Uji Univariat .1 Kepuasan Kerja
47
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Sebelum dilakukan uji bivariat, terlebih dahulu dilakukan uji univariat.
5.2.1 Uji Univariat 5.2.1.1 Kepuasan Kerja
Dari hasil uji univariat didapatkan pekerja yang berjumlah 57 orang yang merasakan puas selama bekerja di PT. Kereta Api Indonesia Persero Divisi
Regional I Sumatera Utara adalah sebanyak 49 orang sedangkan yang merasakan tidak puas sebanyak 8 orang. Dengan hasil ini dapat diketahui bahwa tingkat
kepuasan kerja karyawan yang bekerja di PT. Kereta Api Indonesia Persero Divisi Regional I Sumatera Utara tergolong tinggi.
Dari hasil kuesioner, diketahui bahwa angka tertinggi yaitu sebanyak 9 karyawan 15,79 menyatakan tidak puas terhadap pernyataan mengenai
kesempatan untuk maju pada pekerjaan promosi. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Rini yang dikutip dalam Prabowo 2009, perkembangan karir
seringkali tidak terlaksana, alasannya bisa bermacam-macam seperti ketidak jelasan sistem pengembangan karir dan penilaian prestasi kerja, budaya nepotisme
dalam manajemen perusahaan, atau sudah tidak ada kesempatan lagi untuk naik jabatan. Menurut keterangan dari karyawan PT. Kereta Api Indonesia Persero
Divisi Regional I Sumatera Utara, kesempatan untuk maju atau promosi jabatan sulit diperoleh karena pihak PT. Kereta Api Indonesia Persero lebih
mementingkan golongan dan tingkat pendidikan karyawannya tanpa mempertimbangkan prestasi kerja dan pengalaman karyawan. Padahal, menurut
Hasibuan 2013 kombinasi antara pengalaman dan kecakapan adalah cara yang
Universitas Sumatera Utara
48
terbaik dan paling tepat karena mempromosikan orang yang paling berpengalaman dan terpintar sehingga memotivasi berkembangnya persaingan
sehat dan dinamis diantara para karyawan. Angka tertinggi sebanyak 22 karyawan 38,60 menyatakan sangat puas terhadap pernyataan pujian yang didapatkan
atas pekerjaan yang dilakukan. Pemberian pujian tersebut merupakan upaya PT. Kereta Api Indonesia Persero Divisi Regional I Sumatera Utara sehingga dapat
mendorong serta memotivasi karyawan agar bekerja lebih giat lagi. Teori dua faktor yang dikembangkan oleh Herzberg dalam Sopiah 2008 mengatakan ada
sekelompok kondisi intrinsik, salah satunya adalah pengakuan yang jika dipenuhi oleh perusahaan maka karyawan akan merasa puas. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Tessema dkk 2013 bahwa pengakuan berpengaruh terhadap kepuasan kerja, pengakuan memainkan peran penting yang
membuat karyawan merasa dihargai dan termotivasi dalam bekerja. Tessema juga menambahkan penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan tidak hanya puas dan
termotivasi melalui penghargaan dalam bentuk uang melainkan penghargaan dalam bentuk pengakuan juga dapat membuat karyawan puas dan termotivasi.
Pemberian pujian pada karyawan tidak hanya diberikan oleh atasan kepada bawahannya saja, tetapi rekan kerja juga ikut berpartisipasi dalam memberikan
pujian atas pekerjaan yang dilakukan tersebut. Ini berarti hubungan dengan atasan dan hubungan dengan sesama rekan kerja di PT. Kereta Api Indonesia Persero
Divisi Regional I Sumatera Utara tergolong baik dibuktikan dengan hasil kuesioner pada pernyataan hubungan dengan atasan dan hubungan dengan rekan
kerja mayoritas karyawan merasakan puas. Hal ini didukung dengan pendapat
Universitas Sumatera Utara
49
Luthans 2006 yang menyatakan dua dari enam indikator yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah supervisi dan kelompok kerja. Selain itu, Colquitt, LePine,
Wesson dalam Wibowo 2013 mengatakan banyak waktu yang dihabiskan bersama rekan kerja, sehingga bekerja dengan rekan kerja yang menyenangkan
dapat membuat hari kerja berjalan lebih cepat. Hubungan dengan rekan kerja dan hubungan dengan atasan dapat mempengaruhi kepuasan kerja juga didukung dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhaji 2012 yang mendapatkan hasil bahwa faktor sosial yang berupa rekan kerja yang kompak dan pimpinan yang adil dan
bijaksana berpengaruh terhadap kepuasan kerja.