Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Respon terhadap ketidakpuasan

11

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Kreitner dan Kinicki dalam Wibowo 2007 berpendapat bahwa ada lima faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja, yaitu: 1. Pemenuhan Kebutuhan Need Fulfillment Model ini mengajukan bahwa kepuasan ditentukan oleh tingkatan terhadap karakteristik pekerjaan memungkinkan kesempatan pada individu untuk memenuhi kebutuhannya. 2. Ketidaksesuaian Discrepancies Model ini menyatakan bahwa kepuasan adalah suatu hasil dari memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan diperoleh individu dari pekerjaan. Apabila harapan lebih besar daripada apa yang diterima, pekerja akan merasa tidak puas. Sebaliknya diperkirakan individu akan puas apabila mereka menerima manfaat diatas harapan. 3. Pencapaian Nilai Value Attainment Gagasan yang menjadi landasan pencapaian nilai adalah kepuasan merupakan hasil dari persepsi bahwa pekerjaan memberikan pemenuhan nilai-nilai kerja individual yang penting. 4. Keadilan Equity Dalam model ini, kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja. Kepuasan merupakan hasil dari persepsi seseorang bahwa perbandingan antara hasil kerja dan inputnya relatif lebih Universitas Sumatera Utara 12 menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan antara keluaran dan masukan pekerjaan lainnya. 5. Komponen Genetik Genetic Components Model ini didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Karenanya dapat terjadi beberapa rekan kerja tampak puas dengan berbagai variasi situasi kerja, sedangkan yang lainnya kelihatan tidak puas.

2.1.3 Respon terhadap ketidakpuasan

Dalam suatu perusahaan di mana sebagian besar karyawannya memperoleh kepuasan kerja, tidak menutup kemungkinan ada pekerja yang merasakan ketidakpuasan. Robbins dan Judge 2014 berpendapat karyawan merespon ketidakpuasannya dengan beberapa cara, yaitu: 1. Keluar Exit: ketidakpuasan yang diungkapkan lewat perilaku yang diarahkan untuk meninggalkan organisasi. Mencakup pencarian suatu posisi baru maupun meminta berhenti. 2. Aspirasi Voice: ketidakpuasan yang diungkapkan dengan usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi. Mencakup saran perbaikan, membahan problem-problem dengan atasan, dan beberapa bentuk kegiatan serikat buruh. 3. Kesetiaan Loyalty: Ketidakpuasan yang diungkapkan secara pasif menunggu membaiknya kondisi. Mencakup berbicara membela organisasi menghadapi kritik luar dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk melakukan hal yang tepat. Universitas Sumatera Utara 13 4. Pengabaian Neglect: ketidakpuasan yang dinyatakan dengan membiarkan kondisi memburuk, termasuk kemangkiran atau datang terlambat secara kronis, upaya yang dikurangi dan tingkat kekeliruan yang meningkat.

2.1.4 Indikator Kepuasan Kerja