Surat Kabar Kerangka Pemikiran dan Teori

commit to user Dengan kata lain, meskipun pesan stimulus yang disampaikan media massa sama namun akibat yang terjadi dikalangan khalayak akan berbeda antara satu orang dengan orang lain

4. Surat Kabar

Surat kabar merupakan media massa paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutterberg di Jerman. Prototipe pertama surat kabar diterbitkan di Bremen Jerman pada tahun 1609. Pada tahun yang sama, surat kabar yang sederhana terbit di Strasborg. Bentuk surat kabar yang sesungguhnya terbit pada tahun 1620 di Frankfurt, Berlin, Humberg, Vienna, Amsterdam dan Antwerp Hiebert, Ungurait, Bohn, pada Elvinaro Ardianto Lukiati Komala Erdinaya, 2004:99. Menurut majalah Concept 2006 di Indonesia surat kabar tercetak pertama bernama Batavia Nouvelles lahir dari Percetakan Benteng yang dikelola oleh Jan Erdman Jordens, tepatnya pada pada 8 Agustus 1744. Hanya terdiri dari selembar kertas berukuran folio, yang kedua halamannya masing-masing berisi 2 kolom. Isinya memuat maklumat pemerintah, iklan dan pengumuman lelang. Pembaca bisa mendapatkannya setiap Senin dari Jan Abel, perusahaan penjilidan milik Kompeni di Benteng. Setekah Batavia Nouvelles mati, tahun 1776, hadir surat kabar Vendu Niews yang merupakan surat kabar pertama yang bersentuhan langsung dengan orang Indonesia. Surat kabar pertama berbahas jawa terbit di Surakarta sekali seminggu, namanya Bromartani, Diterbitkan tahun 1855 oleh perusahaan kongsi Belanda, Harteveldt Co. commit to user Surat kabar nasional pertama terbit di Jakarta tahun 1910 bernama Medan Prijaji. Untuk surat kabar cetak offset di Indonesia dimulai oleh Sinar Harapan 1961 dan Kompas 1965 disadur dari Majalah Concept 2006:12. Selanjutnya menurut buku berjudul “Komunikasi dan Modernisasi” pengertian surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan-laporan yang terjadi di masyarakat yang terbit secara periodik, umum, isinya termassa, aktual, mengenai apa saja dan dari mana saja sumbernya yang mengandung nilai-nilai untuk diketahui khalayak pembaca. Effendy,1981. Meskipun saat ini sudah ada media massa modern yaitu media elektronik namun peran surat kabar tidak juga tergantikan oleh munculnya TV dan Radio maupun internet. Hal ini terjadi karena surat kabar memiliki keunggulan Riyoyo Pratikno,1982 yaitu : 1. Pembaca dapat mempelajari isi berita secara berulang-ulang agar dapat memperoleh pengertian yang lebih baik dari isi media tersebut. 2. Informasi yang disampaikan dapat didokumentasikan atau disimpan dan sewaktu-waktu dapat dibaca kembali. 3. Khalayak tidak terikat oleh waktu. Surat kabar tidak dapat lepas dari jurnalisme, yang artinya aktivitas pengelolaan informasi, merupakan proses pencarian, pengumpulan, pemormatan, dan penyiaran informasi. Adapun karakteristik jurnalisme menurut Kiith Windschuttle Mursito,2006:151 antara lain : pertama, jurnalisme harus committed untuk melaporkan kebenaran tentang apa yang terjadi. Kedua, kewajiban dan tanggungjawab utama jurnalis adalah commit to user memberikan informasi yang layak kepada pembaca. Ketiga, jurnalis harus menulis berita dengan jelas dan grammer yang tepat. Penggunaan Surat Kabar dan Efeknya Menurut Jalaluddin Rakhmat, dalam buku Metode Penelitian Komunikasi 2002;65 penggunaan media adalah jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Dalam penelitian ini media yang disebut adalah surat kabar. Individu akan memenuhi kebutuhan informasinya dengan melakukan aktivitas membaca surat kabar. Pendekatan ini termasuk dalam Teori Uses Effect. Teori Uses Effect ini pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl 1979 dalam Bungin 2008:287, menurutnya teori ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep ‘use” penggunaan merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media yang menyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Seperti halnya penelitian ini ingin mengungkap perhatian mahasiswa yang seperti apa terhadap berita antasari surat kabar kompas. Sebab teori ini memfokuskan perhatian pada motivasi dan perilaku audiens terhadap media atau bagaimana dan mengapa mereka menggunakan media. commit to user Sedangkan teori uses and gratification sendiri bukan lagi mempersoalkan apa yang dilakukan media massa terhadap khalayak tapi memusatkan perhatian pada bagaimana khalayak menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Individu berharap bahwa penggunaan media tertentu akan memenuhi sebagian kebutuhannya. Menurut Katz, Blumler, dan Gurevitch 1974 dalam Morissan, Wardhani, Hamid, 2010:78 asumsi dasar dari teori uses and gratifications adalah: a Khalayak dianggap aktif; artinya, sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai motivasi, tujuan dan kebutuhan. b Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. c Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan itu terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada prilaku khalayak yang bersangkutan. d Audien sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif, dan penggunaan media. e Penilaian isi media ditentukan oleh audien. Berita dalam surat kabar yang dianggap tidak bermutu bisa berguna bagi audien tertentu karena mendapatkan sesuatu setelah membaca berita tersebut. commit to user Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang menggunakan surat kabar untuk penelitian ini dapat dipengaruhi oleh suatu motivasi tertentu, perhatian tertentu, dan untuk tujuan tertentu juga. Dalam penelitian ini, khalayak dianggap telah mendapatkan informasi yang cukup mengenai KPK setelah melakukan aktivitas membaca berita di Kompas, sehingga penelitian ini bukan lagi menanyakan kepuasan akan informasi tentang KPK melainkan persepsi seperti apa yang muncul setelah mendapatkan informasi tersebut. Kesimpulannya, dapat dikatakan bahwa membaca pemahaman merupakan proses aktif yang di dalamnya melibatkan banyak faktor. Keterlibatan faktor-faktor itu bertujuan untuk memperoleh pemahaman baik dan benar. Sama halnya dengan pembaca berita Antasari di Harian Kompas maka seseorang akan banyak memperoleh informasi dan semakin tinggi pula pengetahuannya tentang KPK.

5. Persepsi