DESKRIPSI PROSES Pemanfaatan Adsorben Dari Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica) Untuk Menurunkan Kandungan Asam Lemak Bebas Dan Bilangan Peroksida Pada Cpo (Crude Palm Oil)

31

2.7 DESKRIPSI PROSES

Berdasarkan pemilihan proses pembuatan adsorben dari biji asam jawa pada Tabel 2.9, maka ukuran biji asam jawa yang akan diproses menjadi adsorben adalah sebesar 140 mesh. Ukuran ini diadopsi dari penelitian Enrico [17], dimana biji asam jawa dengan ukuran 140 mesh memberikan hasil adsorpsi yang paling baik pada penjernihan limbah cair industri tahu. Untuk memodifikasi adsorben dipilih aktivasi kimia menggunakan asam nitrat 4 N dengan variasi dosis adsorben : asam nitrat b:v sebesar 1:1, 1:2, 1:3, dan 1:4, dan dipanaskan pada suhu 80 o C selama 2 jam. Adsorben yang telah dimodifikasi kemudian dikeringkan di dalam oven selama 2 jam dengan variasi suhu oven sebesar 110, 120, 130, dan 140 o C. Variabel seperti konsentrasi aktivator, suhu dan waktu pemanasan adsorben dengan asam nitrat, serta waktu pengeringan di dalam oven diadopsi dari penelitian Shanthi dan Mahalakshmi [22] dimana adsorben dari biji asam jawa yang diaktivasi memberikan daya adsorpsi yang paling besar terhadap warna malachite green dan metilen biru, dan kemudian dimodifikasi rasio dosis adsorben : asam nitart b:v dan suhu pemanasan di dalam oven. Pada penelitian ini tidak dilakukan percobaan pada adsorben yang tidak diaktivasi. Hal ini disebabkan karena dengan aktivasi maka struktur pori adsorben lebih terbuka sehingga lebih efektif dalam menjerap kandungan pada CPO. Adsorben yang dihasilkan kemudian dianalisa kemampuan adsorpsinya terhadap iodin, atau yang dinyatakan sebagai bilangan iodin. Adsorben dengan bilangan iodin tertinggi selanjutnya akan digunakan sebagai adsorben dalam pemurnian CPO. Standar bilangan iodin dari arang aktif adalah 750 mgg [18], sedangkan standar bilangan iodin dari adsorben yang dibuat dari biomassa tanpa proses pengarangan tidak tersedia. Berdasarkan pemilihan proses adsorpsi kandungan asam lemak bebas dan bilangan peroksida pada CPO pada Tabel 2.10, maka dipilih adsorpsi pada tekanan operasi 1 atm, kecepatan pengadukan dari magnetic stirrer sebesar 1000 rpm, dan suhu reaksi yang dijaga pada rentang 100 – 110 o C yang diadopsi dari penelitian Abdullah et al. [26]. Waktu operasi dilakukan pada variasi waktu 25, 35, dan 45 menit, dengan variasi dosis penambahan adsorben sebesar 0,5, 1,0, dan 1,5 dari berat CPO yang digunakan dalam reaksi. Variasi dosis dan waktu Universitas Sumatera Utara 32 kontak adsorben ini diadopsi dan dimodifikasi dari penelitian Morad et al. [5], dimana variabel – variabel tersebut merupakan kondisi optimum pada operasi adsorpsi pada CPO. Adsorben yang digunakan dalam proses adsorpsi akan dianalisa gugus – gugus fungsinya dengan menggunakan spektrofotometri FTIR. Begitu pula dengan adsorben bekas reaksi atau spent adsorbent juga dianalisa gugus fungsinya dengan metode spektrofotmetri FTIR. Sehingga dengan analisa tersebut dapat dilihat gugus – gugus fungsi pada adsorben sebelum dan sesudah proses adsorpsi, untuk kemudian dikaji sebagai kemampuan adsorpsi adsorben terhadap penurunan kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida pada CPO. Selain itu, dilakukan pula uji kadar asam lemak bebas sebelum dan sesudah proses adsorpsi, serta bilangan peroksida sebelum dan sesudah proses adsorpsi, untuk melihat sejauh mana kemampuan adsorben dari biji asam jawa yang diaktivasi ini untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida pada CPO.

2.8 ANALISA EKONOMI