Berdasarkan Tabel 5.1 dari 313 sampel penelitian diketahui mayoritas pasien adalah pasien dengan usia diatas 45 tahun yaitu sebanyak 219 sampel 70, diikuti
pasien dengan kelompok umur antara 35 – 45 tahun sebanyak 76 sampel 24,3 sedangkan pasien dengan kelompok umur dibawah 35 tahun sebanyak 18 sampel
5,8.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia Pernikahan Pertama Pasien Usia Pernikahan Pertama
Frekuensi n Persentase
20 Tahun 111
35,5 20 – 30 Tahun
200 63,9
30 Tahun 2
0,6
Total 313
100
Berdasarkan Tabel 5.2 dari 313 sampel penelitian diketahui pasien dengan usia pernikahan pertama dengan kelompok umur antara 35 – 45 tahun sebanyak 200
sampel 63,9, diikuti dengan pasien kelompok umur kurang dari 20 tahun sebanyak 111 sampel 35,5 dan pasien dengan kelompok umur lebih dari 30
sebanyak 2 sampel 0,6.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Pasangan Pasien Kanker Serviks Jumlah
Frekuensi n Persentase
1 284
90,7 1
29 9,3
Total 313
100
Berdasarkan Tabel 5.3 dari 313 sampel penelitian diketahui pasien yang memiliki satu pasangan sebanyak 284 sampel 90,7 sedangkan pasien yang
memiliki pasangan lebih dari satu sebanyak 29 sampel 9,3.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Pendidikan Terakhir Pasien Pendidikan Terakhir
Frekuensi n Persentase
Rendah Tidak sekolah – SD 80
25,6 Sedang SMP – SMA
211 67,4
Tinggi D3, S1, dst. 22
7
Total 313
100
Berdasarkan Tabel 5.4 dari 313 sampel penelitian diketahui pasien dengan tingkat pendidikan sedang SMP – SMA sebanyak 211 sampel 67,4 diikuti
pasien dengan pendidikan rendah sebanyak 80 sampel 25,6 sedangkan pasien dengan pendidikan terakhir tinggi sebanyak 22 sampel 7,0.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kanker Serviks berdasarkan Jumlah Paritas Jumlah Paritas
Frekuensi n Persentase
3 69
22,0 3 – 5
177 56,5
5
67 21,4
Total 313
100
Berdasarkan Tabel 5.5 dari 313 sampel penelitian diketahui pasien dengan jumlah paritas 3 – 5 kali sebanyak 177 sampel 56,5, diikuti dengan jumlah paritas
kecil dari 3 sebanyak 69 sampel 22,0 sedangkan pasien dengan paritas lebih dari 5 sebanyak 67 sampel 21,4.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kanker Serviks berdasarkan Jenis Histopatologi Jenis Histopatologi
Frekuensi n Persentase
Karsinoma Skuamosa Sel 238
76,0 Adenokarsinoma
75 24,0
Total 313
100
Berdasarkan Tabel 5.6 dari 313 sampel penelitian diketahui pasien kanker serviks berdasarkan jenis histopatologinya 238 sampel 76 merupakan jenis
karsinoma skuamosa dan 75 sampel 24 merupakan jenis adenokarsinoma.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Kanker Serviks berdasarkan Stadium Stadium
Frekuensi n Persentase
IB1 9
2,9 IB2
22 7,0
II A 14
4,5 II B
72 23,0
III A 5
1,6 III B
180 57,5
IV A 2
0,6 IV B
9 2,9
Total 313
100
Berdasarkan Tabel 5.7 dari 313 sampel penelitian diketahui pasien kanker serviks dengan stadium III B merupakan stadium terbanyak dengan jumlah 180
sampel 57,5. Diikuti dengan stadium II B sebanyak 72 sampel 23,0. Stadium IB2 sebanyak 22 sampel 7,0, IIA sebanyak 14 sampel 4,5, 1B1 dan IVB
masing-masing sebanyak 9 sampel 2,9, IIIA sebanyak 5 sampel 1,6 dan IVA sebanyak 2 sampel 0,6
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Kanker Serviks dengan Riwayat Post Coital Bleeding
Status Frekuensi n
Persentase
Positif 178
56,9 Negatif
135 43,1
Total 313
100
Berdasarkan Tabel 5.8 dari 313 sampel penelitian diketahui pasien kanker serviks dengan riwayat post-coital bleeding paska koitus sebanyak 178 sampel
56,9 sedangkan tanpa perdarahan sebanyak 135 sampel 43,1.
