Pengukuran Kepuasan Kerja Pengertian Kepuasan Kerja

14 diantaranya atas dasar senioritas dan atas dasar kinerja. Karyawan yang dipromosikan atas dasar senioritas sering mengalami kepuasan kerja tetapi tidak sebanyak karyawan yang dipromosikan atas dasar kinerja. 4. Pengawasan Pengawasan supervisi merupakan sumber penting lain dari kepuasan kerja. Jika penyelia tidak bekerja dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap ketidakpuasan. Penelitian menemukan bahwa salah satu alasan karyawan keluar dari perusahaan adalah karena penyelia tidak peduli terhadap mereka. 5. Kelompok kerja Pada umumnya rekan kerja atau anggota tim yg kooperatif merupakan sumber kepuasan kerja yang paling sederhana pada karyawan secara individu. Dukungan, motivasi, perhatian dan tingkat pemahaman ditunjukkan sabagai suatu proses positif dari sebuah interaksi antar sesama pegawai dalam organisasi 6. Kondisi Kerja Jika kondisi kerja mendukung lingkungan sekitar bersih dan menarik misalnya maka pegawai akan lebih bersemangat mengerjakan pekerjaan mereka, namun bila kondisi kerja tidak mendukung lingkungan sekitar panas dan berisik misalnya pegawai akan lebih sulit menyelesaikan pekerjaan mereka.

2.1.5 Pengukuran Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara 2011 mengukur kepuasan kerja dapat menggunakan cara berikut: Universitas Sumatera Utara 15 1. Pengukuran kepuasan kerja dengan skala indeks deskripsi jabatan Skala pengukuran ini dikembangkan oleh Smith, Kendall, dan Hulin pada tahun 1969. Dalam penggunaannya, pegawai ditanya mengenai pekerjaan maupun jabatannya yang dirasakan sangat baik dan sangat buruk, dalam skala mengukur sikap dari lima area, yaitu kerja, pengawasan, upah, promosi dan rekan kerja. Setiap pertanyaan yang diajukan harus dijawab oleh pegawan dengan cara menandai jawaban ya, tidak atau tidak ada jawaban. 2. Pengukuran kepuasan kerja dengan berdasarkan ekspresi wajah Mengukur kepuasan kerja ini dikembangkan oleh Kunin pada tahun 1955. Skala ini terdiri dari seri gambar wajah-wajah orang mulai dari sangat gembira, gembira, netral, cemberut dan sangat cemberut. Pegawai diminta untuk memilih ekspresi wajah yang sesuai dengan kondisi pekerjaan yang dirasakan pada saat itu. 3. Pengukuran kepuasan kerja dengan kuesioner Minnesota Pengukuran kepuasan kerja ini dikembangan oleh Weiss, Dawis, England dan Loqfuist pada tahun 1967. Skala ini terdiri dari pekerjaan yang dirasakan sangat tidak puas, tidak puas, netral, memuaskan dan sangat memuaskan. Pegawai diminta memilih satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi pekerjaannya. Weiss, Dawis, England dan Loqfuist 1967 mengembangkan instrumen pengukuran kepuasan kerja yang bernama Minnesota Satisfaction Questionnare MSQ. MSQ memiliki beberapa versi, yaitu Long-Form 1967 dan 1977 berisi 100 pernyataan, serta Short-Form 1977 berisi 20 pernyataan untuk mengukur Universitas Sumatera Utara 16 kepuasan kerja karywan terhadap berbagai aspek dari pekerjaan. MSQ mengukur kepuasan kerja dari 20 item yaitu : Ability Utilization Pemanfaatan Kemampuan ,Achievement Prestasi, Activity Aktivitas, Advancement Kemajuan, Authority Kewenangan, Company Policies Kebijakan Perusahaan, Compensation Kompensasi, Co-workers Rekan Kerja, Creativity Kreatifitas, Independence Kebebasan, Security Keamanan, Social Service Pelayanan Sosial, Social Status Status Sosial, Moral Values Nilai-nilai Moral, Recognition Pengakuan, Responsibility Tanggung Jawab, Supervision-Human RelationsHubungan dengan Atasan, Supervision-TechnicalPengawasan Teknis, Variety Variasi, Working ConditionsKondisi Kerja.

2.2 Pengertian Kinerja