Conditioning Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Pelet A. Adhesi pelet

Industri pakan pelet ikan melakukan penggilingan bahan pakan sehingga ukuran partikelnya kurang dari 250µ untuk mendapatkan pelet dengan stabilitas air yang tingi. Dengan mengkombinasikan ukuran partikel kecil dan waktu, perlakuan suhu tinggi menghasilkan pelet yang mempunyai stabilitas air paling baik.

E. Conditioning

Pentingnya perlakuan uap telah dihitung oleh Skoch dkk, 1981 dengan membandingkan peletisasi cara kering dengan peletisasi menggunakan perlakuan uap. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa perlakuan uap memperbaiki durabilitas pelet, rata-rata produksi dan menurunkan jumlah partikel halus sisa pakan serta menurunkan konsumsi energi. Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa uap berperan sebagai “pelumas” untuk mengurangi gesekan selama peletisasi. Menurut Reimer 1992 dalam Behnke 2001, kualitas pelet secara proporsional dipengaruhi oleh faktor: formulasi pakan 40, ukuran partikel 20, conditioning 20, spesifikasi die 15, pendinginan dan pengeringan 5. Jika ini benar maka kualitas pelet 60 ditentukan oleh bahan sebelum masuk conditioner dan akan meningkat menjadi 80 setelah keluar dari conditioner sebelum masuk ke dalam ruang die pada mesin pelet. Rhen et al, dalam Carone et al, 2011 melaporkan pada pembuatan pelet dari sebuk gergaji pohon cemara dengan menaikkan suhu dari 26°C ke 144°C dan menurunkan kadar air menjadi 6,3 pada saat proses peletisasi, akan meningkatkan densitas dan kekuatan pellet. Mani et al, 2006 melalukan penelitian pembuatan pelet dari bahan rumput-rumputan yaitu jerami pohon gandum, barley jewawut, tongkol jagung dan switchgrass dengan variasi tekanan proses sebesar 1000, 2000, 3000, 4000 4400 N. Hasilnya pada tekanan yang rendah, pelet dari tongkol jagung mempunyai densitas paling tinggi. Tekanan proses, kadar air dan ukuran partikel berpengaruh nyata terhadap densitas pelet dari jerami barley, tongkol jagung dan switchgrass. Telah ada beberapa penelitian untuk mempelajari pengaruh 2 faktor pertama yaitu formulasi pakan dan ukuran partikel terhadap kualitas pelet. Stevens 1987 dan Winowiski 1998 membandingkan durabilitas pelet dari bahan pakan yang mengandung jagung dengan bahan pakan yang sebagian ataupun seluruh komponen jagung diganti dengan gandum. Pada kedua hal di atas durabilitas pelet yang lebih tinggi berasal dari bahan pakan yang mengandung gandum. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan protein kasar pada gandum 13 sedangkan pada jagung 9. Penemuan ini didukung oleh Briggs et al, 1999 yang menemukan peningkatan kadar protein pakan ayam dari 16,3 ke 21 akan meningkatkan rata-rata durabilitas pelet dari 75,8 ke 88,8. Ukuran partikel menurut Reimer 1992 dalam Behnke 2001 merupakan faktor kedua yang mempengaruhi kualitas pelet sebesar 20. Penurunan ukuran partikel dari bahan kasar menjadi halus akan meningkatkan luas permukaan partikel persatuan volume untuk mengabsorpsi perlakuan uap dan ikatan antar partikel. MacBain 1966 dalam Behnke 2001 mengindikasikan bahwa variasi ukuran partikel menghasilkan pelet yang lebih baik dari pada pelet dari bahan yang ukuranya seragam. Steven 1987 melakukan penelitian peletisasi bahan pakan yang mengandung jagung ataupun gandum, menemukan fakta bahwa ukuran partikel tidak berpengaruh terhadap durabilitas pelet. Mani et al, 2006 melakukan penelitian pembuatan pelet dari bahan rumput- rumputan yaitu jerami pohon gandum, barley jewawut, tongkol jagung dan switchgrass dengan ukuran partikel 3,2; 1,6; 0,8 mm. Hasilnya ukuran partikel sangat berpengaruh terhadap densitas pelet terutama pada bahan baku yang berasal dari jerami barley, tongkol jagung dan switchgrass. Carone et al, 2011 melakukan penelitian pembuatan pelet yang bahan bakunya berasal dari pelepah pohon Olea europaea L. dengan ukuran partikel sebesar 1, 2, 4 mm. Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran partikel menjadi salah satu faktor penting pada terbentuknya pelet yang baik. Perlakuan dengan temperatur tinggi, kadar air rendah dan ukuran partikel yang semakin kecil merupakan kondisi yang ideal untuk menghasilkan pelet yang baik.

F. Spesifikasi Die