L-20
Gambar 3.2. Struktur Hirarki
b. Penentuan Bobot Perspektif, Kriteria Tujuan, dan Indikator
Kinerja Tiap Responden
Penentuan bobot dilakukan dengan menggunakan matriks perbandingan
berpasangan. Perbandingan
berpasangan akan
membandingkan setiap
pasangan elemen
berdasarkan tingkat
kepentingan yang diwakili dengan skala 1 – 9.
c. Pengujian Konsistensi Matriks Berpasangan
Pengujian konsistensi dilakukan untuk menilai konsistensi matriks perbandingan berpasangan. Apabila pengujian matriks perbandingan
tidak konsisten, maka dilakukan penilaian ulang bagi responden yang memberikan penilaian tidak konsisten terhadap kriteria – kriteria yang
diperbandingkan.
d. Penentuan Bobot Konsensus
Hasil kuesioner matriks perbandingan antar kriteria setelah diuji dan hasilnya konsisten maka dari penilaian matriks perbandingan
kriteria tersebut diolah dengan rataan geometrik. Hasil rataan geometrik tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam
pembobotan.
3.4.2. Tahap Pengolahan Data Sekunder
Berdasarkan data – data yang diperoleh sesuai dengan pengelompokan pada masing – masing perspektif , kemudian dilakukan
pengolahan data sekunder yang akan digunakan sebagai masukan dalam pengukuran kinerja dengan menggunakan metode OMAX.
3.4.3 Pengukuran Kinerja dengan metode Objective Matrix OMAX
Untuk menilai hasil kinerja yang telah dicapai PT.Primissima, pada penelitian ini dilakukan pengukuran kinerja dengan meode Objective Matrix
OMAX . Hasil dari OMAX memberikan gambaran mengenai tingkat
L-21 perbaikan pada masing – masing perspektif balanced scorecard , sehingga
dapat diketahui di bagian mana prioritas perbaikan kinerja harus dilakukan. Pengukuran kinerja dengan metode OMAX dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut :
1. Penetapan Sasaran
Salah satu ciri yang paling unik dan unggul pada sistem OMAX adalah kemampuannya dalam menetapkan sasaran yang jelas untuk
setiap tolok ukur yang diidentifikasi. Setelah dasar pengukuran dan sasaran ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah mendefinisikan 3
angka utama dalam OMAX, yaitu 0 nol , 3 tiga dan 10 sepuluh .
2. Penetapan Bobot Untuk Kriteria
Penetapan bobot untuk kriteria merupaan tahap yang sangat menentukan dalam penyusunan matriks. Dalam hal ini, pembobotan
dilakukan dengan penempatan bobot pada masing – masing tolok ukur dengan melibatkan sekelompok manajemen dari berbagai divisi yang
berbeda yang mengetahui seluk beluk perusahaan. Langkah – langkah untuk menentukan bobot yang digunakan dalam OMAX adalah sebagai
berikut : a. Bobot global hasil konsensus dijumlah untuk semua tolok ukuran
dalam tiap perspektif sehingga diperoleh jumlah totalnya. b. Normalisasi dengan cara membagi bobot global masing – masing
tolok ukur dengan jumlah total bobot tolok ukur pada tiap perspektif.
3. Penyusunan Matrix Obyektif untuk Masing – Masing Perspektif
Langkah selanjutnya adalah menyusun matriks obyektif untuk masing – masing perspektif. Adapun struktur dasar OMAX dapat
dilihat pada sub bab 2.9. Pada blok performance diisi dengan nilai hasil kinerja yang dicapai institusi pada periode pengukuran. Untuk blok
skala, angka 0 nol , 3 tiga , dan 10 sepuluh yang telah didefinisikan sebelumnya diisikan pada masing – masing blok.
Sedangkan angka yang terletak diantara ketiga nilai – nilai tersebut
L-22 diperoleh dengan cara interpolasi. Blok nilai merupakan hasil perkalian
antara skor dan bobot. Kemudian dihitung indeks perspektif yang merupakan penjumlahan dari semua nilai.
3.5. Analisis
Dalam tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang telah diolah untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan di awal penelitian.
Analisis yang dilakukan meliputi: 1. Analisis peringkat perspektif balanced scorecard. Analisis ini dilakukan
berdasarkan penilaian responden terhadap tingkat kepentingan perspektif balanced scorecard dengan metode AHP.
2. Analisis pencapaian kinerja berdasarkan hasil dari metode OMAX. Analisis ini dilakukan berdasarkan hasil perhitungan indeks perspektif
metode OMAX. Semakin tinggi nilai indeks 3 maka dapat dikatakan bahwa terjadi perbaikan yang membawa dampak positif pada perusahaan,
demikian pula sebaliknya. 3. Analisis usulan – usulan strategis yang dapat digunakan perusahaan untuk
meningkatkan kinerjanya.
3.6. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian akhir dari penelitian yang dilakukan, akan ditarik suatu kesimpulan mengenai penerapan metode balanced scorecard dalam
perumusan strategi dan pengukuran kinerja PT. Primissima. Dalam kesimpulan tersebut diharapkan muncul saran dan usulan kepada
perusahaan tersebut dan saran untuk penelitian selanjutnya.
L-23 BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Pengumpulan Data Primer