commit to user
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Penggunaan berita Antasari
di Surat Kabar Harian KOMPAS dengan Persepsi Mahasiswa Anggota BEM Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap Citra KPK?
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh oleh faktor-
faktor yang ada diluar diri individu faktor-faktor eksternal dalam hal ini kelompok pergaulan reference group dan terpaan media massa lain yang
diakses dengan persepsi mahasiswa Anggota BEM Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang terbentuk tentang citra KPK.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan persepsi Anggota BEM Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap
Citra KPK setelah menggunakan Surat Kabar Harian KOMPAS tentang berita Antasari Azhar dan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan
antara pengaruh oleh faktor-faktor yang ada diluar diri individu faktor-faktor eksternal dalam hal ini kelompok pergaulan reference group dan terpaan media
massa lain yang diakses dengan persepsi mahasiswa Anggota BEM Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang terbentuk tentang citra KPK.
commit to user
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Secara Teoritis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran umum
persepsi mahasiswa terhadap KPK setelah membaca Kompas. b.
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai referensi pembuktian teori persepsi dalam ilmu komunikasi yang dapat menjadi landasan dalam
melakukan penelitian-penelitian di masa yang akan datang dalam menggunakan media Surat Kabar Harian Kompas.
2. Manfaat Secara Praktis
Sebagai gambaran untuk mengetahui efek dari membaca berita Kompas dengan pembentukan persepsi mahasiswa tentang citra lembaga KPK.
E. Kerangka Pemikiran dan Teori
1. Konsep Komunikasi Massa
a. Definisi Komunikasi Massa :
Menurut Lasswell untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : “Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect ?”. Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban
dari pertanyaan yang diajukan yakni : 1
Komunikator communicator, source, media 2
Pesan message 3
Media channel, media 4
Komunikan Communicant, communicatee, receiver, recipient
commit to user
5 Efek effect, impact, influence
Berdasarkan paradigma Lasswell diatas, komunikasi adalah “proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media yang menimbulkan efek tertentu”. Dalam Morissan, Wardhani, Hamid 2010 : 18.
Cooley memberi rumusan bahwa komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia dan
mengembangkan semua lambang pikiran, bersama-sama dengan sarana untuk menyiarkannya dalam ruang dan merekamnya dalam waktu. Ini
mencakup wajah, sikap, gerak-gerik, suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telepon, dan apa saja yang merupakan
penemuan-penemuan mutakhir untuk menguasasi ruang dan waktu Robbins, 1998: 30. Sedangkan para ahli bersepakat bahwa
komunikasi adalah suatu proses yang dinamis, yakni transaksi yang akan mempengaruhi pengiriman dan penerima, serta merupakan suatu
proses personal dan simbolik yang membutuhkan kode abstraksi bersama Robbins, 1998: 29.
Berdasarkan asumsi di atas, maka para teoritisi komunikasi membagi definisi komunikasi ke dalam dua aliran yaitu :
1 Definisi yang Berorientasi Pada Sumber
Definisi ini cenderung beranggapan bahwa semua komunikasi pada dasarnya adalah persuasif. Lebih jauh lagi, komunikasi yang
berorientasi pada sumber menekankan pentingnya variabel-variabel
commit to user
tertentu dalam proses komunikasi, seperti isi pesan, dan sifat persuasifnya. Dengan kata lain komunikasi menurut pandangan ini
memfokuskan perhatian pada produksi pesan-pesan efektif. 2
Definisi yang Berorientasi pada Penerima Definisi ini memandang bahwa komunikasi sebagai semua
kegiatan dalam mana seseorang penerima menanggapi stimulus dan rangsangan. Jadi proses komunikasi menurut pandangan ini
berkenaan dengan pemahaman dan arti, karena tekanan diletakkan pada bagaimana penerima melihat dan menafsirkan suatu pesan.
