guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh-sungguh di sekolah maupun di rumah.
3. Lingkungan Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila disekitar
tempat tinggal keadaan masyarakanya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan
moralnya, baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal,
tidak bersekolah dan berpengagguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar
berkurang. 4. Lingkungan Sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah,
suasana sekitar, iklim dan lain sebagainya. Misalnya bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan menggangu belajar. Iklim yang terlalu panas,
semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk , ini akan menunjang proses belajar.
35
Faktor – faktor tersebut saling berintraksi secara langsung dalam mencapai prestasi belajar.
4. Indikator Prestasi Belajar PAI
Apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar sering disebut prestasi belajar. Tentang apa yang telah dicapai oleh siswa setelah
melakukan kegiatan belajar, ada juga yang menyebutkan dengan istilah hasil belajar. Pencapaian hasil belajar atau hasil prestasi belajar siswa, merujuk kepada
aspek - aspek kongnitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, yang diambil hanya ranah kongnitif menjadi indikator prestasi belajar. Artinnya, prestasi belajar
yang hal itu nilainya dilihat atau diperoleh dari nilai raport atau semester.
35
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997, cet. ke-1. Hal.59-60
Adapun indikator dari prestasi belajar pada prinsipnya adalah pengungkapan hasil belajar yang meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
dari pengalaman dan proses belajar siswa. Namun pengungkapan perubahan sebagai tingkah laku seluruh ranah sangat sulit karena perubahan hasil belajar ada
yang bersifat tidak dapat diraba. Oleh karenanya guru tidak dapat mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan dapat mencerminkan
perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, rasa maupun karya.
Menentukan prestasi belajar dapat menggunakan dua macam penilaian: a Penilaian formatif
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satuan pelajaran, dan fungsinya untuk memperbaiki proses belajar
mengajar atau memperbaiki program satuan pelajaran. b Penilaian sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan tiap semester setelah siswa menyelsaikan suatu unitbagian dari mata pelajaran tertentu,
berfungsi untuk menentukan hasil belajar siswa dalam tahap – tahap tertentu.
36
Untuk menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Keberhasilan atau kesuksesan belajar
ditandai dengan pencapaian KKM. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses mengajar-belajar. Diantara
norma-norma pengukuran tersebut ialah: 1. Norma skala angka dari 0 sampai 10,
2. Norma skala dari 0 sampai 100.
37
Ada perbedaan antara penilaian formatif dan penilaian sumatif, penilaian formatif sebenarnya bertujuan untuk memperbaiki proses belajar - mengajar dan
36
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : Remadja Karya, 1986, cet ke-1 h. 137-138
37
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995, h. 153