monografi dari ekstrak daun sirsak, dengan demikian, perlu dilakukan pembakuan secara nasional mengenai parameter karakterisasi simplisia daun sirsak agar ada
sebua acuan bagi peneliti dalam melakukan karakterisasi terhadap ekstrak daun sirsak.
Hasil penyarian 570 g serbuk simplisia daun sirsak dengan pelarut etanol 96 diperoleh ekstrak kental yang kemudian diuapkan dengan menggunakan
rotary evapator, diperoleh 82,8 g ekstrak rendemen 14,53.
4.2 Pengujian Aktivitas Imunostimulan
Pada penelitian ini, pengujian aktivitas imunostimulan dilakukan secara in vivo pada mencit jantan dengan metode imunosupresan yaitu diinduksi dengan
prednison dengan cara mengukur parameter hematologi menggunakan alat haematology analyzer Cell Dyn 1800. Metode dilakukan dengan cara
menginduksi hewan percobaan dengan prednison 5 mgkg BB setelah dilakukan orientasi dosis yang diberikan secara oral pada hari pertama penelitian.
Pengukuran parameter hematologi dilakukan pada hari kedelapan dengan menggunakan alat haematology analyzer Cell Dyn 1800 untuk mengukur sel-sel
darah sel darah putih dan diferensiasi sel darah putih. Data orientasi dosis prednison terlihat pada Lampiran 12, halaman 91.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan pemberian ekstrak secara oral, dengan dosis 15, 25 dan 35 mgkg BB setelah dilakukan orientasi
dosis, serta pemberian sedian pembanding Stimuno
®
25 mgkg BB, ternyata aktivitas imunostimulan semua dosis berbeda-beda, ditandai dengan didapatnya
hasil yang berbeda-beda dari pengukuran parameter hematologi yang diukur.
Universitas Sumatera Utara
Hasil yang didapat dibandingkan dengan kontrol normal dan kelompok penginduksi. Data orientasi dosis ekstrak terlihat pada Lampiran 12, halaman 93.
Hasil uji aktivitas imunostimulan yaitu pengukuran parameter hematologi darah hewan percobaan dapat dilihat pada Lampiran 10, halaman 69 merupakan
data mentah yang belum diolah print out dari Cell Dyn-1800. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan dari setiap perlakuaan pada tiap
kelompok hewan percobaan, maka dilakukan analisis variasi ANAVA menggunakan program SPSS versi 15 terhadap parameter hematologi mencit.
Hasil analisis variasi dapat dilihat pada Lampiran 11, halaman 87. Hasil analisis analisis variasi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar parameter
hematologi yang digunakan dengan nilai signifikansi p ≤ 0,05.
Untuk mengetahui kelompok perlakuan mana yang memiliki efek yang sama atau berbeda antar satu perlakuan dengan perlakuan yang lain dilakukan uji
post hoc Duncan untuk semua perlakuan. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada Lampiran 11, halaman 89.
Hasil yang didapat dalam penelitian ini:
a. Jumlah Sel Darah Putih WBC