Menurut Werner I. Severin dan James W, dalam Effendy 2001: 20 pengertian komunikasi massa adalah: “sebagian ketrampilan,
sebagian seni, dan sebagian ilmu. Ia adalah ketrampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang
dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder, atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni
dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif, seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata
letak yang estetis untuk iklan majalah, atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam
pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikukuhkan dan
dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik”.
commit to user
Sedangkan menurut Joseph A. Devito, dalam Effendy 2001: 21 pengertian komunikasi massa, pertama komunikasi massa adalah
“komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti khalayak meliputi seluruh penduduk
atau semua orang yang membaca media cetak ataupun semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar
dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan”. Masih menurut Joseph A. Devito, Effendy 2001: 21 pengertian
komunikasi massa yang kedua adalah “Komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan visual. Komunikasi massa
barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita”.
Dari pengertian komunikasi massa diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi massa adalah suatu kegiatan Interaksi
atau komunikasi yang ditujukan kepada khalayak umum ataupun publik dengan melalui sebuah media, baik itu media cetak maupun
media elektronik. b.
Ciri-ciri komunikasi massa Adapun ciri-ciri dari komunikasi massa, antara lain yaitu dalam,
Efendy, 2001: 20 : 1
Komunikasi massa berlangsung satu arah. Tidak terdapatnya arus balik dari komunikan kepada komunikator.
Dengan lain perkataan, wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau berita
yang disiarkannya itu.
commit to user
2 Komunikator pada komunikasi massa melembaga.
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni institusi atau organisasi.
3 Pesan yang disampaikan bersifat umum.
Pesan yang disampaikan melalui media massa bersifat umum public karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan
umum..
4 Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.
Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan simultaneity pada pihak khalayak
dalam menerima pesan pesan yang disebarkan.
5 Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.
Komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Hafied Changara 2000: 134 memberikan karakteristik tentang komunikasi massa antara lain adalah sebagai
berikut : 1
Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan
sampai pada penyajian informasi. 2
Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima.
Kalau toh terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
3 Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu
dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh
banyak orang pada saat yang sama.
4 Memakai peralatan teknis, seperti radio, televisi, surat kabar dan
semacamnya. 5
Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku
bangsa
Dari beberapa definisi tentang komunikasi massa di atas, maka dapat disimpulkan beberapa karakteristik dari komunikasi massa,
merupakan suatu proses komunikasi yang menggunakan media sifatnya satu arah, melembaga, pesan yang disampaikan sifatnya
commit to user
serempak, bersifat terbuka atau umum, dan menggunakan peralatan teknis.
2. Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran
data, fakta dan ide Sean Mac Bride dalam Changara, 2000:63 Oleh karena itu, komunikasi massa dapat berfungsi untuk :
a. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data,
fakta dan pesan, opini, dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya, apakah itu dalam lingkungan
daerah, nasional atau internasional. b.
Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak
sebagai anggota masyarakat secara efektif. c.
Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar lewat media massa.
d. Bahan diskusi, yakni membuka kesempatan untuk mencapai
persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.
e. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh
pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk diluar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian
materi yang baik, menarik dan mengesankan.
commit to user
f. Memajukan kebudayaan, media massa menyebarluaskan hasil-hasil
kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah bahan tercetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan
lainnnya. Pertukaran ini akan memungkinkan peningkatan daya kreativitas guna memajukan kebudayaan nasional masing-masing
negara, serta mempertinggi kerja sama hubungan antarnegara. g.
Hiburan, media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam
rumah tangga. Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi
menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya. h.
Integrasi, banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras.
Komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh
persatuan bangsa. Lain halnya dengan Goran Hedebro dalam Changara, 2000:65 yang
mengemukakan fungsi komunikasi massa ditujukan untuk: a.
Menciptakan iklim perubahan dengan memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku kearah modernisasi.
b. Mengajarkan ketrampilan baru.
c. Berperan sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan.
d. Menciptakan efisiensi tenaga dan biaya terhadap mobilitas seseorang.
e. Meningkatkan aspirasi seseorang.
f. Menumbuhkan partisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap hal-
hal yang menyangkut kepentingan orang banyak. g.
Membantu orang menemukan nilai baru dan keharmonisan dari suatu situasi tertentu.
h. Mempertinggi rasa kebangsaan.
i. Meningkatkan aktivitas politik seseorang.
commit to user
j. Mengubah struktur kekuasaan dalam suatu masyarakat.
k. Menjadi sarana untuk membantu pelaksanaan program-program
pembangunan. l.
Mendukung pembangunan ekonomi, sosial dan politik suatu bangsa.
Komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter, dan encoder. Komunikasi massa mendecode lingkungan sekitar untuk kita,
mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek hiburan. Komunikasi massa
menginterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga berlangsungnya interaksi serta
membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan. Wilbur Schramm dalam Wiryanto, 2000: 10
3. Efek Komunikasi Massa
Dalam penelitian ini teori tentang efek komunikasi massa merupakan pondasi utama untuk melandasi rancangan bangunan penelitian
ini, menurut Steve M. Chaffee, ada lima jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik Ardianto Erdinaya, 2007:49 yaitu:
1. Efek Ekonomi
Kehadiran media massa ditengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media
massa. Didalam surat kabar berarti menghidupkan pabrik yang mensuplay
kertas Koran; menyuburkan pengusaha pencetakan dan grafika,
commit to user
membuka lapangan kerja bagi para wartawan, perancang grafik, pengedar, pengecer dan pencari iklan.
2. Efek Sosial
Berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi social sebagai akibat dari kehadiran media masa. Sebagai contoh,
misalnya kehadiran televisi dapat meningkatkan status social dari pemiliknya.
Majalah yang beredar dapat menuntun pembacaanya untuk memilih majalah yang menjadi kebutuhannya, misalnya majalah
Gadis, umumnya dikonsumsi oleh para remaja putri, majalah otomotif di komsumsi oleh para pecinta otomotif,dsb.
3. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari
Sebelum pergi ke kantor, masyarakat kota pada umumnya membaca Koran dahulu. Anak-anak sekolah dasar yang biasanya
selalu mandi pagi hari Minggu, setelah hadirnya acara televisi untuk anak-anak pada pagi hari, mengubah jadwal mandi pagi
menjadi jadwal menonton televisi. 4.
Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman Orang menggunakan media massa untuk menggunakan kebutuhan
psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya untuk menghilangkan perasaan kesepian, marah,
kesal, kecewa dan sebagainya.
commit to user
Orang yang tertimpa musibah akan menghilangkan perasaan dukanya dengan mendengarkan radio siaran atau menonton televisi
yang menayangkan acara-acara siraman rohani, misalnya mendengarkan acara dakwah.
5. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu
Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri sesorang, tetapi dapat juga menumbuhkan
perasaan tertentu, terkadang, seseorang mempunyai perasaan positif atau negative terhadap media tertentu.
Misalnya, seseorang akan mempunyai perasaan positif terhadap harian Kompas daripada Media Indonesia. Para ibu rumah tangga
ada yang senang membaca majalah Kartini, tetapi ada juga yang senang membaca majalah Femina.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa timbulnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat
kaitanya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut. Dalam penyampaian pesan, komunikator mengharapkan efek yang
yang ditimbulkan oleh komunikan. Menurut Saverin dan Tankard Jr 1988:311 ada tiga macam model dan efek komunikasi massa, yaitu :
1. The Powerful Effect Model
Model ini berkaitan dengan instinctive S-R, teori dari Melvin Defleur dan Bullet Theory. Dalam model ini media menyajikan stimuli yang
perkasa dan seragam diperhatikan oleh massa, massa tersebut tidak
commit to user
berdaya ditembaki oleh stimuli media massa sehingga disini terlihat betapa perkasanya media mempengaruhi massa.
2. The Limited Effect Model
Model ini media massa lebih berfungsi memperteguh keyakinan yang ada, dimana khalayak bukan lagi tubuh pasif karena khalayak
menyaring informasi melalui proses yang disebut persepsi selektif selective perception, terpaan selektif selective exposure, dan
ingatan selektif selective retention. Ketiga proses tersebut menjadi perantara dari efek komunikasi massa, sehingga disini menunjukkan
terbatasnya efek dari komunikasi massa. 3.
The Moderate Effect Model ini khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhannya, karena penggunaan media adala salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan tercapai. Media massa
memang tidak dapat dipenuhi orang untuk merubah sikap, tetapi media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang diperkirakan orang.
