1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap bentuk kegiatan baik yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya mengkhendaki perubahan kearah perkembangan dan kemajuan yang lebih baik,
semua itu sejalan dengan naluri manusia itu sendiri yang tidak pernah merasa puas atas hasil usaha yang diperolehnya. Manusia akan berusaha semaksimal mungkin
untuk meningkatkan usahannya kearah yang lebih baik, tentunya dalam hal ini salah satunya adalah belajar dengan belajar dan berusaha dengan sungguh-
sungguh, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kesemuanya itu tidak lepas dari kemampuan dan potensi manusia itu sendiri dalam menguasai suatu
bidang keilmuan. Dalam peraturan Pemerintah nomor 02, tentang pendidikan dasar dijelaskan:
“Pendidikan Dasar adalah Pendidikan sembilan tahun, terdiri atas pendidikan
enam tahun di Sekolah Dasar dan program pendidikan tiga tahun di Sekolah Menengah Pertama”.
1
Pendidikan Dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapakan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.
2
Pendidikan dasar yang diselenggarakan pada tingkat dasar menengah memberikan dasar membaca, menghitung, menulis yang kemudian dikembangkan
pada tingkat yang lebih tinggi. Perkembangan keterampilan berbahasa siswa berturut-turut, mulai dari keterampilan mendengar informasi, aktif berbicara,
membaca, menulis dan mengarang sebuah cerita, pada umumnya hal itu diawali dari pendidikan dasar, yang kemudian berkembang pada jenjang yang lebih tinggi,
keluarga, dan masyarakat tempat berada. Keterampilan membaca bukan berarti keterampilan untuk melafalkan huruf – huruf saja, akan tetapi lebih merupakan
suatu keterampilan untuk memperoleh informasi dan menagkap isi serta memahami makna dari suatu bacaan.
Sistem Pendidikan Nasional harus dapat memberikan Pendidikan Dasar bagi setiap warga Negara Republik Indonesia, agar masing – masing memperoleh
sekurang-kurangnya pengetahuan dan kemampuan dasar, yang meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta menggunakan bahasa
Indonesia, yang diperlukan oleh setiap warga untuk dapat berpeserta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Allah SWT memerintahkan untuk membaca kepada hamba-hambanya yang tersurat dalam wahyu pertama yang di turunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril yaitu al- Qur’an Surat al-Alaq ayat 1 - 5 yang berbunyi:
1
Departemen Agama RI, Himpunan Perundang – Undangan Bidang Pendidikan Keagamaan, Badung : Departemen Agama RI, 1994 hal. 82
2
Undang – Undang RI No 2 Tahun 1989, Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanaannya, Jakarta : Sinar Grafika, 1991, cet ke-1, h.7
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Al - Alaq : 1- 5 .
3
Mahmud Yunus menjelaskan tentang ayat ini menganjurkan kepada kita, Supaya tiap-tiap orang, baik putra ataupun putri, mesti pandai membaca dan
menulis. Oleh sebab itu di negeri-negeri berkemajuan telah diadakan suatu peraturan, yaitu memaksa ibu bapak buat memasukan anak-anaknya kesekolah,
sekurang-kurangnya kesekolah rendah, supaya umum orang pandai membaca dan menulis.
4
Menurut Raghib As-Sirjani, “Dalam sebuah riwayat, ketika Perang Badar orang musyrik yang ingin menubus dirinya agar mengajar cara membaca dan
menulis 10 orang muslim”
5
. Dengan hal ini, keinginan untuk belajar membaca dan menulis semakin
meningkat di kalangan kaum muslimin, sehingga bertambah banyaklah mereka yang pandai menulis dan membaca.
Minat merupakan landasan yang sangat tinggi bagi seseorang dalam melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja
dapat mewarnai prilaku seseorang, tetepi dapat mendorong orang untuk melakukan sesuatu, sehingga ia melakukan dirinya untuk terikat pada suatu
kegiatan. Demikian pula dengan minat membaca. Kegemaran membaca merupakan perwujudan minat seseorang.