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Suami Pasien Kanker Serviks Pekerjaan Suami
Frekuensi n Persentase
Supir 37
11,8 Petani
40 12,8
Wiraswasta 138
44,1 Pegawai PNS, TNI, POLRI
67 21,4
DLL Mocok, Buruh 31
9,9
Total 313
100
Berdasarkan Tabel 5.9 dari 313 sampel penelitian diketahui pekerjaan suami pasien kanker serviks terbanyak adalah wiraswasta dengan jumlah 138 sampel
44,1. Diikuti dengan pegawai sebanyak 67 sampel 21,4 . Lalu petani dan supir masing-masing 40 sampel 12,8 dan 37 sampel 11,8. Dan pekerjaan campuran
sebanyak 31 sampel 9,9.
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan berdasarkan stadium Pasien Kanker Serviks
Penatalaksanaan Frekuensi n
Persentase
Radikal Histerektomi 45
14,4 Kemoterapi + Radioterapi
79 25,2
Radioterapi 189
60,4
Total 313
100
Berdasarkan Tabel 5.10 dari 313 sampel penelitian penatalaksanaan terbanyak adalah Radioterapi adalah sebanyak 189 sampel 85. Diikuti Kemoterapi +
Radioterapi sebanyak 79 sampel 25,2 sedangkan penatalaksanaan dengan radikal histerektomi sebanyak 45 sampel 14,4.
5.2. Pembahasan
5.2.1 Karakteristik Penderita Kanker Serviks berdasarkan Usia, Usia
Pernikahan Pertama, Jumlah Pasangan dan Jumlah Paritas.
Dari hasil penelitian Tabel 5.1 diketahui bahwa mayoritas pasien kanker serviks berumur diatas 45 tahun yaitu sebanyak 219 sampel 70,0 lalu diikuti
dengan kelompok umur 35 – 45 tahun sebanyak 76 sampel 24,3 sedangkan pasien yang berumur dibawah 35 tahun sebanyak 18 sampel 5,8. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Hartati 2010, bahwa penderita kanker serviks paling banyak dijumpai pada kelompok umur 49-54 tahun dengan subtype histopatologi yang paling
banyak adalah non keratinizing squamous cell carcinoma. Begitu juga hasil penelitian yang dilakukan Suyapratama 2012, penderita kanker serviks di RS.
Kariadi Semarang yang tertinggi adalah berusia 41- 50 tahun. Dari hasil penelitian Tabel 5.2 sampel yang paling banyak menderita kanker
serviks adalah sampel dengan usia pernikahan pertama dalam rentang usia 20 - 30 tahun sebanyak 200 sampel 63,9 . Diikuti rentang usia dibawah 20 tahun
sebanyak 111 sampel 35,5. Hal ini tidak sesuai dengan faktor resiko oleh Edianto 2006, bahwa ada beberapa fakto resiko yang diperkirakan berhubungan dengan
kanker serviks, di antaranya ialah aktivitas seksual pada usia sangat muda dan berganti-ganti pasangan.
Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.3 jumlah pasangan pasien kanker serviks tertinggi adalah 1 pasangan pada 284 sampel 90,7. Hal ini mungkin
dikarenakan masyarakat negara Indonesia yang menganggap bahwa mengaku memiliki pasangan seksual lebih dari satu adalah hal tabu. Namun demikian pada
sempel didapati juga sebanyak 29 pasien 9.3 memiliki pasangan lebih dari satu. Memiliki pasangan lebih dari satu merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
kanker serviks.
