5.4 Kategori Komplikasi DM
Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang tahun 2012 berdasarkan kategori komplikasi dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 5.9 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi
yang Dirawat
Inap Berdasarkan
Kategori Komplikasi DM di RSUD Deli Serdang Tahun 2012
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa proporsi terbesar kategori komplikasi DM adalah komplikasi kronik 88,2 kemudian komplikasi akut dan
kronik 7,5, dan komplikasi akut 4,3. Data tersebut menunjukkan bahwa penderita DM datang memeriksakan dirinya ke RSUD Deli Serdang setelah terjadi komplikasi
kronik. Pasien tidak menyadari bahwa beberapa tahun sebelumnya telah menderita DM.
88,2 7,5
4,3
Kategori Komplikasi
KomplikasiKronik Komplikasi akut + Kronik
Komplikasi Akut
Universitas Sumatera Utara
Komplikasi kronik DM terjadi karena kontrol glukosa dan tekanan darah yang tidak baik pada penderita DM. Kontrol glukosa dan tekanan darah yang baik pada
penderita DM dapat mencegah dan memperlambat timbulnya komplikasi kronik.
43
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sinaga 2012 di RS Vita Insani Pematang Siantar bahwa proporsi tertinggi komplikasi DM adalah komplikasi kronik
89,4. Begitu juga dengan penelitian Tarigan 2011 di RSU Herna Medan bahwa proporsi tertinggi komplikasi DM adalah komplikasi kronik 85,1.
7
5.5 Penatalaksanaan Medis DM
Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang tahun 2012 berdasarkan penatalaksanaan medis dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Gambar 5.10 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan
Medis DM di RSUD Deli Serdang Tahun 2012
66,1 31,2
2,7
Penatalaksanaan Medis
OHO OHO + Suntik Insulin
Suntik Insulin
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa proporsi terbesar penderita DM berdasarkan penatalaksanaan medis yaitu Obat Hipoglikemik Oral OHO 67,4,
kemudian diikuti Kombinasi OHO dan suntik insulin 31,8, dan proporsi terkecil yaitu suntik insulin 0,8.
Tingginya penggunaan OHO karena proporsi penderita DM tipe 2 juga yang tinggi di RSUD Deli Serdang. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
penderita DM tipe 2 yang telah terjadi komplikasi dianjurkan untuk mendapat terapi OHO, sedangkan kombinasi OHO dan insulin diberikan jika dengan pemberian OHO
dosis maksimal tidak dapat mengontrol kenaikan kadar gula darah, kemudian pemberian kombinasi terapi ini bertujuan untuk memberikan insulin dengan dosis
yang lebih rendah dibandingkan bila insulin diberikan sebagai terapi tunggal yang mana dapat menimbulkan hipoglikemia.
37
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sinaga 2012 di RS Vita Insani Pematang Siantar bahwa proporsi tertinggi panatalaksanaan medis yang
diberikan yaitu OHO 63,4, kemudian kombinasi OHO dan suntik insulin 35,8 dan suntik insulin 0,8.
25
5.6 Lama Rawatan Rata-rata Penderita DM dengan Komplikasi