Model effect ini adalah “Uses and Gratification model” Penelitian ini mengacu pada “The Powerful Effect Model ” yang
menyatakan bahwa media massa menyajikan stimuli yang perkasa dan seragam sehingga massa tidak berdaya ditembaki oleh stimuli media
massa. Model ini mempunyai asumsi bahwa komponen-komponen komunikasi komunikator, pesan, media amat perkasa dalam
mempengaruhi komunikasi, karena komunikan dianggap pasif dalam menerima pesan-pesan komunikasi tersebut.
commit to user
Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan apa yang kita harapkan.
Apabila sikap dan tingkah laku komunikan sesuai, maka itu berarti komunikasi berhasil, efek komunikasi meliputi tiga aspek, yaitu :
1 Aspek kognitif yaitu yang menyangkut kesadaran dan pengetahuan.
Contoh : Menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu atau kenal. 2
Aspek afektif yaitu mengangkut sikap atau perasaan dan emosi. Contoh : Sikap setuju atau tidak setuju, perasaan sedih, gembira,
perasaan benci, dan menyukai. 3
Aspek psikomotorik yaitu menyangkut prilaku atau tindakan. Contoh : Berbuat seperti apa yang disarankan dan berbuat seperi
apa yang tidak disarankan. H. A. W. Widjaja, 2000: 93. Pesan mencapai segi kognitif dari individu apabila pesan tersebut
telah diterima oleh khalayak. Pesan yang diterima oleh seseorang melalui panca inderanya dapat berubah menjadi stimuli yang diantarai
oleh keadaan internal tertentu dalam organisme manusia yang akan menimbulkan respon tertentu pula.
Penerimaan informasi dapat disebut juga dengan perubahan kegiatan kognitif yang berhubungan dengan proses persepsi yang
terjadi dalam diri individu. Khalayak terdiri dari individu-individu yang akan mempersepsikan stimulus melalui proses pemilihan
terhadap stimulus. Individu dapat muncul dengan persepsi yang berbeda terhadap stimuli yang sama.
commit to user
Dengan kata lain, meskipun pesan stimulus yang disampaikan media massa sama namun akibat yang terjadi dikalangan khalayak
akan berbeda antara satu orang dengan orang lain
4. Surat Kabar
Surat kabar merupakan media massa paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan
surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutterberg di Jerman. Prototipe pertama surat kabar diterbitkan di Bremen
Jerman pada tahun 1609. Pada tahun yang sama, surat kabar yang sederhana terbit di Strasborg. Bentuk surat kabar yang sesungguhnya terbit
pada tahun 1620 di Frankfurt, Berlin, Humberg, Vienna, Amsterdam dan Antwerp Hiebert, Ungurait, Bohn, pada Elvinaro Ardianto Lukiati
Komala Erdinaya, 2004:99. Menurut majalah Concept 2006 di Indonesia surat kabar tercetak pertama bernama Batavia Nouvelles lahir
dari Percetakan Benteng yang dikelola oleh Jan Erdman Jordens, tepatnya pada pada 8 Agustus 1744. Hanya terdiri dari selembar kertas berukuran
folio, yang kedua halamannya masing-masing berisi 2 kolom. Isinya memuat maklumat pemerintah, iklan dan pengumuman lelang. Pembaca
bisa mendapatkannya setiap Senin dari Jan Abel, perusahaan penjilidan milik Kompeni di Benteng. Setekah Batavia Nouvelles mati, tahun 1776,
hadir surat kabar Vendu Niews yang merupakan surat kabar pertama yang bersentuhan langsung dengan orang Indonesia. Surat kabar pertama
berbahas jawa terbit di Surakarta sekali seminggu, namanya Bromartani, Diterbitkan tahun 1855 oleh perusahaan kongsi Belanda, Harteveldt Co.
commit to user
Surat kabar nasional pertama terbit di Jakarta tahun 1910 bernama Medan Prijaji. Untuk surat kabar cetak offset di Indonesia dimulai oleh
Sinar Harapan 1961 dan Kompas 1965 disadur dari Majalah Concept 2006:12. Selanjutnya menurut buku berjudul “Komunikasi dan
Modernisasi” pengertian surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan-laporan yang terjadi di masyarakat yang terbit secara
periodik, umum, isinya termassa, aktual, mengenai apa saja dan dari mana saja sumbernya yang mengandung nilai-nilai untuk diketahui khalayak
pembaca. Effendy,1981.
Meskipun saat ini sudah ada media massa modern yaitu media elektronik namun peran surat kabar tidak juga tergantikan oleh munculnya
TV dan Radio maupun internet. Hal ini terjadi karena surat kabar memiliki keunggulan Riyoyo Pratikno,1982 yaitu :
1. Pembaca dapat mempelajari isi berita secara berulang-ulang agar
dapat memperoleh pengertian yang lebih baik dari isi media tersebut. 2.
Informasi yang disampaikan dapat didokumentasikan atau disimpan dan sewaktu-waktu dapat dibaca kembali.
3. Khalayak tidak terikat oleh waktu.
Surat kabar tidak dapat lepas dari jurnalisme, yang artinya aktivitas pengelolaan informasi, merupakan proses pencarian, pengumpulan,
pemormatan, dan penyiaran informasi. Adapun karakteristik jurnalisme menurut Kiith Windschuttle Mursito,2006:151 antara lain : pertama,
jurnalisme harus committed untuk melaporkan kebenaran tentang apa yang terjadi. Kedua, kewajiban dan tanggungjawab utama jurnalis adalah
commit to user
memberikan informasi yang layak kepada pembaca. Ketiga, jurnalis harus menulis berita dengan jelas dan grammer yang tepat.
Penggunaan Surat Kabar dan Efeknya
Menurut Jalaluddin Rakhmat, dalam buku Metode Penelitian Komunikasi 2002;65 penggunaan media adalah jumlah waktu yang
digunakan dalam berbagai jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang
dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Dalam penelitian ini media yang disebut adalah surat kabar. Individu akan memenuhi
kebutuhan informasinya dengan melakukan aktivitas membaca surat kabar. Pendekatan ini termasuk dalam Teori Uses Effect.
Teori Uses Effect ini pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl 1979 dalam Bungin 2008:287, menurutnya teori ini
merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep ‘use” penggunaan merupakan bagian
yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media yang menyebabnya, akan memberikan jalan
bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Seperti halnya penelitian ini ingin mengungkap perhatian
mahasiswa yang seperti apa terhadap berita antasari surat kabar kompas. Sebab teori ini memfokuskan perhatian pada motivasi dan perilaku
audiens terhadap media atau bagaimana dan mengapa mereka menggunakan media.
commit to user
Sedangkan teori uses and gratification sendiri bukan lagi mempersoalkan apa yang dilakukan media massa terhadap khalayak tapi
memusatkan perhatian pada bagaimana khalayak menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Individu berharap bahwa penggunaan
media tertentu akan memenuhi sebagian kebutuhannya. Menurut Katz, Blumler, dan Gurevitch 1974 dalam Morissan,
Wardhani, Hamid, 2010:78 asumsi dasar dari teori uses and gratifications adalah:
a Khalayak dianggap aktif; artinya, sebagian penting dari penggunaan
media massa diasumsikan mempunyai motivasi, tujuan dan kebutuhan. b
Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota
khalayak. c
Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah
bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan itu terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung
kepada prilaku khalayak yang bersangkutan. d
Audien sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif, dan penggunaan media.
e Penilaian isi media ditentukan oleh audien. Berita dalam surat kabar
yang dianggap tidak bermutu bisa berguna bagi audien tertentu karena mendapatkan sesuatu setelah membaca berita tersebut.
commit to user
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang menggunakan surat kabar untuk penelitian ini dapat dipengaruhi oleh suatu
motivasi tertentu, perhatian tertentu, dan untuk tujuan tertentu juga. Dalam penelitian ini, khalayak dianggap telah mendapatkan
informasi yang cukup mengenai KPK setelah melakukan aktivitas membaca berita di Kompas, sehingga penelitian ini bukan lagi
menanyakan kepuasan akan informasi tentang KPK melainkan persepsi seperti apa yang muncul setelah mendapatkan informasi tersebut.
Kesimpulannya, dapat dikatakan bahwa membaca pemahaman merupakan proses aktif yang di dalamnya melibatkan banyak faktor.
Keterlibatan faktor-faktor itu bertujuan untuk memperoleh pemahaman baik dan benar. Sama halnya dengan pembaca berita Antasari di Harian
Kompas maka seseorang akan banyak memperoleh informasi dan semakin tinggi pula pengetahuannya tentang KPK.
