Saran Pengertian Diabetes Mellitus Patofisiologi Diabetes Mellitus

6.1.8 Proporsi terbesar penderita DM dengan komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang yaitu pulang berobat jalan PBJ 91,4 6.1.9 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis kelamin pada penderita DM dengan komplikasi p = 0,720 6.1.10 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi pada penderita DM dengan komplikasi. p = 0,994 6.1.11 Ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya pada penderita DM dengan komplikasi. p = 0,009 .

6.2 Saran

6.2.1 Kepada pihak rumah sakit sebaiknya melakukan pemeriksaan kadar HbA1c untuk penegakan diagnosis yang lebih akurat dan untuk memantau kadar glikemik jangka panjang dan kepatuhan pasien dalam mengontrol gula darahnya. Selain itu pihak rumah sakit seharusnya memperhatikan efisiensi lama rawatan Length of Stay; LOS sehingga pasien dapat ditangani dengan cepat dan tepat. 6.2.2 Kepada penderita DM dengan komplikasi untuk melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah secara rutin, melakukan pemeriksaan kadar HbA1c, melakukan diet yang dianjurkan, olahraga yang rutin dan mengkonsumsi obat secara teratur sehingga kadar gula darah bisa terkontrol untuk mencegah komplikasi yang lebih berat. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Diabetes Mellitus

Berdasarkan American Diabetes Association ADA tahun 2005, DM atau yang lebih sering disebut dengan penyakit kencing manis adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik kadar glukosa darah di atas normal yang terjadi karena defisiensi insulin oleh pankreas, penurunan efektivitas insulin, atau kedua-duanya. 2 Diabetes Mellitus atau penyakit kencing manis adalah suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu ≥200 mgdl dan kadar gula darah puasa ≥126 mgdl. 8 Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis gangguan metabolik pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein dalam tubuh sebagai sumber energi, akibat kekurangan hormon insulin yang dibentuk pankreas. Hal ini dapat mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat dan kelebihannya akan dikeluarkan melalui ginjal dan selanjutnya melalui urine. 9

2.2 Patofisiologi Diabetes Mellitus

Glukosa terbentuk dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Kemudian glukosa akan diserap melalui dinding usus dan disalurkan dalam darah. Setelah makan, kadar glukosa dalam darah akan meningkat melebihi glukosa yang dibutuhkan dalam proses pembentukan energi tubuh. Glukosa dalam darah yang tinggi akan merangsang sel β pankreas untuk Universitas Sumatera Utara mensekresikan insulin. Insulin merupakan hormon anabolik utama yang mendorong penyimpanan zat gizi yaitu penyimpanan glukosa sebagai glikogen di hati dan otot, perubahan glukosa menjadi triasilgliserol di hati dan penyimpanannya di jaringan adiposa, serta penyerapan asam amino dan sintesis protein di otot rangka. Kadar tertinggi insulin terjadi sekitar 30 – 45 menit setelah makan makanan tinggi karbohidrat. Kadar insulin kembali ke tingkat basal seiring dengan penurunan kadar glukosa darah, sekitar 120 menit setelah makan. 10 Pada keadaan kadar glukosa darah rendah kurangnya asupan karbohidrat, maka kadar insulin akan menurun dan keadaan ini akan merangsang sel α pankreas untuk mensekresikan glukagon. Glukagon berfungsi untuk mempertahankan ketersediaan bahan bakar apabila tidak tersedia glukosa makanan dengan merangsang glikogenolisis pemecahan glikogen menjadi glukosa dan glukoneogenesis pembentukan glukosa dari asam amino, laktat, dan gliserol. Kadar glukosa darah tetap normal melalui mekanisme timbal-balik insulin-glukagon. 10 Pada keadaan patologis, Jika insulin kurang atau tidak disekresikan oleh sel β pankreas seperti pada kasus DM tipe 1 dan sel reseptor insulin yang kurang karena otot dan sel lemak yang merupakan cadangan energi menjadi resisten terhadap insulin seperti pada kasus DM tipe 2, hal ini mengakibatkan glukosa tidak dapat diubah menjadi energi, glikogen, dan lemak. Hal inilah yang menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat. Jika konsentrasi glukosa darah meningkat melewati ambang batas ginjal, glukosa akan dikeluarkan melalui urine. Sebenarnya ginjal dapat mencegah setiap glukosa agar tidak masuk ke dalam urine karena ginjal telah Universitas Sumatera Utara menyaring, tetapi jika kadar glukosa terlalu tinggi maka ginjal tidak mampu menyaring semua glukosa sehingga glukosa dibuang melalui urine. 11

2.3 Gejala-Gejala Diabetes Mellitus