dan obat Stimuno
®
terdiri dari ekstrak kering Phyllanthus niruri L. mempunyai aktivitas imunostimulan yang sama bila diberikan dengan dosis yang sama.
b. Jumlah Diferensial Sel Darah Putih
Pada alat yang digunakan yaitu haematology analyzer Cell-Dyn 1800, ada tiga parameter yang mewakili diferensiasi sel darah putih yaitu mid sel MID,
limfosit LYM dan granulosit GRAN. Rata-rata jumlah deferensial sel darah putih dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil pengukuran jumlah diferensiasi sel darah putih mencit jantan, n=6
Perlakuan Jumlah
Kontrol normal
Kelompok penginduksi
SEDS 15
mgkg BB
SEDS 25
mgkg BB
SEDS 35
mgkg BB
SS 25 mgkg
BB MID
x10
3
Rata-rata ±
SD 0,7
± 0,1265
0,233 ±
0,1211 1,167
± 0,5492
0,7 ±
0,2503 0,6
± 0,0632
1,033 ±
0,5241 LYM
x10
3
Rata-rata ±
SD 8,467
± 0,5502
3,15 ±
0,7817 6,867
± 0,7421
7,85 ±
0,7714 8,633
± 0,6593
7,133 ±
1,2094 GRAN
x10
3
Rata-rata ±
SD 0,183
0,133 0,15
0,283 0,216
0,116
Untuk lebih menjelaskan hasil pengukuran jumlah diferensiasi sel darah putih yang terjadi pada Tabel 4.5 dapat dilihat pada Gambar 4.2 dalam bentuk
diagram balok plot kurva dari jumlah diferensiasi sel darah putih x10
3
lawan perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Grafik hasil pengukuran jumlah sel diferensial sel darah putih mencit
jantan pada berbagai perlakuan Keterangan: K-1: Kelompok normal
K-4: SEDS dosis 25 mgkg BB K-2: Kelompok penginduksi K-5: SEDS dosis 35 mgkg BB
K-3: SEDS dosis 15 mgkg BB K-6: SS dosis 25 mgkg BB
SEDS= Suspensi Ekstrak Daun Sirsak SS= Suspensi Stimuno
1. Mid sel
Mid sel terdiri dari monosit, eosinofil, basofil, sel blast dan prekursor sel darah putih. Pada Gambar 4.2 di atas terlihat bahwa antara kelompok penginduksi,
maka SEDS 15, 25, 35 mgkg BB dan SS 25 mgkg BB menunjukkan hasil yang berbeda signifikan. Apabila dibandingkan dengan normal, maka suspensi EEDS
25 dan 35 mgkg BB menunjukkan hasil yang tidak berbeda signifikan, sedangkan SEDS dosis 15 mgkg BB dan SS 25 mgkg BB menunjukkan hasil yang berbeda
signifikan.
0.7 0.233
1.167 0.7
0.6 1.033
8.467
3.15 6.867
7.85 8.633
7.133
0.183 0.133
0.15 0.283
0.216 0.116
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
k-1 k-2
k-3 k-4
k-5 k-6
ju m
la h
d ifef
erens ia
si sel
d a
ra h
pu tih
1
3
Perlakuan
MID LYM
GRAN
Universitas Sumatera Utara
Berbeda dengan parameter jumlah total sel darah putih, SEDS dengan dosis 25 dan 35 mgkg BB merupakan dosis yang paling bagus dalam
meningkatkan jumlah mid sel pada hewan percobaan. 2. Limfosit
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa peningkatan jumlah limfosit bertambah seiring dengan meningkatnya dosis SEDS yang diberikan. Jika
dibandingkan dengan kelompok penginduksi, maka SEDS dosis 15, 25, 35 mgkg BB serta SS dosis 25 mgkg BB menunjukkan hasil yang berbeda signifikan.
Apabila dibandingkan dengan kontrol normal maka SEDS dosis 15, 25, 35 mgkgBB dan SS dosis 25 mgkg BB menunjukkan jumlah limfosit yang berbeda
signifikan sedangkan dosis 35 mgkg BB menunjukkan jumlah limfosit yang tidak berbeda signifikan dengan kontrol normal. Dapat diartikan bahwa SEDS dosis 15,
25, dan 35 mgkg BB menunjukkan aktivitas imunostimulan dengan meningkatkan jumlah limfosit.
Pada kelompok perlakuan SEDS dosis 35 mgkg BB jumlah limfosit sel menunjukkan hasil yang tidak berbeda signifikan dengan kelompok normal. Sama
dengan parameter jumlah total sel darah putih, SEDS dengan dosis 35 mgkg BB merupakan dosis yang paling bagus dalam meningkatkan jumlah mid sel pada
hewan percobaan. 3. Granulosit
Dari data SPSS diperoleh data yang tidak terdistribusi normal, ini ditunjukkan karena didapat nilai sig
≤ 0,05. Hal ini dapat terjadi karena data yang didapat kurang bervariasi atau sampel yang sedikit. Untuk membaca hasil analisis
uji normalitas adalah membandingkan uji perbedaan antara data kita dengan data
Universitas Sumatera Utara
berdistribusi normal yang memiliki mean dari SD yang sama dengan data kita. Akibatnya jika tes tersebut signifikan p
≤ 0,05 maka data tersebut disebut data yang tidak normal distribusinya. Hal ini setelah dilakukan perbandingan ternyata
data kita berbeda dengan kurva normal. Berbeda dengan kurva normal berarti merupakan data yang tidak normal distribusinya Patria-www.parametric.com.
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah granulosit SEDS dosis 25 dan 35 mgkg BB tidak berbeda bermakna terhadap kelompok normal. SEDS
dengan dosis 25 mgkg BB merupakan dosis yang paling bagus dalam meningkatkan jumlah granulosit sel pada hewan percobaan. Granulosit yang
terdiri dari neutrofil, eosinofil, dan basofil melindungi tubuh terhadap organisme penyerang. Jumlah granulosit sering meningkat apabila diberi imunostimulan,
adanya infeksi dan ancaman benda asing lain yang masuk kedalam tubuh. Namun tidak membahayakan tubuh karena masa hidupnya hanya 4-8 jam saja Guyton
dan Hall, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan