Deteksi Dini dan Penegakan Diagnosa Kanker Serviks Penatalaksanaan Kanker Serviks

5. Pemeriksaan radiologi : pemeriksaan ini berguna untuk melihat perkembangan kanker. Menggunakan x-ray, computerized tomography CT scan dan magnetic resonance imaging MRI dengan gelombang radio dan magnet.

2.3.9 Penatalaksanaan Kanker Serviks

Secara umum jenis terapi yang dapat diberikan bergantung pada usia dan keadaan umum penderita, luasnya penyebaran, dan komplikasi lain yang menyertai Metode terapi kanker serviks berupa operasi, radioterapi, kemoterapi, imunoterapi dan lain-lain. Pada umumnya kasus stadium lanjut stadium IIb, III, dan IV dipilih pengobatan radiasi diberikan secara intrakaviter dan eksternal, sedangkan stadium awal dapat diobati melalui pembedahan atau radiasi. Terapi tunggal apakah berupa radiasi atau operasi merupakan pilihan bila kanker serviks dapat didiagnosis dalam stadium dini. Pada dasarnya untuk stadium lanjut IIb, III, dan IV diobati dengan kombinasi radiasi eksterna dan intrakaviter brakhiterapi. Penatalaksanaan prekanker 1. Cryotherapy : penatalaksanaan dengan cara membekukan daerah abnormal serviks menggunakan besi yang sangat dingin Gambar 2.7 Cryotherapy sumber : WHO cervical cancer control, 2006 2. LEEP Loop Electrosurgical Excision Procedure : pembuangan area serviks abnormal menggunakan kabel kecil yang sudah di panaskan dengan listrik. Prosedur ini berhasil untuk 9 dari 10 wanita dengan lesi prakanker. Gambar 2.8 Metode LEEP sumber : WHO cervical cancer control, 2006 3. Konisasi cold-knife : pembuangan berbentuk kerucut pada serviks abnormal. Gambar 2.9 Metode Konisasi sumber : WHO cervical cancer control, 2006 Penatalaksanaan Kanker Invasif Terapi primer 1. Operasi atau pembedahan - Trachelectomi adalah pembedahan dengan tujuan untuk membuang serviks. Bagian yang dibuang adalah parametria dan sebagian vagina atas. Gambar 2.10 Gambaran Pembedahan Trachelectomi sumber : WHO cervical cancer control, 2006 - Simpel histerektomi : pembuangan uterus dengan bedah secara keseluruhan termasuk serviks. Pembedahan bisa dilakukan melalui abdominal bawah atau pun melalui vagina. Tuba falopi dan ovarium tidak di buang, tetapi bisa dibuang bila terlihat abnormal. Gambar 2.11 Gambaran Simpel Histerektomi sumber : WHO cervical cancer control, 2006 - Radikal histerektomi : pembedahan dengan tujuan untuk membuang uterus, serviks, jaringan sekitar parametria dan 2 cm vagina atas. Gambar 2.12 Gambaran Radikal Histerektomi sumber : WHO cervical cancer control, 2006 2. Radioterapi : sering digunakan untuk penatalaksanaan kanker serviks stadium IB, IIA dan IV. - Teletherapy atau radiasi eksterna : sering juga disebut external beam radiation therapy EBRT. Gambar 2.13Teletherapy sumber : WHO cervical cancer control, 2006 - Brachytherapy atau radiasi interna : penatalaksanaan untuk kanker stadium lanjut dengan meletakkan alat radiasi berupa biji ke dalam tubuh mendekati area tumor. Gambaran 2.14 Brachytherapy sumber : WHO cervical cancer control, 2006 Kemoterapi : penatalaksanaan dengan pemberian obat melalui infus, tablet atau intramuskular. Kemoterapi tidak termasuk ke dalam terapi primer, tetapi biasa digunakan sebagai terapi gabungan bersamaan dengan pembedahan dan radioterapi. Penatalaksanaan Berdasarkan Stadium Penatalaksanaan kanker serviks dengan stage IA telah menunjukkan hasil yang efektif dengan simpel histerektomi, dimana 5 years survival rate berkisar 95. Tetapi hanya sedikit penderita kanker serviks yang didiagnosis dini sebelum terjadinya perjalanan penyakit lebih jauh. Maka dari itu penatalaksanaan yang dilakukan tidak hanya berupa surgical, diperlukan terapi gabungan untuk pentalaksanaan dari kanker serviks. Stadium Awal IA – IIA 1. NAC Neo Adjuvant Cemotherapy + Radikal histerektomi = Partial Komplit 2. NAC Neo Adjuvant Cemotherapy+ Radiasi = Stable Progresif Sejauh ini, adjuvant chemotherapy kemoterapi yang diberikan setelah terapi definitif seperti surgical belum ditemukan berguna dalam penatalaksanaan kanker serviks. Tetapi, pendekatan lain yang dilakukan berupa neoadjuvant chemotherapy, pemberian kemoterapi sebelum penatalaksanaan lainnya seperti radioterapi atau surgical, dikonsiderasi memberi dampak baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sardi et al 1986 dalam Dunlavey 2009 bahwa pemberian neoadjuvant sebelum pelaksanaan surgical lebih menjanjikan dibanding pemberian surgical saja. Walaupun demikian, tidak semua hasil dari penatalaksanaan bersifat komplit dikarenakan tidak semua tumor bersifat kemosensitif Dunlavey, 2009. Stadium Lanjut IIB 1. Kemoterapi + Radioterapi 2. Radioterapi Penatalaksanaan berupa surgical dikenal sangat efektif untuk kanker serviks IA, sedangkan radioterapi merupakan penatalaksanaan yang lebih dikenal untuk stadium lebih lanjut. Radioterapi bisa digunakan bersamaan dengan pelaksanaan surgery, tetapi hal ini sering dihindari dikarenakan peningkatan toxicity yang dapat timbul jika dua pengobatan ini dilakukan secara bersamaan. Pemberian Radioterapi tunggal dilakukan jika sudah terjadi metastasis sampai ke ginjal atau pun masalah ginjal lainnya yang dimiliki penderita. Hal ini dapat membahayakan penderita dengan gangguan ginjal jika diberi penatalaksanan kemoterapi karna dapat memperberat kerja dari ginjal itu sendiri Dunlavey, 2009.

