membiasakan membaca pada anak. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Dari uraian –uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa minat adalah suatu
yang mengarah pada rasa suka atau keinginan akan suatu obyek atau pada suatu hal, dan keinginan untuk mencapai atau mempelajari obyek atau suatu hal tersebut
karena obyek atau suatu hal yang dipelajarinya tersebut sesuai dengan kebutuhannya dan memuaskan keinginan jiwanya sehingga dapat mempengaruhi
apa yang ada dalam dirinya sendiri, pengetahuan atau keterampilannya, serta membawa kemajuan pada dirinya yang akan membuat dia dapat mencapai ара
yang menjadi tujuannya selama ini. Karena kecintaannya pada suatu hal tersebut, akan membuat dia terus mencari dan menggali semua hal atau ilmu yang dapat
menambah wawasannya, pengalamannya, dan juga memuaskan hatinya.
2. Pengertian Membaca
Thomas Carlyle, sebagaimana dikutip oleh A. Widyamartaya, mendefinisikan “membaca adalah segala sesuatu yang telah dilakukan, dipikirkan, dicapai, atau
dihayati oleh umat manusia tersimpan dalam halaman-halaman buku seperti dalam pelestarian yang magis”.
10
Sedangkan membaca di dalam buku yang berjudul petunjuk pengembangan minat dan kegemaran membaca siswa, “membaca adalah suatu kegiatan
penerjemah syimbol atau huruf kedalam kata dan kalimat yang memiliki makna bagi seseorang”.
11
“Membaca adalah salah satu cara terbaik untuk mengisi otak dan jiwa. Seseorang yang banyak membaca akan lebih luas pengetahuannya dari
pada orang yang lebih sedikit membaca”. Intelektual seseorang tidak akan tumbuh sempurna tanpa membaca bahan bacaan sehat yang cukup.
Membaca memiliki peran penting dalam proses perkembangan manusia dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan
10
A. Widyamartaya, Seni Membaca Untuk Studi, Yogyakarta: Kanisuius, 1999, cet. 1. h. 137
11
Pusat Perbukuan Depdikbud, Petunjuk pengembangan minat dan kegemaran membaca siswa, Buku 1.- cet. ke-1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997.
membaca. Maka makin baik kemampuan membaca yang dimilki seseorang akan mempengaruhi pola pikir dan informasi yang diterima oleh orang tersebut.
12
“Membaca ialah keterampilan yang sangat kompleks, dan seperti semua keterampilan lain. Membaca dapat ditingkatkan ketetapan dan kecepatannya
dengan latihan”.
13
Sedangkan menurut Niknik M. Kuntarto, “Membaca adalah suatu keterampilan dalam menemukan sesuatu yang kita cari dalam bacaan.
Tujuannya ialah menangkap bahasa yang ditulis dengan tepat dan teratur”.
14
Soedarso, sebagaimana dikutip oleh Mulyono Abdurahman, mengemukakan bahwa “membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah
besar tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan, dan ingatan. Manusia tidak mungkin dapat membaca tanpa
menggerakan mata dan menggunakan pikiran”.
15
Hanry Guntur Tarigan, mengatakan Membaca adalah kunci ke gudang ilmu, ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan
membaca. Keterampilan membaca menetukan hasil penggalian ilmu itu. Karena itu dapat dikatakan keteramapilan membaca sangat diperlukan dalam dunia
modern.
16
Melalui aktivitas membaca, seseorang dapat mengenal suatu objek, ide prosdur konsep, definisi nama, pristiwa, rumus, teori, atau kesimpulan. Bahkan
lebih dari itu, melalui aktifitas membaca seseorang dapat mencapai kemampuan kongnitif yang lebih tinggi, seperti menjelaskan, menganalisis, hingga
mengevaluasi suatu objek atau kejadian tertentu.
12
Athaillah Baderi, “ Pola Dan Strategi Pengembangan Minat Baca”, Pusat Pengembangan Perpustakaan Dan Kajian Minat Baca Perpustakaan Nasional RI 2003, hal. 1-2
13
Rita L. Atkinson dan Richard C.Atkinson. Pengantar Psikologi, Edisi Ke-8, Jilid 1. Penerbit Ertangga Jakarta 2003, hal.228
14
Niknik M. Kuntarto, Cermat Dalam Berbahsa Teliti Dalam Berfikir, Jakarta: Mitra Wacana Media,2010, cet.8 . h. 221
15
Mulyono Abdurarahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit, Diknas dan Rineka Cipta h.200
16
Hanry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Bandung Angkasa, 1979, hal: 135