Pengaruh Formulasi Pakan Pengaruh Ukuran Partikel

kualitas pelet dibandingkan dengan jika ditambahkan dalam bentuk tepung terdenaturasi. Pada penambahan pati dalam keadaan pregelatinisasi akan meningkatkan kualitas pelet dibandingkan dengan jika ditambahkan dalam bentuk normalnya. Wood menyimpulkan bahwa protein berpengaruh lebih besar terhadap kualitas pelet dari pada pati. Penemuan ini telah diperkuat oleh Briggs et al, 1999. Fakta ini menunjukkan bahwa tingkat gelatinisasi pati kemungkinan tidak sepenting dengan lokasi terjadinya gelatinisasi. Gelatinisasi pati yang terjadi pada permukaan bahan pakan merupakan titik kritis pembentukan ikatan intra partikel yang berperan penting pada pembentukan kekuatan, durabilitas pelet. Gelatinisasi pati yang terjadi pada antarmuka partikel dirangkai dengan plastisisasi protein akan menghasilkan difusi polimer antara granula pati dan molekul protein yang akan menghasilkan perekatan partikel.

C. Pengaruh Formulasi Pakan

Formulasi pakan berbiaya rendah didesain untuk menemukan parameter nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan. Meskipun demikian pengaruh formulasi pakan pada proses pengolahan terutama peletisasi jarang dipikirkan oleh pada umumnya para ahli nutrisi. Bahan pakan yang sekarang ini dipakai oleh industri pakan telah menggunakan bahan perekat lebih dari 100 tahun. Penambahan lemak ke dalam bahan sebelum peletisasi biasanya menurunkan kualitas pelet Richardson and Day 1976; Headly and Kershner 1968 dalam Behnke 2001. Sementara itu penambahan protein dan bahan berserat meningkatkan kualitas pellet. Fahrenholz 1989 melaporkan peningkatan durabilitas pellet pakan babi pada peningkatan pemberian gandum yang meningkat dari 0-45. McKee 1988 dalam Behnke 2001 terjadi peningkatan kualitas pelet dan stabilitas air pada pakan ikan patin dengan meningkatkan penambahan wheat gluten dari 0-10. Lopez 1993 dalam Behnke 2001 juga melaporkan penambahan wheat gluten menghasilkan pengaruh positif pada kualitas pelet dan stabilitas air, akan tetapi dengan penambahan tepung ubi kayu berpengaruh negatif.

D. Pengaruh Ukuran Partikel

Pengecilan ukuran partikel bahan pakan menghasilkan pertambahan luas permukaan persatuan volume. Partikel yang lebih kecil akan mempunyai titik kontak yang lebih banyak dibandingkan dengan partikel yang lebih besar. Anand 1970 dalam Behnke 2001 menunjukkan titik kontak antar butiran polystyrene meningkat sebanyak 3 atau 4 atau 7 kali pada pengurangan ukuran butiran sebanyak 3 atau 4 atau 7 kali partikel persatuan luas. Penetrasi panas dan air ke dalam inti partikel dapat dicapai dalam waktu yang jauh lebih pendek oleh partikel kecil dengan luas permukaan per satuan berat yang besar. Stevens 1987 melaporkan bahwa tidak ada perbedaan kualitas pelet yang dihasilkan dengan mengurangi ukuran partikel jagung dan gandum dari 1023 ke 551µ dan dari 802 ke 365µ. Martin 1983 dalam Behnke 2001 melaporkan hasil yang sama menggunakan jagung dan sorghum. Wondra et al, 1995 melaporkan peningkatan durabilitas pelet pada pengurangan ukuran partikel dari 1000 ke 400µ. Industri pakan pelet ikan melakukan penggilingan bahan pakan sehingga ukuran partikelnya kurang dari 250µ untuk mendapatkan pelet dengan stabilitas air yang tingi. Dengan mengkombinasikan ukuran partikel kecil dan waktu, perlakuan suhu tinggi menghasilkan pelet yang mempunyai stabilitas air paling baik.

E. Conditioning