Gejala Klinis Kanker Serviks
positif abnormal bila terjadi perubahan warna menjadi putih acetowhite pada daerah yang dioleskan asam asetat WHO, 2006.
Langkah pertama dalam penentuan kanker serviks yang paling sering adalah hasil dari pemeriksaan papsmear yang abnormal. Papsmear bukanlah tes untuk
menegakkan diagnosis melainkan tes skrining. Hasil papsmear yang abnormal membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat apakah ada tidaknya kanker
atau prakanker di serviks. Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik juga perlu diketahui. Hal ini berhubungan dengan faktor resiko dan gejala-gejala kanker serviks
American Cancer Society, 2014. Berikut pemeriksaan yang dilakukan untuk penegakan diagnosis kanker serviks
menurut American Cancer Society 2014: 1.
Pemeriksaan kolposkopi : di bawah penerangan yang tinggi dan menggunakan kaca pembesar langsung mengamati lesi di serviks. Merupakan salah satu cara
diagnosa penting untuk diagnosis dini karsinoma serviks. Dapat menemukan lesi preklinis yang tidak terlihat dengan mata normal. Jika terdapat bagian
yang mencurigakan bisa dilakukan biopsi. 2.
Biopsi serviks : untuk memastikan diagnosis CIN dan karsinoma serviks. Karsinoma serviks stadium dini tidak memperlihatkan lesi yang jelas, untuk
dapat memperoleh jaringan kanker secara akurat, perlu dilakukan biopsi, lalu dilakukan pemeriksaan patologinya.
3. Kuretase endoserviks : pemeriksaan ini dilakukan jika hasil dari papsmear
positif tetapi tidak terlihat ke abnormalannya melalui kolposkopi. 4.
Sistoskopi dan proktoskopi. Sistoskpoi adalah tabung dengan lensa dan cahaya yang dimasukkan ke dalam
vesika urinari melalui uretra. Pemeriksaan ini berguna untuk melihat pertumbuhan kanker. Proktoskopi adalah inspeksi rektum melalui tabung
bercahaya untuk menglihat penyebaran kanker serviks ke rektum.
5. Pemeriksaan radiologi : pemeriksaan ini berguna untuk melihat
perkembangan kanker. Menggunakan x-ray, computerized tomography CT scan dan magnetic resonance imaging MRI dengan gelombang radio dan
magnet.