Dari hasil penelitian tabel 5.5 jumlah paritas terbanyak pada penderita kanker serviks yaitu 177 sampel 56,5 berjumlah 3-5. Hal ini sesuian dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Suryapratama 2011 yaitu sebanyak 66 sampel 48,2 adalah penderita kanker dengan jumlah paritas 3-5. Begitu pula hasil
penelitian Prandana 2013 bahwa 206 sampel 56,1 penderita kanker serviks memiliki jumlah paritas 3-5.
5.2.2 Karakteristik
Penderita Kanker
Serviks berdasarkan
Jenis Histopatologi, Stadium, Riwayat Post-Coital Bleeding dan Tatalaksana
berdasarkan Stadium
Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.6 238 sampel 76 penderita kanker serviks terbanyak berjenis histopatologi karsinoma sel squamosa. Hasil penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian oleh Hartati 2010 bahwa subtipe terbanyak kanker serviks adalah squamous cell carcinoma dalam kelompok umur 43 – 58 tahun.
Tabel 5.7 memperlihatkan pengelompokkan sampel berdasarkan stadium kanker serviks. Sebagian besar dari sampel yaitu 180 sampel 57,5 merupakan
stadium IIIB. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Aida 2009 dimana pasien datang paling sering pada stadium IIIB 34,7 begitu juga menurut hasil penelitian
Prandana 2013 yaitu sebanyak 145 sampel 39,5 pasien datang dengan stadium IIIB. Hal ini mungkin berkaitan dengan keluhan yang tidak berarti saat pasien masih
dalam status stadium awal. Dimana stadium lanjut penderita lebih banyak mengeluhkan gangguan saat berkemih.
Riwayat post-coital bleeding ditemukan sebanyak 178 sampel 56,9 dalam tabel 5.8. Keluhan post-coital bleeding merupakan keluhan utama mayoritas
penderita kanker serviks dalam penelitian yang dilakukan Prandana 2013 yaitu 269 sampel 77,9. Sejalan dengan hasil penelitian oleh Aida 2009 sebanyak 71,9
keluhan terbanyak penderita karena perdarahan pervagina.Begitu juga penelitian yang
dilakukan Hasibuan 2014 bahwa keluhan terbanyak penderitakanker serviks adalah perdarahan pervagina 57,3.
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien kanker serviks paling banyak adalah Radioterapi yaitu 189 sampel 60,4. Sesuai dengan penelitian oleh
Hasibuan 2014 dengan penatalaksanaan medis terbanyak berupa radioterapi 53,6. Hal ini berkaitan erat dengan ditemukannya kanker serviks terlambat yaitu
pada stadium lanjut IIB. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang deteksi dini menjadi pemicu terbesar atas terlambatnya penemuan kanker serviks ini.
5.2.3 Karakteristik Penderita Kanker Serviks berdasarkan Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan Pasangan.
Berdasarkan pengamatan tabel 5.4 terhadap tingkat pendidikan terakhir pasien kanker serviks 211 sampel 67,4 berpendidikan sedang SMP-SMA diikuti
dengan pasien berstatus pendidikan rendah tidak sekolah – SD sebanyak 80 sampel 25,6 sedangkan yang berstatus pendidikan tinggi D3,S1 keatas 22 sampel
7,0. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Prandana 2013 sebanyak 210 sampel 57,2 berstatus pendidikan sedang SMP-SMA. Tetapi hal ini berbeda ddegan
penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan 2014 bahwa pendidikan terbanyak penderita kanker serviks berstatus pendidikan SD 47,3. Hal ini bisa dijadikan
sebagai salah satu faktor dimana pendidikan berpengaruh terhadap kejadian kanker serviks.
Berdasarkan pengamatan terhadap pekerjaan pasangan tabel 5.9, 138 sampel 44,1 bekerja paling banyak sebagai wiraswasta. Hal ini mungkin dikarenakan
wiraswasta memiliki jam serta jadwal kerja tidak teratur dibandingkan dengan pekerjaan lain sehingga berpengaruh terhadap pola hidup dan sosial.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Pasien kanker serviks terbanyak adalah berusia diatas 45 tahun 70
2. Rata-rata umur pasien yang mengalami kanker serviks melakukan koitus pertama
dalam rentang usia 20 – 30 tahun 63,9. 3.
