PEROKSIDA Pemanfaatan Adsorben Dari Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica) Untuk Menurunkan Kandungan Asam Lemak Bebas Dan Bilangan Peroksida Pada Cpo (Crude Palm Oil)

25 merupakan katalisator hidrolisis pada kelapa sawit. Karena alasan ini buah dari kelapa sawit diproses secepat mungkin setelah buah dipetik untuk mengurangi penurunan kualitas minyak [69].

2.4.2 Pengaruh Asam Lemak Bebas pada Mutu Minyak Kelapa Sawit

Asam lemak bebas yang dihasilkan oleh proses hidrolisa dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral dan pada konsentrasi hingga 15. Lemak dengan kadar asam lemak bebas lebih dari 1, jika dicicipi akan terasa membentuk film pada permukaan lidah dan tidak berbau tengik, namun intensitasnya tidak bertambah dengan bertambahnya jumlah asam lemak bebas. Asam lemak bebas, walaupun berada dalam jumlah kecil mengakibatkan rasa tidak lezat lagi. Hal ini berlaku pada lemak yang mengandung asam lemak tidak dapat menguap dengan jumlah atom lebih besar dari 14. Asam lemak bebas yang dapat menguap, dengan jumlah atom karbon C 4 , C 6 , C 8 dan C 10 , menghasilkan bau tengik dan rasa tidak enak dalam bahan pangan berlemak. Asam lemak ini umumnya terdapat dalam minyak nabati seperti minyak kelapa sawit [70].

2.5 PEROKSIDA

Bilangan peroksida adalah banyaknya miliekuivalen peroksida dalam 1000 gram lemak. Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak. Asam lemak tidak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida. Peroksida ini dapat ditentukan dengan metode iodometri [70]. Kerusakan lemak atau minyak yang utama adalah karena peristiwa oksidasi dan hidrolitik, baik enzimatik maupun nonenzimatik. Di antara kerusakan minyak yang mungkin terjadi ternyata kerusakan karena autooksidasi yang paling besar pengaruhnya terhadap cita rasa. Hasil yang diakibatkan oksidasi lemak antara lain peroksida, asam lemak, aldehid, dan keton. Bau tengik atau rancid terutama disebabkan oleh aldehid dan keton. Untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak dapat dinyatakan sebagai angka peroksida atau angka asam thiobarbiturat TBA [71]. Universitas Sumatera Utara 26 Secara umum, reaksi pembentukan peroksida dapat digambarkan sebagai berikut : O O R – CH – CH – R’ R – CH – CH – R’ R – C + R’ – C O O O H H O Monoksida Peroksida Aldehid Bilangan peroksida biasanya pengukuran secara volumetri dengan metode yang telah dikembangkan oleh Lea. Hal ini bergantung pada reaksi kalium iodida dalam suasana asam dengan mengikat oksigen diikuti dengan titrasi dari pembebasan iodine dengan natrium tiosulfat. Kloroform adalah pelarut yang biasanya digunakan [72]. Hasil oksidasi berpengaruh dan dapat mempersingkat periode induktif dari lemak segar, dan dapat merusak zat inhibitor. Konstituen yang aktif dari hasil oksidasi lemak, berupa peroksida lemak atau penambahan peroksida selain yang dihasilkan pada proses oksidasi lemak, misalnya hidrogen peroksida dan asam peroksida dapat mempercepat proses oksidasi. Usaha penambahan anti-oksidan hanya dapat mengurangi peroksida dalam jumlah kecil, namun fungsi anti-oksidan akan rusak dalam lemak yang mengandung peroksida dalam jumlah besar [70]. Universitas Sumatera Utara 27 2.6 PEMILIHAN PROSES PEMBUATAN ADSORBEN DARI BIJI ASAM JAWA UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN PEROKSIDA PADA PEMURNIAN CPO Tabel 2.9 Daftar Nama, Tahun, Kajian, Aktivasi Kimia yang Dilakukan, Ukuran dan Dosis yang Digunakan, Serta Hasil yang Diperoleh pada Penelitian Mengenai Daya Adsorpsi Biji Asam Jawa Nama, Tahun Kajian Aktivasi Kimia Ukuran Dosis Hasil Gupta dan Babu [20] Adsorpsi Cr VI Adsorben : Asam sulfat 98 1:1 4 – 24 gL untuk konsentrasi Cr VI 50 gL pada larutan Daya adsorpsi 11,088 mgg Enrico [17] Penjernihan limbah cair industri tahu -