2.3.10 Prognosa Kanker Serviks

Dari tumor yang ada di saluran reproduksi, kanker serviks uteri memiliki prognosis relatif lebih baik, khususnya karsinoma in situ dan karsinoma invasif stadium dini. Survival 5 tahun karsinoma serviks in situ hampir 100. Menurut FIGO dari laporan gabungan hasil terapi di 137 lembaga, 32.052 kasus kanker serviks uteri berbagai stadium Petterson, 1991, survival 5 tahun pasien stadium I,II,III,IV masing-masing adalah 81,6 , 61,3 , 36,7 , 12,1. Kanker serviks memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian prognosisnya seperti stadium klinis, tipe patologi, metastasis kelenjar limfe, manipulasi operasi dll. Setelah terapi masih harus dilakukan pemeriksaan ulang berkala Huang, 2013. Hasil dibawah ini di publiksikan di 7 th edition of the AJCC staging manual pada tahun 2010. Berdasarkan dari data yang dikumpulkan oleh National Cancer Data Base dari pasien yang didiagnosa tahun 2000 sampai 2002. Data ini merupakan data statistik terakhir yang ada untuk kasus survival berdasarkan staging. Tabel 2.2 5 Years Survival Rate Stage 5-year Observed Survival Rate 93 IA 93 IB 80 IIA 63 IIB 58 IIIA 35 IIIB 32 IVA 16 IVB 15 Sumber : American Cancer Society, 2014

2.3.11 Rekurensi Kanker Serviks

Rekuresi kanker serviks merupakan hal yang patut diwaspadai walaupun pembedahan dan kemoradioterapi telah mampu mengobati 80 – 95 lesi kanker derajat rendah stadium 1 dan 2 dan 60 stadium 3. Resiko rekurensi lebih rendah pasien denan CIN I, dan lebih tinggi pada pasien dengan CIN II, CIN III atau kanker. Namun, untuk CIN I dan CIN II rekurensi lebih sering terjadi kurang dari 20 tahun setelah pengobatan sedangkan CIN III lebih dari 20 tahun Clarissa, 2009. Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara rekurensi kanker serviks dengan persistensi infeksi virus HPV, hal ini dilihat dari besarnya jumlah virus HPV risiko tinggi sebelum konisasi dan adanya DNA HPVdalam jaringan serviks setelah diterap Clarissa, 2009.

2.3.12 Pencegahan Kanker Serviks

Untuk mencegah kanker serviks, yang paling utama adalah menghindari faktor resiko. Berikut pencegahan terjadinya kanker serviks: 1 Tunda kontak seksual pertama di umur remaja 2 Hindari berganti-ganti pasangan seksual 3 Hindari pasangan seksual yang berganti-ganti pasangan seksual 4 Hidup sehat dengan cara mengkonsumsi makanan bergizi untuk menjaga ketahanan imun, serta hindari rokok 5 Wanita yg sudah menikah dianjurkan untuk melakukan skrining test berupa papsmear untuk deteksi awal kanker serviks.