5. Persepsi
Dalam penerimaan pesan dari media menurut Jalaludin Rakhmat 1999:49 pembaca akan mengalami suatu proses, yaitu meliputi sensasi,
persepsi, memori, dan berpikir. 1.
Sensasi merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi adalah proses menangkap stimuli atau rangsangan oleh indera,
masing-masing manusia mempunyai kepekaan indera yang berbeda-beda. Seperti yang ditulis oleh binjamin B. Wolman 1973 : 343, bahwa :
commit to user
“sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali
berhubungan dengan kegiatan alat indera”. 2.
Persepsi, adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi sensory stimuli sehingga manusia memperoleh pengetahuan
baru. Dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi informasi atau
sensasi baru mempunyai makna ketika seseorang yang mendapat stimulan mempersepsikannya. Hubungan sensasi dengan persepsi adalah sensasi
adalah bagian dari persepsi. Selain sensasi, juga melibatkan atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori Desidarato,1976 : 129
3. Memori adalah “sistem yang sangat berstuktur, yang menyebabkan
organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuanya untuk membimbing prilakunya,” ini merupakan devinisi
dari Schessinger dan Groves 1976 : 352. Memori mempunyai tiga tahap,yaitu perekaman, penyimpanan, dan
pemanggilan. 4.
Berpikir, merupakan proses keempat yang mempengaruhi penafsiran kita terhadap stimuli. Dalam berpikir kita melibatkan semua proses yang kita
sebut sensasi, persepsi, dan memori. Berpikir adalah menggunakan, menghubungkan, memanipulasikan, menggabungkan mengolah memori-
memori tersebut sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
commit to user
Faktor yang sangat mempengaruhi persepsi, yaitu perhatian. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan
mengesampikan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Rakhmat,1999:52
Harvey dan Smith 1977, dan Wrigthman dan Deaux 1981, menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses membuat penilaian
judgment atau membangun kesan impression mengenai berbagai macam hal yang terdapat di dalam lapangan penginderaan seseorang. Pembuatan
penilaian atau pembentukan kesan ini, pada hakekatnya merupakan suatu upaya pemberian makna kepada hal-hal tersebut
Istikomah Wibowo, 1988: 23
Masih dalam buku Psikologi Sosialnya Istikomah Wibowo, Menurut Taguiri 1969 persepsi merupakan proses melalui mana seseorang menjadi
‘tahu’ atau ‘mengerti’ ini tidak serupa dengan tahu atau mengerti yang didasarkan pada proses berpikir logis ataupun intuisi. Dalam hal ini persepsi,
kita tahu atau mengerti tentang sesuatu melalui penginderaan kita. Sedangkan Shaver 1977 menjelaskan bahwa proses yang terjadi
adalah suatu proses asosiasi. Informasi yang didapatkan melalui penginderaan dihubung-hubungkan dengan hal-hal yang ada dalam
pengalaman-pengalaman orang yang bersangkutan di masa lampau. Asosiasi tersebut terutama bekerja dalam tahapan penafsiran.
Menurut Dendi Sudiana 1996:14 proses persepsi tidak dapat berjalan dengan sendirinya, melainkan melalui tahapan-tahapan dalam individu yang
didapat dan digambarkan sebagai berikut :
commit to user
Bagan 1.1 Proses Persepsi
Sumber : Dendi Sudiana 1996
a. Pada tahap pertama dalam individu terdapat saringan perhatian attention
filter, yaitu setiap orang, sengaja atau tidak sengaja akan menghindari sebuah rangsangan stimuli yang menerpanya. Individu akan mencari
informasi tertentu yang sesuai dengan kebutuhannya, dan kadangkala banyak terpaan stimuli yang ditepisnya karena dianggap tidak menarik
atau kurang relevan baginya, sehingga hanya sebagian kecil informasi yang berhasil menerpa seseorang.