Sebagian besar penderita kanker serviks memiliki satu pasangan 90,7. 4.
Rata-rata pendidikan terakhir pasien yang menderita kanker serviks adalah sedang yaitu SMP – SMA 67,4
5. Jumlah paritas terbanyak pasien kanker serviks adalah 3 – 5 56,5.
6. Jenis histopatologi kanker serviks terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa
76. 7.
Rata- rata stadium pasien kanker serviks saat datang adalah stadium III B 57,5.
8. Sebagian besar dari penderita kanker serviks mengeluhkan post-coital bleeding
56,9. 9.
Rata-rata pekerjaan suami dari pasien penderita kanker serviks adalah wiraswasta 44,1.
10. Penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien kanker serviks paling banyak
adalah Radioterapi 60,4.
6.2. Saran
Dari seluruh proses yang telah dijalani oleh penelitian dalam menyelesaikan penelitian ini, maka muncul beberapa saran dari peneliti, yaitu:
1. Untuk tempat penelitian agar lebih meningkatkan kelengkapan data rekam
medik yang dapat membantu memberi informasi lebih banyak untuk dapat di pergunakan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Kepada masyarakat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lesi prakanker
secara rutin dalam upaya pencegahan terjadinya kanker serviks. 3.
Kepada dokter penanggung jawab diminta untuk melengkapi status dari pasien di dalam rekam medic.
4. Petugas rekam medik diharapkan untuk lebih menjaga kondisi data pada
rekam medik agar data dapat dipergunakan dan dibaca untuk kepentingan selanjutnya.
5. Diharapakan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini
lebih lanjut dengan metode dan uji yang lebih kompleks agar menjadi sumber pengetahuan dan pembelajaran kedepannya.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Serviks
2.1.1 Anatomi Serviks
Gambar 2.1 Anatomi Serviks
Sumber: Standring, S., 2008. 40
th
. Gray’s The Anatomical Basis of Clinical Practice. United Kingdom: Churchill Livingstone.
Serviks uteri atau serviks merupakan jaringan berbentuk silinder, dengan panjang 2,5 – 3 cm dan merupakan penghubung vagina dan uterus . Serviks uteri terbentuk
dari jaringan ikat, pembuluh darah, otot polos, dengan konsistensi kenyal. Ada dua bagian utama serviks yaitu bagian ektoserviks dan bagian endoserviks. Bagian dari
serviks yang dapat dilihat dari dalam vagina selama pemeriksaan ginekologi dikenal sebagai ektoserviks. Endoserviks, atau kanal endoserviks adalah bagian yang
merupakan terusan dari os eksternal yang menghubungkan serviks dan rahim. Os eksternal adalah pembukaan kanal yang ada diantara endoserviks dan ektoserviks
Huang, 2013. Serviks dan vagina berasal dari duktus Mulleri yang pada awalnya berada dalam
barisan yang terdiri dari 1 lapis epitel kolumnar. Pada saat usia kehamilan 19 – 20 minggu, epitel kolumnar pada daerah vagina akan mengalami kolonisasi dan tumbuh
ke atas. Hubungan antara epitel skuamosa pada vagina dan daerah ektoserviks dengan epitel kolumnar pada daerah kanalis endoserviks disebut hubungan skuamokolumnar
original. Posisi sambungan skuamokolumnar original sangat bervariasi. 66 terletak di daerah ektoserviks, 30 di daerah forniks terutama pada bayi. Posisi sambungan
skuamokolumnar menentukan daerah perluasan metaplasia skuamosa serviks. Metaplasia skuamosa adalah proses yang penting dalam terjadinya kanker pada
serviks Putra, 2006 Permukaan pars vaginalis diselimuti epitel skuamosa, dan pars kanalis serviks
uteri dilapisi oleh epitel kolumnar. Perbatasan antara epitel skuamosa dan kolumnar terdapat di ostium serviks, sambungan skuamo-kolumnar SSK atau zona
transformasi yang merupakan tempat predileksi timbulnya tumor Huang, 2013.