Hubungan Ekowisata dengan Pariwisata Hubungan Ekowisata dengan Masyarakat

ditunda dan hanya kegiatan yang tidak berdampak atau skala dampaknya kecil yang boleh dilanjutkan. Kegiatan bisnis kepariwisataan yang bertolak dari kebijakan pertumbuhan ekonomi economic growth ternyata merupakan motor penghancuran lingkungan yang sangat menakutkan dorongan untuk memperoleh pertumbuhan yang setinggi- tingginya, dolar sebanyak-banyaknya, melahirkan desain gerakan kepariwisataan, dan telah menjadi kendaraan kolusi pemerintah pelaku bisnis, disengaja ataupun sekedar komando atasan untuk mengeksploitasi lingkungan Putra, 2001:7.

2.7.1. Hubungan Ekowisata dengan Pariwisata

Hubungan ekotourism dengan pariwisata adalah sebuah kunjungan suatu daerah untuk menikmati pemandangan alam dan lingkungan yang masih alami tanpa ada unsur-unsur buatan manusia, namun tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ekotourism cenderung terjadi pada daerah alami dengan binatang-binatang atau populasi lingkungan dimana penduduk asli tinggal. Oleh karena itu diperlukan hubungan kerjasama yang baik antara masyarakat dengan instansi yang mengelola ekotorism di daerah tersebut untuk dapat mengembangkan ekotourism dengan baik.

2.7.2. Hubungan Ekowisata dengan Masyarakat

Masyarakat yang terdapat di sekitar kawasan konservasi tersebut penting dan sangat berperan dalam keberhasilan suatu objek wisata alam. Oleh karena itu masyarakat setempat harus dilibatkan dalam setiap proses atau perencanaan pembentukan, dan pelaksanaan proyek pengembangan ekotourism yang berlokasi di tempat tersebut dengan cara mengintegrasikan masyarakat lokal sebagai mitra sejajar dalam desain, pelaksanaan dan setiap aspek yang menggunakan lahan sumber daya alam setempat. Untuk maksud tersebut harus dibina interaksi sosial yang baik dan saling menguntungkan antara pengelola ekotourism dengan masyarakat yang berdomisili di sekitar objek wisata tersebut, karena dengan mengikutsertakan masyarakat dalam ekotourism berarti menciptakan timbulan rasa memiliki masyarakat setempat sehingga masyarakat turut menjaga dan memelihara kelangsungan sumber daya alam yang ada karena tanpa peran serta masyarakat setempat dalam proses pengembangan ekotourism tersebut akan mengalami kendala Anwar, 1997:7.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Kabupaten Simalungun merupakan daerah otonom yang cukup banyak memiliki kekayaan sumber daya alam yang membutuhkan pengembangan maksimal. Pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Simalungun memiliki arti yang sangat penting dan strategis. Sektor pariwisata merupakan sektor andalan yang diharapkan mampu mendukung perkembangan pembangunan daerah. Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai budaya dan pengembangan budaya lokal, serta memanfaatkan seluruh potensi alam yang ada. Pemanfaatan bukan berarti merubah secara total, tetapi mengelola potensi dengan mempertimbangkan keharmonisan dan keberlanjutan, sehingga pembangunan dapat melestarikan potensi yang ada. Selain itu, masyarakat mendapat kontribusi ekonomi. Salah satu aset kepariwisataan Kabupaten Simalungun yang sangat potensial adalah kawasan wisata Batu Hoda. Kawasan wisata Batu Hoda pada saat ini tidak begitu diperhatikan oleh pemerintah setempat, terutama sarana jalan. Kondisi menuju destinasi kurang memadai. Hal ini dapat dilihat sepanjang jalan mulai dari simpang tiga tugu perjuangan sampai ke destinasi banyak ditemui aspal jalan yang rusak dan terkelupas. Kondisi jalan ini membuat waktu tempuh semakin lama. Pengemudi dan penumpang kendaraan juga kurang nyaman, karena pengemudi dan penumpang