Prognosa Kanker Serviks Klasifikasi Stadium Kanker Serviks menurut FIGO 2008

2.3.11 Rekurensi Kanker Serviks

Rekuresi kanker serviks merupakan hal yang patut diwaspadai walaupun pembedahan dan kemoradioterapi telah mampu mengobati 80 – 95 lesi kanker derajat rendah stadium 1 dan 2 dan 60 stadium 3. Resiko rekurensi lebih rendah pasien denan CIN I, dan lebih tinggi pada pasien dengan CIN II, CIN III atau kanker. Namun, untuk CIN I dan CIN II rekurensi lebih sering terjadi kurang dari 20 tahun setelah pengobatan sedangkan CIN III lebih dari 20 tahun Clarissa, 2009. Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara rekurensi kanker serviks dengan persistensi infeksi virus HPV, hal ini dilihat dari besarnya jumlah virus HPV risiko tinggi sebelum konisasi dan adanya DNA HPVdalam jaringan serviks setelah diterap Clarissa, 2009.

2.3.12 Pencegahan Kanker Serviks

Untuk mencegah kanker serviks, yang paling utama adalah menghindari faktor resiko. Berikut pencegahan terjadinya kanker serviks: 1 Tunda kontak seksual pertama di umur remaja 2 Hindari berganti-ganti pasangan seksual 3 Hindari pasangan seksual yang berganti-ganti pasangan seksual 4 Hidup sehat dengan cara mengkonsumsi makanan bergizi untuk menjaga ketahanan imun, serta hindari rokok 5 Wanita yg sudah menikah dianjurkan untuk melakukan skrining test berupa papsmear untuk deteksi awal kanker serviks. BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker serviks adalah penyakit keganasan pada serviks uterus yang dapat berasal dari sel epitel, fibroblas, pembuluh darah, dan limfe dan bisa campuran. Sekitar 90 kanker serviks berasal dari jenis epitel dan sisanya nonepitel. Penyakit ini merupakan masalah karena insidennya tertinggi dan penyebab kematian tersering yang dikaitkan dengan penyakit kanker perempuan Huang, 2013. Kanker Serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-empat di dunia pada wanita setelah kanker payudara, kolorektal dan paru. Kanker Servik merupakan penyebab utama kematian akibat kanker di negara-negara berkembang. Kanker serviks terus menerus menjadi masalah kesehatan publik pada wanita di seluruh dunia, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 meunjukkan bahwa kanker serviks adalah keganasan ginekologi dengan prevalensi tertinggi di Indonesia dengan angka 0,8 diikuti oleh kanker payudara. Menurut American Cancer Society, kanker serviks adalah penyakit kanker wanita yang didiagnosis terbanyak ketiga di dunia pada tahun 2008, dengan perkiraan kasus baru sebanyak 529.800 di dunia, dimana lebih dari 85 terdapat pada negara berkembang. Kanker serviks juga merupakan penyebab kematian terbanyak pada penderita kanker wanita di dunia pada tahun 2008, dengan perkiraan 275.100 kasus kematian setiap tahunnya, dimana sekitar 159.800 kematian terjadi di Negara-negara Asia. Karsinoma serviks diawali dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks menjadi abnormal dan tidak terkendali. Penyebab utama dari karsinoma serviks adalah infeksi dari Human Papilloma Virus HPV. Dan beberapa hal tambahan seperti perilaku seksual, kontrasepsi dan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok akan mendukung terjadinya kanker serviks Edianto, 2006. Hal lain sebagai ko-faktor yang dapat mendorong HPV dalam perubahan epitel pada serviks adalah penggunaan produk tembakau, infeksi mikroba, defisiensi vitamin, pengaruh hormonal dan keadaan imunosupresi Putra, 2006. Ada dua hal pokok yang sangat membantu dalam penanggulangan kanker serviks yaitu : 1. Bahwa perjalanan perkembangan penyakit ini telah dapat diketahui, dimana sebelum menjadi kanker, penyakit kanker serviks ini didahului oleh adanya lesi prakanker. 2. Ditemukannya metode mendeteksi perubahan serviks uteri pada keadaan prakanker, dengan berbagai pemeriksaan untuk mendeteksi lesi prakanker. Berdasarkan keterangan di atas disimpulkan pentingnya deteksi dini kanker serviks dan upaya pencegahan kanker serviks dengan cara skrining dan pengetahuan tentang lesi prakanker. Sebelum terjadinya suatu keganasan atau kanker serviks, lapisan sel-sel serviks mengalami perubahan yang bertahap. Perubahan ini dibagi menjadi dysplasia atau Neoplasia Intraepitel Serviks NIS. Perubahan tersebut jarang memberikan tanda- tanda keganasan, tetapi dapat diketahui dengan metode skrining papsmear. Tingkat kematian yang tinggi di negara berkembang ini disebabkan oleh penggunaan metode skrining yang belum efektif dilakukan. Di Negara maju diperkirakan 40-50 perempuan mendapat kesempatan untuk skrining kanker