Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Adapun indikator dari prestasi belajar pada prinsipnya adalah pengungkapan hasil belajar yang meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa. Namun pengungkapan perubahan sebagai tingkah laku seluruh ranah sangat sulit karena perubahan hasil belajar ada yang bersifat tidak dapat diraba. Oleh karenanya guru tidak dapat mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, rasa maupun karya. Menentukan prestasi belajar dapat menggunakan dua macam penilaian: a Penilaian formatif Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satuan pelajaran, dan fungsinya untuk memperbaiki proses belajar mengajar atau memperbaiki program satuan pelajaran. b Penilaian sumatif Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan tiap semester setelah siswa menyelsaikan suatu unitbagian dari mata pelajaran tertentu, berfungsi untuk menentukan hasil belajar siswa dalam tahap – tahap tertentu. 36 Untuk menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Keberhasilan atau kesuksesan belajar ditandai dengan pencapaian KKM. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses mengajar-belajar. Diantara norma-norma pengukuran tersebut ialah: 1. Norma skala angka dari 0 sampai 10, 2. Norma skala dari 0 sampai 100. 37 Ada perbedaan antara penilaian formatif dan penilaian sumatif, penilaian formatif sebenarnya bertujuan untuk memperbaiki proses belajar - mengajar dan 36 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : Remadja Karya, 1986, cet ke-1 h. 137-138 37 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995, h. 153 untuk menilai sampai di mana pencapaian siswa terhadap tujuan instruksional yang telah dirumuskan di dalam setiap program satuan pelajaran. Dan tes sumatif bertujuan untuk menilai prestasi siswa terhadap penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan selama jangka waktu tertentu. Tetapi karena tes sumatif itu biasanya tidak sering diadakan, maka untuk menjaga kontinyuitas penilaian dan hasil penilaian yang lebih otentik bagi setiap siswa, penentuan nilai raport didasarkan atas penggabungan hasil nilai tes formatif dan tes sumatif. C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis 1. Kerangka Berpikir Minat adalah suatu modus yang mengarah pada rasa suka atau keinginan akan suatu obyek atau pada suatu hal, dan keinginan untuk mencapai atau mempelajari obyek atau suatu hal tersebut karena obyek atau suatu hal yang dipelajarinya tersebut sesuai dengan kebutuhannya dan memuaskan keinginan jiwanya sehingga dapat mempengaruhi ара yang ada dalam dirinya sendiri, pengetahuan atau keterampilannya, serta membawa kemajuan pada dirinya yang akan membuat dia dapat mencapai ара yang menjadi tujuannya selama ini. “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling, dan didahului dengan tanggapan tehadap adanya tujuan”. 38 Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam suatu proses belajar yang dapat membawa perubahan tingkah laku pada diri individu. Perubahan Pertama, aspek kongnitif meliputi perubahan-perubahan dari segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan ketrampilan atau kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua, aspek afektif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran. Ketiga, aspek psikomotor, meliputi perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan 38 Zekri Neni Iska, “Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta : Kizi Brother, 2008, Cet, ke-2 .h. 42. motorik. Ketiga aspek tersebut dievaluasi dan evaluasi itu diaktualisasikan dalam bentuk angka atau skor. Jadi, siswa yang memiliki minat baca tinggi salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang baik berupa studi, kerja, hobi, atau aktifitas apapun adalah minat. Minat yang besar akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Dalam proses belajar, minat merupakan tenaga pendorong bagi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar. Sebaliknya, kondisi belajar mengajar yang efektif akan menimbulkan adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya, sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Minat melahirkan perhatian dan hal ini memungkinkan seseorang melakukan sesuatu dengan tekun untuk jangka waktu yang lama. Dan belajar yang tekun memungkinkan siswa menguasai pelajaran. Minat yang dapat menunjang belajar adalah minat pada bahan atau mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya. Apabila siswa tidak berminat kepada bahan atau mata pelajaran juga kepada gurunya maka siswa tidak akan mau belajar bahkan membaca buku pelajaran yang akan dipelajarinya. Oleh karena itu, apabila siswa tidak berminat sebaiknya dibangkitkan sikap positif sikap menerima kepada pelajaran dan kepada gurunya, agar siswa mau belajar meperhatikan pelajaran. Apabila anak memiliki minat baca yang tinggi diduga prestasi belajar pendidikan agama Islam akan tinggi pula,

2. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara hasil dari teori- teori yang akan diuji lebih lanjut. Maka untuk itulah diperlukan penelitian. Minat baca adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu, terhadap sesuatu yang dapat dibaca dalam bentuk buku-buku, majalah, surat kabar, artikel dan sumber-sumber bacaan lainnya, yang dianggap penting yang berguna sehingga sesuatu itu diperlukan, diperhatikan, dan diingat terus menerus yang kemudian ikuti denag perasaan senang. Terdapat faktor yang mempengaruhi Minat Baca yaitu 1 faktor dorongan dari dalam yaitu faktor yang berhubungan erat dengan dorongan fisik, 2 faktor motif sosial merupakan faktor yang dapat membangkitkan minat untuk melakukan aktivitas - aktivitas tertentu demi memenuhi kebutuhan sosial, dan 3 faktor emosional yaitu perasan yang hubungannya dengan minat terhadap obyek tertentu dengan adanya faktor –faktor tersebut minat baca dapat mempengaruhi prestasi belajar pendidikan agama Islam. Jadi, dari kerangka berfikir diatas hipotesa yang diajukan adalah: Ha : Terdapat hubungan positif signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa dan siswi. Ho : Tidak terdapat hubungan signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar pendidikan agama Islam siswadan siswi. Ketentuan, α 0.05 jika “r” hitung “r” tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Atau α 0.05 jika “r” tabel “r” hitung maka Ha ditolak dan Ho diterima. Tegasnya, jika hipotesa alternatif Ha diterima, sedangkan hipotesa nihil Ho ditolak. Maka terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa dan siswi.