54 Asam lemak adalah asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis ester
terutama gliserol, sebagian asam lemak tidak bergabung dengan molekul gliserol pada minyak atau lemak yang dikenal dengan asam lemak bebas FFA [66].
Kerusakan lemak atau minyak yang utama adalah karena peristiwa oksidasi dan hidrolitik, baik enzimatik maupun nonenzimatik. Kerusakan pada minyak kelapa
sawit menyebabkan bau tengik atau rancid terutama disebabkan oleh aldehid dan keton [10]. Dari hasil spektrofotmetri IR ini dapat disimpulkan bahwa adsorben
dari biji asam jawa dapat mengadsorpsi kandungan asam karboksilat berupa asam lemak bebas, senyawa peroksida, aldehid, dan keton dari minyak kelapa sawit.
4.3 ADSORPSI KADAR ASAM LEMAK BEBAS FFA PADA CPO
Dari penelitian ini dapat dilihat penurunan kadar asam lemak bebas FFA pada CPO yang optimum dari berbagai variasi waktu kontak dan dosis adsorben.
Pada waktu 35 menit dengan penambahan dosis adsorben 1 menghasilkan penurunan kadar FFA paling besar. Hasil tersebut dapat dilihat melalui grafik
pada Gambar 4.5 berikut.
Gambar 4.5 Grafik Penurunan Kadar Asam Lemak Bebas FFA Minyak Kelapa Sawit pada Waktu Tertentu
Kadar asam lemak bebas mula-mula pada minyak kelapa sawit adalah 4,936 . Untuk penambahan dosis adsorben asam jawa sebesar 0,5 dalam minyak
pada waktu 25 menit, kadar asam lemak bebas dalam minyak turun menjadi 4,65 . Pada waktu 35 menit kadar asam lemak bebas dalam minyak turun menjadi 4,2
3 3.5
4 4.5
5
20 25
30 35
40 45
50
F F
A
Waktu menit
0,5 1,0
1,5 Dosis Adsorben
Universitas Sumatera Utara
55 . Dan pada waktu 45 menit kadar asam lemak bebas dalam minyak mengalami
peningkatan menjadi 4,34 . Selanjutnya untuk penambahan dosis adsorben biji asam jawa sebesar 1,0 dalam minyak pada waktu 25 menit, kadar asam lemak
bebas dalam minyak turun menjadi 4,493 . Pada waktu 35 menit kadar asam lemak bebas dalam minyak turun menjadi 3,923. Dan pada waktu 45 menit
kadar asam lemak bebas dalam minyak mengalami peningkatan menjadi 4,063 . Kemudian untuk penambahan dosis adsorben biji asam Jawa sebesar 1,5 dalam
minyak pada waktu 25 menit, kadar asam lemak bebas dalam minyak turun menjadi 4,618 . Pada waktu 35 menit kadar asam lemak bebas dalam minyak
turun menjadi 4,047. Dan pada waktu 45 menit kadar asam lemak bebas dalam minyak mengalami peningkatan menjadi 4,089 .
Menurut teori, penurunan kadar asam lemak bebas pada CPO akan meningkat seiring semakin besar dosis adsorben yang digunakan disertai
pengadukan kontinu pada waktu kontak 30 menit [5]. Menurut Wei et al. [9], dosis adsorben yang diaktivasi dengan asam yang paling baik untuk
menghilangkan kandungan yang tidak diinginkan dari CPO adalah 0,5. Standar kadar asam lemak pada CPO hasil adsorpsi menggunakan degumming
agent dan bleaching earth adalah sebesar 3 – 5 [59]. Pada industri pemurnian
minyak kelapa sawit dengan menggunakan degumming agent konvensional asam fosfat 85 dengan dosis 1 dari berat minyak, kadar asam lemak bebas
mengalami peningkatan dari 5 menjadi 5,05. Pada setiap waktu kontak yang sama, baik 25, 35, dan 45 menit, kadar FFA
menurun seiring semakin bertambahnya dosis adsorben. Namun, penurunan kadar FFA pada dosis adsorben 1,0 lebih besar dari dosis 1,5 pada setiap waktu.
Selain itu, pada penambahan waktu kontak dari 35 menjadi 45 menit untuk setiap dosis adsorben, baik 0,5, 1,0, dan 1,5, kadar asam lemak bebas mengalami
peningkatan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Pertama, karena adsorben yang diaktivasi dengan asam nitrat masih bersifat sedikit asam,
sehingga apabila dosis adsorben semakin meningkat, maka dapat menyebabkan naiknya kadar asam lemak bebas pada minyak. Kedua, semakin lama waktu
kontak minyak kelapa sawit dengan adsorben mengakibatkan minyak semakin lama berinteraksi dengan panas yang memicu pembentukan asam lemak bebas.
Universitas Sumatera Utara
56 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka pemanfaatan adsorben biji
asam jawa yang diaktivasi dengan asam nitrat 4 N dengan rasio b:v 1:2 dengan dosis penambahan adsorben ke dalam minyak sebanyak 1 dari berat minyak
dengan waktu kontak selama 35 menit menghasilkan penurunan kadar asam lemak bebas paling besar dari 4,936 menjadi 3,923 , dimana tidak
memberikan perbedaan yang besar dengan hasil pada waktu 45 menit yaitu 4,063 dan dosis 1,5 yaitu 4,047. Oleh karena itu, dengan pertimbangan ekonomi
terhadap jumlah penggunaan adsorben, dosis 1,0 dipilih sebagai dosis terbaik untuk adsorpsi kandungan asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit dan telah
memenuhi standar kandungan asam lemak bebas pada minyak kelapa sawit setelah proses adsorpsi. Persentase penurunan kadar FFA adalah sebesar 20,52 .
4.4 ADORPSI KANDUNGANPEROKSIDA PADA CPO