50, 100, 140 mesh

1000, 2000, 3000, 4000, 5000 mgL limbah cair Pada ukuran partikel 140 mesh penyisihaan turbiditas 91,64, TSS 86,50 dan COD 20. Pawening [18] Biji asam jawa netral dan diaktivasi untuk adsorpsi Cr III - - Luas permukaan: netral 28,3602 m 2 g, aktif 59,5345 m 2 g Daya adsorpsi: 1,1874mg Cr III Suguna, et al. [73] Biji asam jawa netral dan diaktivasi dengan asam untuk adsorpsi Mn II HCl 1 N : biji 100 ml : 10 g 60 – 80 mesh 100 mg100 mL larutan logam Daya adsorpsi: netral 122 mgg, aktif 182.mgg Universitas Sumatera Utara 28 Rajeshkannan, et al. [24] Penghilangan warna malachite geen - 85 mesh 0,17 mm 2,85 gL Daya adsorpsi 54,95 mgg Munusamy, et al. [21] Penyisihan metana Biji asam jawa : KOH p.a 1:4 30 mesh Daya adsorpsi 32 cm 3 g, dan 180 cm 3 g pada 35 bar Wuntu dan Kamu [15] Adsorpsi aseton NaCl 50 10 g adsorben untuk 0,2 mL aseton Daya adsorpsi 6.85x10 -2 cm 3 g Shanthi dan Mahalakshmi [22] Penyisihan warna malachite geen dan metilen biru Adsorben : Asam nitrat 4 N 1:2, pemanasan suhu 80 o C 6 gL Daya adsorpsi: malachite geen 93,45, metilen biru 96,25 Gayathri, et al. [25] Adsorpsi Cr VI Adsorben : Asam sulfat 98 1:1 0,3 mm 2 gL – 10 gL untuk konsentrasi Cr VI 200 mgL dalam larutan Pada dosis 10 gL daya adsorpsi 29,41 mgg Kumar, et al. [19] Biji asam jawa murni dan dimodifikasi untuk dsorpsi warna metilen biru - - Daya adsorpsi : murni 16,611mgg, dimodifikasi 34,483 mgg Universitas Sumatera Utara 29 Tabel 2.10 Daftar Nama, Tahun, Kajian, Agen, Dosis Agen, Kondisi Proses, Serta Hasil yang Diperoleh pada Penelitian Pemurnian Minyak Menggunakan Adsorben Nama, Tahun Kajian Agen Dosis Agen Kondisi Proses Hasil Nasution [64] Pengaruh dosis beberapa BE terhadap daya adsorpsi warna Asam fosfat 85 Simnit, karbon aktif, bentonit 1:100 asam fosfat : CPO 0,8; 1,0; 1,2 dari CPO 80 o C, 110 o C, 1 jam Dosis BE 1,2 Daya serap simnit 36,36, karbon aktif 19,54, bentonit 22,72 Wei, et al. [9] Jenis dosis clay Asam fosfat 85 neutral clay, acid activated clay 0,06 dari CPO 0,1 – 1,0 dari CPO 90 – 100 o C, 900 rpm, 10 menit 110 – 120 o C, 30 menit Acid activated clay, dosis 0,5 dari CPO Morad, et al. [5] Dosis asam fosfat clay Asam fosfat 85 acid – activated clay 0,0 – 1,0 dari CPO 0,0 – 2,0 dari CPO 100 o C, vakum ~50 torr, 30 menit Dosis asam fosfat 0,5 – 1,0 dari CPO, dosis clay 1,0 – 2,0 dari CPO Widayat, et al. [29] Penggunaan adsorben untuk menurunkan FFA minyak jelantah Adsorben zeolit alam diameter 1,69 mm 19,07 g 1 atm 60 o C 15 menit Pengadukan skala 4 Bilangan asam sebesar 1,71 Mancy, et al. [23] Perbandingan biosorben biji asam jawa, biji kelor, biji mimba, dan biji nirmali untuk adsorpsi Cr VI dan FeIII - Ukuran biji asli Untuk adsorpsi Cr VI : biji asam jawa 32,8; adsorpsi Fe III : biji kelor 37,8 Universitas Sumatera Utara 30 Abdullah, et al. [26] Perbandingan dosis adsorben kondisi operasi pada bleaching Asam fosfat 85, bentonit : arang aktif 0,06 dari CPO 1 dari CPO 1:0, 1:10, 1:15, 1:20, 0:1 70 o C, 900 rpm, 10 menit 40-50, 60-70C, 80-90, 100- 110 o C, 1; 1,5; 2; 2,5 3 jam 0:1 bentonit : arang aktif, 1000 rpm, 100 – 110 o

C, 3

jam Aisyah, et al. [27] Penggunaan adsorben untuk menurunkan PV FFA minyak jelantah Karbon aktif polong buah kelor ukuran 120 – 250 mesh 75 mg adsorben untuk 250 g minyak 70 – 100 o C 60 menit PV 6,80 meqkg FFA 0,35 Yustinah dan Hartini [74] Penggunaan adsorben untuk menurunkan PV warna minyak jelantah Arang aktif dari sabut kelapa 2, 4, 6, 8, 10, 12 gam adsorben untuk 200 ml minyak 100 o C, 1000 rpm, 60 menit Dosis 10 gam PV 1,99 meqkg 0,244 abs Warna 0,96 abs Wannahari dan Nordin [28] Penggunaan adsorben untuk menurunkan PV minyak jelantah Adsorben dari ampas tebu bagas ukuran partikel 600 μm 5 – 10 g adsorben untuk 150 ml minyak 110 o C 500 rpm 10 – 60 menit Penurunan PV 26,67 pada 10 menit, dosis adsorben 7,5 g Pakpahan, et al. [75] Penggunaan adsorben untuk menurunkan FFA warna minyak jelantah Adsorben serabut kelapa dan jerami padi ukuran partikel 50, 70, 100 mesh 5 g adsorben untuk 100 g minyak 1 atm, 80 – 90 o C 10-90 menit Adsorben jerami padi 100 mesh, Warna 3,1 merah dan 20 kuning FFA 0,449 untuk 40 menit Universitas Sumatera Utara 31

2.7 DESKRIPSI PROSES