MINYAK KELAPA SAWIT CRUDE PALM OIL

12 berdampingan. Berdasarkan struktur, biji asam jawa yang mengandung selulosa mempunyai potensi yang cukup besar untuk dijadikan sebagai adsorben karena mengandung gugus hidroksil –OH yang dapat berinteraksi dengan komponen adsorbat [44].

2.2 MINYAK KELAPA SAWIT CRUDE PALM OIL

Pada tahun 1434, seorang pelaut dari Portugis, Gil Eannes pertama kali memberitahukan mengenai tanaman kelapa sawit Elaeis guineensis [45]. Saat ini, tanaman kelapa sawit telah berkembang kebanyakan di bagian barat benua Afrika, Indonesia, Malaysia, dan akhir-akhir ini berkembang di Brazil dan Kolombia. Pohon kelapa sawit dapat tumbuh hingga 20 meter tingginya dan temperatur yang baik untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 24-27 o C. Pohon kelapa sawit membutuhkan iklim yang lembab dan minyaknya dapat diolah dari buahnya pada saat pohon berumur 4 tahun dan dapat dipanen selama 40-50 tahun [5]. Kelapa sawit Elaeis guineensis dapat menghasilkan dua jenis minyak, yaitu minyak kelapa sawit yang berasal dari daging buah mesocarp dan minyak biji kelapa sawit kernel palm oil dari biji buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit memiliki titik leleh pada suhu 21-27 o C yang dapat dikristalisasi menjadi fraksi padat palm stearin, 25-35, mencair pada suhu antara 48 dan 50 o C dan fraksi cair palm olein, 65-70, mencair pada suhu antara 18 dan 20 o C, dengan demikian dapat memperluas jangkauan yang bermanfaat dari minyak kelapa sawit [46]. Gambar 2.2 Penampang Melintang Buah Kelapa Sawit [5] Universitas Sumatera Utara 13 CPO crude palm oil merupakan minyak kasar yang diperoleh dengan cara ekstraksi daging buah sawit dan biasanya masih mengandung kotoran terlarut dan tidak terlarut dalam minyak. Pengotor yang dikenal dengan sebutan gum atau getah ini terdiri dari fosfatida, protein, hidrokarbon, karbohidrat, air, logam berat, resin, asam lemak bebas FFA, tokoferol, pigmen dan senyawa lainnya [47]. Komposisi umum dari CPO diberikan pada Tabel 2.3 di bawah ini. Tabel 2.3 Komposisi Umum Minyak Sawit Kasar CPO [48] Kelompok Komponen dalam Kelompok Minyak - Trigliserida, Digliserida, Monogliserida - Fosfolipida, Glikolipida, Lipoprotein - Asam Lemak Bebas Produk Teroksidasi - Peroksida, Aldehida, Keton, Furfural dari gula Non-Minyak namun larut dalam minyak - Karoten - Tokoferol - Squalane - Sterol Pengotor - Partikel Logam - Ion Logam - Kompleks Logam Bahan yang Larut dalam Air - Air moisture - Gliserol - Pigmen Klorofil - Fenol - Gula karbohidrat yang dapat larut Adanya pengotor pada minyak akan menurunkan kualitas dan mempengaruhi penampilan fisik, rasa, bau dan waktu simpan dari minyak, sehingga harus dihilangkan melalui proses pemisahan secara fisika maupun secara kimia [47]. Sementara komposisi dari konstituen utama minyak sawit kasar diberikan pada Tabel 2.4 di bawah ini. Tabel 2.4 Komposisi dari Konstituen Utama Minyak Sawit Kasar CPO [5] Konstituen Crude Palm Oil Trigliserida, 95 Asam Lemak Bebas FFA, 2-5 Red Color 5 ¼ “ Lovibond Cell Orange Red Moisture Impurities, 0,15-3,0 Bilangan Peroksida, meqkg 1-5,0 Bilangan Anisidine, AV 2-6 Universitas Sumatera Utara 14 β – karoten, ppm 500-700 Fosfor, ppm 10-20 Besi, ppm 4-10 Tokoferol, ppm 600-1000 Digliserida, 2-6 CPO berbentuk semi padat pada suhu ruang. CPO berwarna jingga karena mengandung sekitar 500 – 700 ppm β - karoten dan merupakan bahan pangan dengan sumber karoten alami terbesar. CPO juga mengandung sedikit air serta serat halus yang berwarna kuning sampai merah yang menyebabkan CPO tidak dapat dikonsumsi langsung sebagai bahan pangan maupun non pangan. CPO terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang berbeda-beda, antara 14 – 20 atom karbon. Dalam proses pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam-asam lemak yang membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air [49]. O || H 2 C – OH HOOCR 1 H 2 C – O – C – R 1 | | | O HC – OH + HOOCR 2 ↔ HC – O – C – R 2 + 3H 2 O | | | O H 2 C – OH HOOCR 3 H 2 C – O – C – R 1 Gliserol Asam Lemak Trigliserida Air Minyak yang mula – mula terbentuk dalam buah adalah trigliserida yang mengandung asam lemak bebas jenuh, dan setelah mendekati masa pematangan buah terjadi pembentukan trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Asam lemak adalah asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau minyak, yang umumnya mempunyai rantai hidrokarbon panjang dan tidak bercabang. Asam lemak terbagi atas dua macam, yaitu : Universitas Sumatera Utara 15 1. Asam Lemak Jenuh Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mengandung ikatan rangkap antara atom – atom karbon pada rantainya, dan pada umumnya mempunyai titik lebur yang tinggi. 2. Asam Lemak Tak Jenuh Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap di antara atom – atom karbonnya, dan pada umumnya mempunyai titik lebur yang rendah. Komposisi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh pada CPO diberikan pada Tabel 2.5 dan 2.6 di bawah ini. Tabel 2.5 Asam – Asam Lemak Jenuh pada Minyak Kelapa Sawit [49] Asam Lemak Jenuh Jumlah Atom Karbon Rumus Struktur Titik Lebur o C Jumlah Asam Miristat 14 CH 3 CH 2 12 COOH 54,4 1,1 – 2,5 Asam Palmitat 16 CH 3 CH 2 14 COOH 62,9 40 – 46 Asam Stearat 18 CH 3 CH 2 16 COOH 69,6 3,6 – 4,7 Tabel 2.6 Asam – Asam Lemak Tak Jenuh pada Minyak Kelapa Sawit [49] Asam Lemak Tak Jenuh Jumlah Atom Karbon Rumus Struktur Titik Lebur o C Jumla h Asam Oleat 18 CH 3 CH 2 7 CH=CH 2 7 COOH 14 42,7 Asam Linoleat 18 CH 3 CH 2 7 CH=CHCHCH 2 =CH 2 CO OH -5 10,3 Asam lemak bebas diperoleh dari proses hidrolisa, yaitu dari penguraian lemak atau trigliserida oleh molekul air yang menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas. Kerusakan minyak atau lemak dapat juga diakibatkan oleh proses oksidasi, yaitu terjadinya kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak, yang biasanya dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Selanjutnya terurailah asam lemak disertai dengan hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta asam-asam lemak bebas [49]. Selain trigliserida masih terdapat senyawa non trigliserida dalam jumlah kecil. Yang termasuk senyawa non trigliserida ini antara lain diglisrida, fosfatida, Universitas Sumatera Utara 16 karbohidrat, turunan karbohidrat, protein, dan bahan-bahan berlendir atau getah gum serta zat-zat berwarna yang memberikan warna serta rasa dan bau yang tidak diinginkan. Dalam proses pemurnian dengan penambahan alkali biasanya disebut dengan proses penyabunan beberapa senyawa non trigliserida ini dapat dihilangkan, kecuali beberapa senyawa yang disebut dengan senyawa yang tak tersabunkan [50]. Menurut Formo et al. [51], tingginya kandungan air pada minyak kelapa sawit disebabkan oleh aktivitas enzim, oleh karena itu kandungan air harus diturunkan untuk menjaga kandungan asam lemak bebas tetap minimum. Kandungan minor dalam minyak sawit berjumlah kurang lebih 1 , antara lain terdiri dari karoten, tokoferol, sterol, alkohol, triterpen, dan fosfolipida. Meskipun berada dalam jumlah kecil, kandungan minor ini dapat mempengaruhi kemampuan pemucatan, stabilitas, dan nilai nutrisi minyak sawit. Fosfolipida, yang merupakan ester kompleks yang sebagian besar terdiri dari fosfor, dan sebagian kecil nitrogen, gula, dan asam lemak rantai panjang, merupakan konstituen utama yang harus dihilangkan selama degumming dengan cara koagulasi kandungan fosfatida menggunakan asam fosfat atau asam sitrat. Fosfolipida dalam minyak kelapa sawit berada pada jumlah yang relatif kecil, yaitu sekitar 5 – 130 ppm dibandingkan dengan minyak nabati lainnya [5]. Sambanthamurthi et al. [52] menyebutkan bahwa minyak mesokarp yang diekstraksi dengan pelarut biasanya mengandung 100 – 200 ppm fosfolipida, namun pada minyak kelapa sawit biasanya hanya sekitar 20 – 80 ppm.

2.3 PEMURNIAN CPO