten
Simalungun. Berdasarkan data yang diperoleh letak wilayah Sidamanik terletak 780 m diatas permukaan laut dengan wilayah 9.103 km
2
. Kecamatan Sidamanik terletak di Simalungun dengan batas-batas letak geografis sebagai berikut :
- Sebelah Utara
: Kecamatan PaneiKecamatan Dolok Pardamean -
Sebelah Selatan : Kecamatan Jorlang Hataran
- Sebelah Timur
: Kecamatan Pematang Raya -
Sebelah Barat : Kecamatan Danau Toba
Universitas Sumatera Utara
Sektor pertanian dan perkebunan menjadi komoditi utama yang dihasilkan di Kabupaten Simalungun, Kecamatan Sidamanik tersebut. Hal ini sesuai dengan
data yang dirilis dalam artikel “ Profil Kabupaten Simalungun Tahun 2012”. Luas wilayah dan jumlah dusun menurut Badan Pusat Statistika Kabupaten Simalungun
dalam website Simalungunkab.bps.go.id No.
Desa LuasKm
2
Jumlah Dusun 1
Sipolha Horison 7.02
4 2
Pem.Tambun Raya 7.12
4 3
Sihaporas 12.24
5 4
Jorlang Huluan 7.20
3 5
Bandar Manik 18.35
5 6
Sait Buttu Saribu 8.17
7 7
Pam. Sidamanik 2.81
5 8
Sarimattin 2.51
3 9
Simattin 18.76
3 10
Gorak 6.85
4 Jumlah
91.03 43
Tabel 2.1 Luas Seluruh Wilayah Sidamanik
2.2 Keadaan Penduduk
Dahulu daerah Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik ini merupakan kawasan pemerintahan pertuanan Sidamanik, kerajaan Siantar. Pada zaman
pemerintahan Kolonial Belanda, dibangunlah pabrik teh Bah Butong dan Bah Birong Ulu yang menjadi tempat pengolahan daun teh yang perkebunannya
terhampar luas di Kecamatan Sidamanik yang dikelola Handel Vereniging Amsterdam HAV sekarang menjadi PTP IV Nusantara.
Universitas Sumatera Utara
Sekarang Kecamatan Sidamanik terdiri dari 13 DesaKelurahan. Salah satunya adalah desa Sarimatondang merupakan salah satu desa yang berada pada
Kecamatan Sidamanik. Pada tahun 2002 desa Sarimatondang dimekarkan menjadi dua wilayah pemekaran antara lain keluruhan Sarimatondang dan Nagori Manik
Maraja. Nagori Manik Maraja inilah yang menjadi pemekaran desa di Sidamanik. Desa Sarimatondang ini juga mengalami pemekaran dan perkembangan yang
sangat baik. Dahulunya desa Sarimatondang ini berasal dari kata, Sarima Tondong.
Sarima artinya cari dan Tondong artinya keluarga dari pihak Ibu atau istri kita dalam bahasa Simalungun. Sehingga mengartikan carilah keluarga dari pihak Ibu
atau bakal dari keluarga istri dengan kata lain cari dan jadikanlah menjadi bagian dari keluarga yang besar dan sebanyak mungkin. Sebutan lain Sarimatondang ini
Kandang Lobbu artinya kandang lembu. Hal ini terkait dari keadaan penduduk Sarimatondang yang dahulunya didatangi oleh seorang Benggali yang memelihara
lembu. Pada awalnya penduduk asli desa Sarimatondang didominasi oleh suku
Simalungun, namun setelah terjadi urbanisasi kependudukan, desa Sarimatondang menjadi bersifat heterogen, kerena terdiri dari berbagai ragam
suku dan etnis, yaitu Simalungun, Toba, Mandailing, Angkola, Jawa, Tionghoa. Pada tahun 2013 penduduk Desa Sarimatondang 1.730 laki-laki dan 1.770
perempuan dengan jumlah rumah tangga 985 KK.
Universitas Sumatera Utara
Secara Etimologi kata “Simalungun” dapat dibagi kedalam tiga suku kata yaitu, Si berarti “Orang”, ma sebagai kata sambung berarti “yang” dan lungun
berarti “sunyi, kesepian”. Dengan demikian, Simalungun berarti “ia yang bersedih hati, sunyi dan kesepian.
Secara umum masyarakat Simalungun yang tinggal di wilayah Simalungun maupun di perantauan merupakan suatu pribadi yang pendiam dan
tertutup. Menurut Hendrik Kraemer ketika berkunjung ke tanah batak pada bulan februari-april tahun 1930 melaporkan bahwa jika dibandingkan dengan orang
Batak Toba, orang Simalungun jelas lebih berwatak halus, lebih suka menyendiri di hutan dan secara alamiah kurang bersemangat dibandingkan dengan orang
Batak Toba. Hal yang senada juga dikatakan oleh Walter Lempp tentang tabiat dari pada masyarakat Simalungun yaitu orang Simalungun lebih halus dan tingkah
lakunya hormat sekali, tidak pernah keras atau meletus, meskipun sakit hati. Hal itu dimungkinkan karena suku Simalungun satu-satunya yang pernah dijajah oleh
suatu kerajaan di Jawa yang berkedudukan di Tanah Jawa. Hal ini juga dikemukakaan oleh seorang ahli Paul H. Landis, bahwa
masyarakat Simalungun yang berada pada kecamatan Sidamanik memiliki ciri-ciri yaitu; mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal, adanya ikatan perasaan
yang sama tentang kebiasaan, dan cara berusaha bersifat agraris dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor alam, misalnya iklim, topografi, dan sumber daya
alam. Dalam hal ini kebiasaan masyarakat untuk berusaha bersifat agraris ini
karena letak dari ketinggiannya wilayah Sidamanik berada pada 523m-780m
Universitas Sumatera Utara
diatas permukaan laut dengan kemiringan Kecamatan Sidamanik ini 6 - 8
sehingga banyak sekali mata air dan lapisan tanah alluvial sehingga cocok untuk lahan pertanian, sebagian besar lahan tanaman pangan dan perkebunan serta
tumbuhnya tanaman bambu yang dimanfaatkan untuk menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat tersebut dalam pembuatan alat musik, keranjang
bahkan bambu dimanfaatkan dalam penyanggah bagunan rumah, kandang dan sebagainya.
Masyarakat Simalungun yang bertempat tinggal di Kecamatan Sidamanik mengenal satu lembaga adat yang disebut Partuha Maujana Simalungun.
Lembaga adat ini telah ada mulai dari tingkat Serikat Tolong menolong STM, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Pusat. Masyarakat yang tinggal di Kecamatan
Sidamanik, pada umumnya bekerja sebagai Petani, Buruh, Wiraswasta, pegawai BUMN dan pensiunan perkebunan PTP IV Nusantara, dan Pegawai Negeri Sipil.
2.3 Sistem Bahasa