Prosedur penelitian METODOLOGI PENELITIAN

6. Timbangan merk ACS AD 3000H dengan tingkat ketelitian 2 desimal 7. Oven merk “Memmert”

3.3. Prosedur penelitian

3.3.1. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap 4 Faktorial dengan faktor: diameter die, bahan pengikat, penambahan air panas, dan jenis rajangan pelepah dalam level seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.3. Faktor dan level perlakuan penelitian KODE FAKTOR LEVEL A Diameter die A1: 8 mm, tebal 40 mm rasio L:D = 5 A2: 10 mm, tebal 30 mm rasio L:D = 3 B Bahan Pengikat B1: Tanpa bahan pengikat B2: Tepung gaplek 7 bb B3: Tepung industri 7 bb C Penambahan air panas 100 C˚ C1: 24 bb C2: 32 bb C3: 40 bb D Jenis rajangan pelepah D1: Diayak 9 mesh D2: Tidak diayak Keempat faktor tersebut memberikan 36 kombinasi perlakuan 2x3x3x2. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali. Pengolahan data statistik menggunakan SPSS 18. 3.3.2. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pembuatan pelet pada penelitian ini dimulai dengan penyiapan ransum pakan lengkap curah Gambar 3.6.. Pelepah kelapa sawit segar dirajang menggunakan mesin perajang G5-700 buatan PPKS. Rajangan pelepah kemudian dipersiapkan sebagai salah satu varibel penelitian dengan perlakuan tidak diayak D2 dan diayak menggunakan saringan 9 mesh D1. Kedua jenis rajangan pelepah kemudian dicampur dengan bahan-bahan konsentrat lainya menggunakan mesin pencampur buatan PPKS untuk menghasilkan ransum pakan lengkap curah dengan komposisi seperti pada Tabel 3.1. Kemudian sampel pakan lengkap curah sebanyak 15 kg dipersiapkan untuk dibuat pelet. Sebelum pakan lengkap dibuat pelet, terlebih dahulu dipersiapkan perlakuan penambahan bahan pengikat yaitu: tanpa penambahan bahan pengikat B1, tepung gaplek 7 B2 dan tepung terigu industri 7 B3. Bahan pengikat ditambahkan ke dalam ransum dengan cara dilarutkan ke dalam air panas sebanyak 24 C1, 32 C2, atau 40 C3. Adonan bahan pengikat dicampurkan ke dalam ransum pakan lengkap secara manual kemudian dibuat menjadi pelet menggunakan mesin pelet dengan diameter die 8 mm tebal 40 mmrasio L:D = 5 A1 atau 10 mm tebal 30 mmrasio L:D = 3 A2. Pelet yang dihasilkan dikeringkan menggunakan oven untuk kemudian dianalisa kualitasnya berdasarkan parameter indeks ketahanan pelet, hardness dan efisiensi pembuatan. Diagram alir proses peletisasi dapat dilihat pada Gambar 3.7 Gambar 3.6. Diagram alir proses pembuatan ransum pakan lengkap curah ternak ruminansia berbasis biomasa kelapa sawit Mulai Perajangan menggunakan mesin perajang G5-700 PPKS Pelepah kelapa sawit segar Rajangan Pelepah kelapa sawit Perlakuan pengayakan : D1 : diayak 9 mesh D2 : tidak diayak 4,95 kg rajangan pelepah kelapa sawit BIS 6,75 kg; Dedak 2,25 kg; Molases 0,6 kg; Garam 0,15 kg; Mineral 0,15 kg; Urea 0,15 kg Pencampuran menggunakan mesin pencampur PPKS Ransum pakan lengkap curah Selesai Gambar 3.7. Diagram alir proses pembuatan pelet pakan lengkap ternak ruminansia berbasis biomasa kelapa sawit Mulai 15 kg Ransum pakan lengkap curah Perlakuan penambahan bahan pengikat : B1 : Tanpa bahan pengikat B2 : Tepung gaplek 7 1,05 kg B3 :Tepung industri 7 1,05 kg Perlakuan penambahan air panas 100° C : C1 : 24 3,6 kg C2 : 32 4,8 kg C3 : 40 6 kg Pencampuran manual Analisa mutu pelet : 1. Indeks Ketahanan Pelet 2. Hardness 3. Efisiensi pembuatan Selesai Perlakuan Peletisasi : A1 : die 8 mm tebal 40 mm A2 : die 10 mm tebal 30 mm Pelet basah Pengeringan oven 105° C sampai berat konstan Pelet kering

3.4. Prosedur Analisa Mutu Pelet