b. Tahap kedua adalah proses penafsiran, dimana setiap individu
mengorganisasikan isi rangsangan yang diterimanya kedalam model realitasnya sendiri. Ketika hal itu terjadi, maka yang terjadi adalah proses
penyederhanaan, distorsi, pengaturan bahkan “penciptaan” rangsang juga. Hasil out put dari proses ini adalah suatu kesadaran mengamati
cognitive awareness dan penafsiran rangsangan suatu pengamatan cognition. Artinya, bahwa individu menginterprestasikan sendiri setiap
pesan yang diterimanya sesuai dengan pengalamanya sehingga menghasilkan suatu pemahaman yang sesuai pula dengan pengalaman
individu itu sendiri. Dengan pemahamannya itu, maka individu diharapkan dapat mempersepsikan pesan yang menerpanya itu. Tahapan-tahapan
Rangsangan Perhatian
Pencarian aktif Pencarian pasif
Perhatian aktif Penafsiran
Menyederhanakan Menyimpang
menyusun Pemahaman
commit to user
tersebut menjelaskan bahwa sebelum sampai pada pemahaman suatu pesan dan pengambilan keputusan tindakan, seseorang mempelajari
segala rangsangan atau stimuli yang diterimanya terlebih dahulu. Dalil persepsi menurut Krech dan Crutcfield Rakhmat, 2001:56 adalah :
a. Dalil pertama : persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti
bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
Mereka memberikan contoh pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi. Bila
orang lapar dan orang haus duduk di restoran, yang pertama akan melihat nasi dan lauk pauk, yang kedua akan melihat air atau es jeruk. Kebutuhan
bilogis menyebabkan persepsi yang berbeda. b.
Dalil kedua : medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya.
Walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengaan rangkaian stimuli yang kita
persepsi. c.
Dalil ketiga : sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Menurut dalil
ini, jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh
keanggotaan kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras.
commit to user
d. Dalil keempat ; objek atau pristiwa yang berdekatan dalam ruang atau
waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari strutur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat
struktural dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok.
Kita segera menganggap bentuk-bentuk segitiga sebagai suatu kelompok, dan titik-titik sebagai kelompok yang lain. Kita dapat meramalkan dengan
cermat, dengan mengukur jarak diantaranya objek atau melihat kesamaan bentuk, benda-benda mana yang akan dikelompokkan.
Akhir dari proses persepsi adalah interprestasi atau penilaian, bagian ini mengacu pada upaya untuk menemukan arti bagi keadaan disekitar kita.
Melalui mekanisme persepsi, informasi yang diterima oleh indera manusia kemudian diorganisasikan, dipahami dan diinterprestasikan atau dievaluasi.
Rakhmat, 2001:61
6. Citra
Katz dalam Soemirat dan Ardianto 2004 mengatakan bahwa citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu
komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya.
Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi
dagang, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan.
commit to user
Jefkins 2003 menyebutkan beberapa jenis citra image. Berikut ini lima jenis citra yang dikemukakan, yakni:
1. Citra bayangan mirror image. Citra ini melekat pada orang dalam atau
anggota-anggota organisasi, biasanya adalah pemimpinnya, mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.
2. Citra yang berlaku current image. Adalah suatu citra atau pandangan
yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. 3.
Citra yang diharapkan wish image. Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen.
4. Citra perusahaan corporate image. Adalah citra dari suatu organisasi
secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.
5. Citra majemuk multiple image. Banyaknya jumlah pegawai individu,
cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan organisasi atau
perusahaan tersebut secara keseluruhan. Berdasarkan teori di atas penelitian ini mencoba mengungkap Citra yang
berlaku current image yang melekat pada mahasiswa anggota BEM Fakultas Hukum UNS setelah membaca berita Antasari Azhar di Kompas. Untuk
mengungkap persepsi tersebut peneliti melihat Citra Perusahaan corporate image yang ingin dibentuk atau bisa dikatakan sebagai Citra yang diharapkan
wish image oleh lembaga KPK. Adapun citra tersebut menurut Undang- Undang RI No.30 Tahun 2002 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
commit to user
Bab I Pasal 5 menerangkan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi berasaskan pada :
a. Kepastian Hukum
Adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam
setiap kebijakan menjalankan tugas dan wewenang KPK. b.
Keterbukaan Adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kinerja KPK dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
c. Akuntabilitas
Adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan KPK harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Kepentingan umum
Adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
e. Proporsionalitas
Adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara tugas, wewenang, tanggung jawab, dan kewajiban KPK.
Soemirat dan Ardianto 2004 menjelaskan efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk
commit to user
berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi
cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.
