yang diajukan juga belum pernah diteliti. Maka penulisan skripsi ini masih orisinil dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Sengketa Antarnegara
Sengketa dispute merupakan ketidak sepahaman mengenai sesuatu hal antara dua orang atau lebih. Sengketa tidak pernah bisa terpisahkan dengan
konflik karena sengketa adalah sebuah konflik namun tidak semua konflik dapat di kategorikan sebagai sengketa. Konflik sendiri memiliki pengertian pertikaian
antara pihak-pihak. Bagaimana cara membedakan konflik dengan sengketa, sengketa lebih sederhana misalnya saja sengketa antara Indonesia dengan
Malaysia mengenai pulau sipadan dan ligitan ini merupakan sengketa, dan contoh konflik misalnya palestina dengan israel. Mengapa palestina dan israel disebut
konflik ini karena kompleksnya permasalahan antara pihak-pihak yang terkait, dan umumnya dalam konflik terdapat banyak sengketa khusus specific dispute.
Sengketa Internasional adalah sengketa yang bukan secara ekslusif merupakan urusan dalam negeri suatu negara. Dari pengertian ini tentu dapat di
pahami bahwa sengketa internasional merupakan sengketa yang cakupanya diluar urusan ekslusif dalam negeri suatu negara. Contohnya negara dengan negara atau
karena seiringnya perkembangan mengenai subjek HI bisa juga terjadi sengketa negara dengan non negara.
2. Penyelesaian Sengketa
Dewasa ini hukum internasional memiliki peran besar dalam menyelesaiakan sengketa internasional, di antaranya:
1. Pada prinsipnya, hukum internasional berupaya agar hubungan antarnegara
terjalin lewat ikatan persahabatan dan tidak mengharapkan adanya persengketaan.
2. Hukum internasional memberi aturan-aturan pokok kepada negara-negara
yang bersengketa untuk menyelesaikan sengketanya. 3.
Hukum internasional memberi pilihan yang bebas kepada para pihak tentang cara, prosedur, atau upaya yang seyogyanya ditempuh untuk
menyelesaikan sengketanya. 4.
Hukum internasional modern semata-mata menganjurkan cara penyelesaian secara damai; baik sengketa itu bersifat antarnegara maupun
antara negara dan subjek hukum internasional lainnya.
8
Perlu ditekankan, hubungan yang terjalin antara satu negara dan negara lainnya tidak selamanya tenang dan damai. Banyak hal yang dapat menyebabkan
benturan kepentingan yang memidani lahirnya sengketa di antara negara-negara tersebut. Karenanya, merupakan satu kebijaksanaan dalam situasi semacam ini
adanya sikap di mana negara-negara itu berusaha mengurai sengketa yang terjadi melalui jalur damai dan tidak menggunakan jalur perang, kecuali jika kondisi
8
Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Cet. III, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, Hlm. 8
sangat memaksa.
9
Dalam masyarakat internasional dibedakan antara sengketa politik dan sengketa hukum. Sengketa politik adalah sengketa yang didasarkan
atas pertimbangan-pertimbangan politik, sehingga penyelesaiannya harus didasarkan pada pertimbangan politik juga.
10
a. Perjanjian internasional.
Sedangkan penyelesaian hukum dapat kita lihat pada Pasal 36 2 Statuta Mahkamah Internasional, sengketa hukum mengenai:
b. Setiap persoalan hukum internasional
c. Adanya suatu fakta yang ada, bila telah nyata menimbulkan suatu
pelanggaran terhadap kewajiban internasional. d.
Sifat dan besarnya penggantian yang harus dilaksanakan karena pelanggaran terhadap kewajiban internasional.
11
3. Perdamaian
Dalam studi perdamaian, perdamaian dipahami dalam dua pengertian.Pertama, perdamaian adalah kondisi tidak adanya atau berkurangnya
segala jenis kekerasan.Kedua, perdamaian adalah transformasi konflik kreatif non- kekerasan. Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perdamaian adalah
apa yang miliki ketika transformasi konflik yang kreatif berlangsung secara tanpa kekerasan. Perdamaian selain merupakan sebuah keadaan, juga merupakan suatu
proses kreatif tanpa kekerasan yang dialami dalam transformasi fase perkembangan suatu konflik. Umumnya pemahaman tentang kekerasan hanya
9
Muhammad Ashri dan Rapung Samuddin, Op.Cit, Hlm. 257
10
Sri Setianingsih Suwardi, Opcit, Hlm. 4
11
Ibid , Hlm. 4
merujuk pada tindakan yang dilakukan secara fisik dan mempunyai akibat secara langsung.Batasan seperti ini terlalu minimalistis karena rujukannya berfokus pada
peniadaan atau perusakan fisik semata.
12
4. Perdamaian sebagai tujuan masyarakat internasional
Kendati pun demikian, pengertian perdamaian tidak berhenti di situ.Perdamaian bukan sekedar soal ketiadaan kekerasan atau pun situasi yang anti
kekerasan.Lebih jauh dari itu perdamaian seharusnya mengandung pengertian keadilan dan kemajuan. Perdamaian dunia tidak akan dicapai bila tingkat
penyebaran penyakit, ketidakadilan, kemiskinan dan keadaan putus harapan tidak diminimalisir. Perdamaian bukan soal penggunaan metode kreatif non-kekerasan
terhadap setiap bentuk kekerasan, tapi semestinya dapat menciptakan sebuah situasi yang seimbang dan harmoni, yang tidak berat sebelah bagi pihak yang kuat
tetapi sama-sama sederajat dan seimbang bagi semua pihak.Jadi perdamaian dunia merupakan tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya konflik antar negara di
seluruh dunia.
Negara yang lebih suka menyerukan peperangan, adalah negara yang berambisi dannegara yang tidak bersosialita.Banyak orang yang mengharapkan
perdamaian dari pada perang. Seharusnya seluruh negara di dunia ini mau bersama-sama “saling bergandengan tangan” dan berkomitmen untuk terus
menyerukan dan mewujudkan perdamaian dunia dan saling membantu demi terwujudnya suatu tujuan dari kehidupan bernegara, yakni terciptanya perdamaian
12
http:nicofergiyono.blogspot.com201406konflik-dan-perdamaian-dunia.html. Diakses pada tanggal 26 Maret 2015, pukul: 20.00 WIB
antar sesama umat manusia. secara bersama-sam harus yakin bahwa suatu saat nanti perdamaian dunia akan benar-benar terwujudkan. Tentu yakin saja tidak
cukup dan tidak akan pernah mengubah keadaan. Harus ada upaya-upaya nyata yang lakukan bersama Negara-negara di seluruh penjuru dunia. Selama ini
memang sering ada upaya-upaya diplomasi dan pertemuan antar Negara guna menciptakan perdamaian dunia.Pada akhirnya yang dihasilkan seperti biasa yaitu
butir-butir kesepakatan atau semacam perjanjian bersama yang selama ini belum banyak mampu merubah keadaan.
13
Manusia harus memiliki suatu tujuan yang sama dengan orang lain untuk bersatu dan berjuang demi mewujudkan perdamaian dunia.Selain itu harus saling
mengalah, tidak egois dan selalu menghargai orang lain. Jika hanya berpikir untuk kepentingan sendiri tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang lain,
kebersamaan pun tentu tidak akan terbentuk dengan baik. Dari kebersamaan tersebut, akan menjadi awal mula bisa terbentuknya perdamaian. Setelah
terbentuknya kebersamaan juga diiperlukan kesadaran. Maksud dari kesadaran itu adalah dituntut untuk sadar terhadap situasi.
14
F. Metode Penelitian