antar sesama umat manusia. secara bersama-sam harus yakin bahwa suatu saat nanti perdamaian dunia akan benar-benar terwujudkan. Tentu yakin saja tidak
cukup dan tidak akan pernah mengubah keadaan. Harus ada upaya-upaya nyata yang lakukan bersama Negara-negara di seluruh penjuru dunia. Selama ini
memang sering ada upaya-upaya diplomasi dan pertemuan antar Negara guna menciptakan perdamaian dunia.Pada akhirnya yang dihasilkan seperti biasa yaitu
butir-butir kesepakatan atau semacam perjanjian bersama yang selama ini belum banyak mampu merubah keadaan.
13
Manusia harus memiliki suatu tujuan yang sama dengan orang lain untuk bersatu dan berjuang demi mewujudkan perdamaian dunia.Selain itu harus saling
mengalah, tidak egois dan selalu menghargai orang lain. Jika hanya berpikir untuk kepentingan sendiri tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang lain,
kebersamaan pun tentu tidak akan terbentuk dengan baik. Dari kebersamaan tersebut, akan menjadi awal mula bisa terbentuknya perdamaian. Setelah
terbentuknya kebersamaan juga diiperlukan kesadaran. Maksud dari kesadaran itu adalah dituntut untuk sadar terhadap situasi.
14
F. Metode Penelitian
Suatu metode ilmiah dapat dipercaya apabila disusun dengan mempergunakan suatu metode yang tepat. Metode merupakan cara kerja atau tata
kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Sebagaimana suatu tulisan yang bersifat ilmiah dan untuk
13
Ibid
14
Ibid
mendapatkan data yang valid dan terpercaya dengan judul yang terkandung didalam tulisan ini, maka penulis berusaha untuk mengumpulkan data-data yang
valid dan terpercaya tersebut dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Hukum Normatif yang disebut juga dengan Penelitian Hukum Doktrinal. Jenis penelitian yang dilakukan
dan dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan yang dilakukan dengan cara meneliti pustaka
atau bahan sekunder. Seperti yang diungkapkan oleh Peter Mahmud Marzuki bahwa tujuan penelitian hukum normatif, yakni:
“...suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum untuk menjawab permasalahan hukum yang
dihadapi. Penelitian hukum normatif dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai presripsi dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi...”
15
a. Sebagai sumber data yang dipakai hanyalah dat sekunder kepustakaan, yang
terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier;
Adapun karakteristik penelitian hukum normatif, yakni:
15
Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris
, Cet. I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, Hlm. 34
b. Penyusunan kerangka teoritis yang bersifat tentatif skema dapat ditinggalkan
tetapi penyusunan kerangka konseptual mutlak perlu; c.
Tidak diperlukan hipotesis, kalaupun ada hanya hipotesis kerja; d.
Konsekuensi dari hanya menggunakan data sekunder, maka penelitian hukum normatif tidak diperlukan sampling, karena data sekunder sebagai sumber
utanmanya memiliki bobot dan kualitas tersendiri yang tidak bisa diganti dengan data jenis lainnya.
16
2. Sumber Data
Dalam penelitian hukum terdapat dua jenis data yang diperlukan. Hal tersebut diperlukan karena penelitian hukum itu ada yang merupakan penelitian
hukum normatif dan ada penelitian hukum empiris. Jenis data yang pertama disebut sebagai data sekunder dan jenis data yang kedua disebut dengan data
primer.
17
Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data sekunder. Data sekunder atau data kepustakaan atau dikenal dengan bahan hukum dalam
penelitian hukum seperti ada kesepakatan yang tidak tertulis dari para ahli peneliti hukum, bahwa hukum itu berupa berbagai literatur yang dikelompokkan.
18
16
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2004, Hlm. 118-120
17
Ibid, Hlm. 156
18
Ibid , Hlm. 157
Data sekunder diperoleh dengan cara menelusuri bahan-bahan yang berkaitan dengan
masalah Penyelesaian Sengketa dan Perdamaian menurut Hukum Islam serta Penyelesaian Sengketa dan Perdamaian menurut Hukum Internasional.
3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selain itu, antara metode mengumpulkan data
dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan haruslah berhubungan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Studi Kepustakaan Library Research
yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai macam literatur yang berkaitan, kemudian berdiskusi dan mendengarkan masukan yang diberikan oleh para ahli
dalam bidang pembahasan skripsi ini, serta banyak melakukan penelusuran melalui media internet. Studi kepustakaan juga merupakan metode tunggal yang
dipergunakan dalam penelitian hukum normatif. Tujuan dan kegunaan studi kepustakaan pada dasarnya adakah menunjukkan jalan pemecahan permasalahan
penelitian.
4. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Analisis yang digunakan oleh
penulis adalah analisis data secara kualitatif. Pertama, menginventarisir dan mengindentifikasikan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang relevan.
Kedua, melakukan sistematisasi keseluruhan bahan hukum, asas-asas hukum,
teori-teori, konsep-konsep, dan bahan rujukan lainnya dengan melakukan seleksi bahan hukum dan mengaitkan serta menghubungkan antara bahan hukum yang
satu dengan yang lainnya. Ketiga, analisis bahan hukum yang telah dikumpulkan
menurut cara-cara analisis dan penafsiran gramatikal serta sistematis dimana interprestasi dilakukan dengan menafsirkan undang-undang sebagai bagian dari
keseluruhan sistem perundang-undangan dengan menghubungkannya dengan undang-undang lain secara logis dan sistematis. Keempat, hasil penelitian yang
diperoleh akan dianalisis secara kualitatif. Kelima, penarikan kesimpulan dilakukan secara deduktif yaitu pemikiran dimulai dari hal yang umum kepada hal
yang khusus.
19
G. Sistematika Penulisan