Berdasarkan teori tersebut citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau
kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap sutau obyek dapat
diketahui dari sikapnya terhadap obyek tersebut, bersumber pada aspek kognitif yaitu informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Komunikasi tidak
secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.
Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh john S. Nimpoeno, dalam
laporan penelitian tentang Tingkah laku konsumen, seperti yang dikutip Danasaputra, Soleh Soemirat Drs. Elvinaro Ardianto, 2005:115 sebagai
berikut Bagan 1.2 Model Pembentukan Citra
Sumber : Dasar-dasar Public Relations Soleh Soemirat Drs. Elvinaro Ardianto, 2005
commit to user
Akhir dari proses persepsi adalah interprestasi atau penilaian, bagian ini mengacu pada upaya untuk menemukan arti bagi keadaan disekitar kita. Melalui
mekanisme persepsi, informasi yang diterima oleh indera manusia kemudian diorganisasikan, dipahami dan diinterprestasikan atau dievaluasi.
Lingkungan sosial mempunyai peranan dalam pembentukan persepsi seseorang. Yang paling berpengaruh yaitu orang-orang yang paling dekat dengan
diri kita Rakhmat,1999:101. Walaupun kita menjadi anggota banyak kelompok, kita terikat secara
emosional pada beberapa kelonpok saja. Hubungan kita dengan keluarga kita, kawan-kawan sepermainan, dan tetangga-tetangga yang dekat di kampung kita,
bukan di real estates, terasa lebih akrab, lebih personal, lebih menyentuh hati kita Rakhmat,1999:142.
Menurut Jalaludin Rakhmat 1999:232 dalam hubungannya dengan pembentukan dan perubahan sikap, pengaruh media massa dapat disimpulkan
pada lima prinsip umum yaitu : 1.
Pengaruh komunikasi massa diantaranya oleh faktor-faktor seperti predisposisi personal, proses selektif dan keanggotaan kelompok faktor –
faktor personal 2.
Karena faktor-faktor ini, komunikasi massa biasanya berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat yang ada, walaupun kadang-kadang
berfungsi sebagai media pengubah agent of change
commit to user
3. Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil
pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripada “konfersi” perubahan seluruh sikap dari satu sisi masalah ke sisi yang lain.
4. Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-
bidang di mana pendapat orang lemah. 5.
Komunikasi massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh.
Teori-teori tentang persepsi dan pembentukan citra diataslah yang mendorong peneliti untuk mengungkap persepsi mahasiswa hukum tentang citra
KPK setelah membaca berita Antasari Azhar di harian Kompas Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Menurut Jalaludin
Rakhmat dalam bukunya metode penelitian komunikasi 1998:27 metode korelasional adalah meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Hubungan yang
dicari itu disebut korelasi. Metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu fakor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. Kalau dua variabel saja
yang kita hubungkan, korelasi disebut korelasi sederhana simple correlation lebih dari dua, kita menggunakan korekasi ganda multiple correlation
Pada akhir abad XIX, Karl Pearson,berdasarkan teori Sir Francis Galton, mengembangakan indeks untuk mengukur tingkat hibungan diantara variabel.
Dikenal dengan istilah Pearson product coefficient correlation, indeks ini disingkat dengan huruf kecil r. Rakhmat 1998:27.
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagai mana hubungan antara penggunaan surat kabar, faktor-faktor eksternal, dan persepsi yang
commit to user
terbentuk. Penelitian ini ingin menghubungkan tiga variabel sehingga korelasinya disebut korelasi ganda multiple correlation. Ketiga variabel tersebut adalah
variabel penggunaan surat kabar variabel independen, variabel faktor-faktor eksternal variabel kontrol dan persepsi yang terbentuk variabel dependen
F. Diagram Variabel Penelitian
Skema Penelitian Hubungan Penggunaan Berita Antasari di Surat Kabar Harian Kompas Bulan Mei - Juni 2009 Dengan Persepsi Mahasiswa Anggota
BEM Terhadap Citra KPK
Bagan 1.3
Skema Penelitian Hubungan Penggunaan Berita Antasari di Kompas Dengan Persepsi Mahasiswa Anggota BEM Terhadap Citra KPK
commit to user
G. Hipotesis