Penyakit Infeksi Gangguan Pencernaan Obat Hipoglikemik Oral OHO

b.3 Penyakit Jantung Koroner

DM merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan penumpukan lemak di dinding yang rusak dan menyempitkan pembuluh darah. Jika pembuluh darah koroner menyempit, otot jantung akan kekurangan oksigen dan makanan akibat suplai darah yang kurang. Selain menyebabkan kurangnya suplai darah ke otot jantung, penyempitan pembuluh darah juga mengakibatkan tekanan darah meningkat, sehingga dapat mengakibatkan kematian mendadak. Dibandingkan dengan orang normal, diabetes dua kali lebih mudah menderita serangan jantung. 12 b.4 Stroke Diabetes sering disertai dengan hipertensi, kolesterol terutama LDL yang tinggi, obesitas, merokok, kurang olahraga, hidup santai, dan sebagainya. Hal ini akan memicu terbentuknya radikal bebas yang mendorong atau mempercepat proses aterosklerosis. Proses ini bisa menimbulkan pemyumbatan darah otak yang menyebabkan stroke. Diabetes juga mempermudah komplikasi perdarahan pada pembuluh darah otak. Stroke akibat perdarahan umumnya lebih berbahaya daripada stroke akibat penyumbatan. 12

c. Penyakit Infeksi

Penderita DM rentan terkena infeksi seperti infeksi saluran kencing dan infeksi saluran nafas yaitu TB Paru dan Pneumonia. ISK disebabkan oleh infeksi Escherichia coli dan jamur spesies candida, sedangkan Pneumonia disebabkan oleh infeksi Streptokoku, stafilokokus, dan infeksi jamur seperti aspergillosis dan mucormycosis. Penyakit infeksi ini terjadi karena mikroorganisme tumbuh baik jika kadar glukosa Universitas Sumatera Utara darah tinggi, mekanisme pertahanan tubuh rendah pada orang yang menderita DM dan komplikasi terkait diabetes yang meningkatkan risiko infeksi. 12

d. Gangguan Pencernaan

Mengidap DM terlalu lama dapat mengakibatkan urat saraf yang memelihara lambung akan rusak sehingga fungsi lambung untuk menghancurkan makanan menjadi lemah. Hal ini mengakibatkan lambung menjadi menggelembung sehingga proses pengosongan lambung terganggu dan makanan lebih lama tertinggal di dalam lambung. Keadaan ini akan menimbulkan rasa mual, perut mudah terasa penuh, kembung, makanan tidak lekas turun, kadang-kadang timbul rasa sakit di ulu hati atau makanan terhenti dalam dada. 12

2.7 Pencegahan Diabetes Mellitus

Pencegahan diabetes mellitus terdiri dari 3 yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier. 2

2.7.1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya diabetes mellitus pada individu yang berisiko untuk mendapatkan diabetes. Pada pencegahan primer perlunya diberikan informasi tentang bahaya diabetes dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian diabetes kepada individu yang berisiko. 33 Dengan informasi tersebut diharapkan inividu yang berisiko mampu mengatur pola makan yang sehat pembatasan konsumsi kalori terutama pembatasan lemak total dan lemak jenuh untuk mencapai kadar glukosa dan lipid darah yang normal, berolahraga secara teratur, dan menghindari stres. 8 Universitas Sumatera Utara

2.7.2 Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan tindakan pencegahan terjadinya komplikasi akut maupun kronis pada pasien yang baru terdiagnosa menderita diabetes. Untuk menemukan penderita DM sedini mungkin, perlu diadakannya tes penyaringan skrining terutama pada populasi risiko tinggi umur 40 tahun, gemuk, hipertensi, riwayat keluarga DM, riwayat melahirkan bayi 4kg, riwayat DM pada saat hamil, dan dislipidemia. 34 Penegakan diagnosis DM dilakukan dengan cara berikut: 35 Adanya gejala klasik DM dan salah satu dari tiga kriteria berikut: a. Glukosa plasma puasa ≥126 mgdL. Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori sedikitnya 8 jam b. Konsentrasi glukosa plasma sewaktu ≥200 mgdL Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir c. Kadar glukosa plasma 2 jam pada Tes Toleransi Glukosa Oral TTGO ≥200 mgdL TTGO dilakukan dengan standar WHO 1994, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrase yang dilarutkan ke dalam air. Pada pasien yang baru terdiagnosa DM perlu diberikan pengertian tentang penyakit diabetes supaya mereka dapat mengendalikan penyakitnya dengan mengontrol gula darah, mengatur makanan dan melakukan aktifitas olah raga. 33 Dengan demikian maka pasien akan mampu mencapai dan mempertahankan kadar Universitas Sumatera Utara glukosa darah mendekati normal glukosa darah puasa berkisar 90-130 mgdL, glukosa darah 2 setelah makan 180 mgdL, dan kadar A1c 7, tekanan darah 13080 mmHg, profil lipid kolesterol LDL 100 mgdL, kolesterol HDL 40 mgdL, dan trigliserida 150 mgdL, dan berat badan senormal mungkin. 36 Selain itu, untuk menghindari terjadinya komplikasi DM, pasien juga perlu diberikan intervensi farmakologis. Intervensi farmakologis untuk DM ada 3 yaitu:

a. Obat Hipoglikemik Oral OHO

OHO biasanya diberikan pada Dm tipe 2 jika diet dan olah raga gagal menurunkan kadar gula darah. Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 4 golongan yaitu golongan pemicu sekresi insulin sulfonilurea dan glinid, golongan penambahan sensitivitas terhadap insulin tiazolidindion, golongan penghambat glukoneogenesis metformin, dan golongan penghambat absorbsi glukosa di usus halus glukosidase alfa. 2 Golongan sulfonilurea diberikan pada pasien yang tidak gemuk karena meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas, misalnya Glibenklamid dengan nama obat paten Daonil atau Euglucon. Golongan glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonilurea dengan penekanan pada sekresi insulin fase pertama, misalnya Repaglinid dengan nama obat paten Novonorm. Golongan tiazolidindion mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, misalnya Pioglitazon dengan nama obat paten Actos. Golongan metformin berfungsi mengurangi produksi glukosa hati, misalnya Glucophage. Golongan glukosidase alfa berfungsi mengurangi absorpsi glukosa di Universitas Sumatera Utara usus halus sehingga menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan, misalnya Akarbose dengan nama obat paten Glucobay. 2

b. Insulin