Minat akan hilang apabila tidak dipergunakan. Minat pada anak tidak tumbuh secara otomatis, tapi harus ditimbulkan oleh pendukung pendukunganya. Pada
3
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama, Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004, h. 597
4
Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an Karim, Jakarta: P.T. Hidakarya Agung, 1993, h. 911
5
Raghib As - Sirjani, Spiritual Reading Hidup Lebih Bermakna Dengan Membaca, Solo: Aqwam, 2007, h.20
awalnya minat akan berubah –ubah dari obyek yang satu ke obyek yang lain. Namun makin bertambah usia anak makin stabil minatnya. Minat memegang
peranan penting dalam kehidupan individu, minat selalu dipengaruhi oleh kondisi fisik, mental, emosi dan lingkungan sosialnya.
Minat dipengaruhi oleh perkembangan fisik, mental, kesiapan belajar, pengalanam budaya serta bobot emosi. Minat merupakan salah satu faktor
pendorong individu dalam mencapai tujuan. Sebagaimana juga minat membaca anak tidak dapat berkembang dengan baik
apabila tidak didukung oleh faktor psikis, fisik maupun lingkungan. Oleh karena itu selayaknya minat baca anak sudah ditumbuhkan sejak dini, dengan cara
membiasakan membaca pada anak. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Membaca adalah sebuah jendela yang membuat seseorang bisa menelaah dan
mengetahui segala sesuatu yang dimiliki orang lain dengan cara yang sangat mudah dan simpel. Disisi lain, membaca merupakan salah satu profesi dan
keahlian yang bisa diperoleh guna merealisasikan dan mengaktualisasikan keberhasilan, kesuksesan, dan kesenangan bagi setiap individu manusia di
sepanjang hidupnya. Hal ini bisa dilihat bahwa membaca merupakan bagian pelengkapan bagi kehidupan kita, baik dari segi kepribadian maupun dari sisi
amal perbuatan. Intinya membaca adalah kunci setiap pintu ilmu dan pengetahuan.
Al-Qur’an berarti bacaan atau yang dibaca, karena keberadaannya itu antara lain untuk dibaca dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk dipelajari, dihayati dan
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan hal-hal tersebut diatas, dalam era informasi saat ini, suatu
informasi bukan hanya sebagai suatu hal yang amat penting, tetapi merupakan suatu kebutuhan, karena adanya informasi, wawasan seseorang akan bertambah
dan salah satu caranya adalah dengan membaca. Buku adalah salah satu sumber informasi, semakin disadari pentingnya buku
dalam menunjang proses pendidikan, kebutuhan akan buku-buku yang memadai
semakin terasa. Pada masyarakat modern, kecerdasan kemajuan dapat diukur dengan banyaknya buku dan bacaan lain yang dibaca dan dihasilkan. Di tengah
pesatnya perkembangan teknologi elektronik di bidang komunikasi dengan berbagai produknya, keberadaan buku masih diakui sebagai sarana dan sumber
informasi yang efektif dan efesien. Penulis ingin meneliti bagaimana pihak perpustakaan sekolah lebih dapat berperan menjangkau sasaran yang masal dalam
merangsang dan meningkatkan minat baca dikalangan pelajar khususnya selama ini dirasakan rendah, kurangnya buku-buku agama didalam perpustakaan, lebih
banyak membaca buku umum di banding buku agama Islam, dan melihat kurang memperdulikan masalah prestasi belajar.
Istilah Prestasi sudah biasa diucapkan oleh hampir setiap pemerintah pendidikan dan orang tua murid. Tetapi dibalik ungkapan tersebut, kadang kala
makna atau hendaknya belum dipahami secara baik. Masalah menyangkut ukuran prestasi belajar dan faktor apa saja yang menunjang serta yang menghambat
prestasi belajar siswa itu. Semuanya belum secara tuntas teruraikan dan mendapatkan jawaban yang tepat. Oleh karena itu masalah prestasi belajar
menarik dilatih untuk mendapatkan jawaban yang memadai. Maka dari itu penting adanya minat pada seseorang dalam menjalankan
sesuatu tanpa adanya paksaan, dengan adanya minat pula seseorang pengajar atau pendidik dapat mudah memberikan penjelasan pada waktu proses belajar
mengajar disekolah dan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. Oleh karena itu minat belajar khususnya minat baca terhadap pendidikan agama
disekolah harus dikembangkan. Pada kenyataan minat baca siswai SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan khususnya minat baca buku-buku agama sangat kurang.
Dengan melihat uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas masalah dengan
judul “HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PAI DI SEKOLAH SMP
NEGERI 9 KOTA
TANGERANG SELATAN”.