BAB V PEMBAHASAN
5.1 Kepatuhan pada Kebijakan K3
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pemanen sawit mengenai kepatuhan pemakaian APD melalui lembar observasi dan kepatuhan pada
keseluruhan kebijakan dengan menggunakan kuesioner sebanyak 24 pertanyaan. Dari 60 pemanen sawit, didapatkan hasil pada tabel 4.7 terlihat bahwa dari lima
jenis APD yang wajib digunakan oleh pemanen sawit yaitu helm, sarung tangan, sepatu, pakaian lengkap, kacamata, sebanyak tiga jenis APD yang diapatuhi
sangat baik oleh pemanen sawit, yaitu sepatu, sarung tangan, pakaian lengkap, dengan persentase
≥ 75,
yaitu sebesar 100 pemakaian sepatu, 95 pemakaian sarung tangan, 81,7 pemakaian pakaian lengkap, Akan tetapi kepatuhan
pemanen sawit pada pemakaian jenis APD helm dan kaca mata, sangat rendah karena pada tabel 4.7 persentase pemakaian APD pemanen sawit sebesar 75,
yaitu sebesar 51,7 pemakaian helm dan 30 pemakaian kaca mata, rendahnya kepatuhan pemanen sawit menggunakan helm dan kaca mata, berdasarkan hasil
wawancara terhadap pemanen sawit, adalah karena pemanen sawit tidak nyaman bekerja dengan menggunakan kacamata, ketidaknyamanan tersebut terjadi karena
pada siang hari, cuaca sangat panas sehingga kacamata tersebut mengembun, dan menyebabkan pemanen sawit sulit untuk melihat ketika bekerja. Alasan
ketidaknyamanan juga menjadi faktor utama pemanen tidak menggunakan helm saat bekerja, pemanen kesulitan untuk melihat ke atas pada saat memotong TBS
Tandan Buah Segar atau pelepah pada pohon yang ukurannya tinggi.
57
Universitas Sumatera Utara
Kepatuhan terhadap kebijakan K3 berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa dari 60 pemanen sawit, sebanyak 39 pemanen sawit 65,0 yang patuh terhadap
kebijakan K3 dan sebanyak 21 pemanen sawit 35,0 yang tidak patuh terhadap kebijakan K3. Pemanen sawit patuh melaksanakan kebijakan K3, karena setiap
ancak yang berisi 8 orang pekerja diawasi oleh 1 orang mandor, jadi setiap instruksi kerja dan pemakaian APD, dan tingkah laku saat bekerja dipantau oleh
mandor. Kemudian, Setiap pagi sebelum memulai pekerjaan supervisor juga memberikan arahan, dan mengingatkan kembali bagaimana cara bekerja yang
aman, dan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan saat bekerja untuk menghindari unsafe act pada saat bekerja, dengan selalu diberitahu dan diingatkan kembali
maka pekerja akan mengingat dan mau mematuhi peraturan-peraturan yang ditetapkan perusahaan, khususnya di bidang K3. Lalu, peraturan dari perusahaan
yang mewajibkan pekerja pendapatkan pelatihan K3, pada saat awal masuk bekerja dan pelatihan induksi K3 yang dilaksanakan setahun sekali, sangat
berpengaruh pada sikap pemanen sawit, dalam melakukan pekerjaannya, seperti teknik memanen sawit yang aman, agar tidak tertimapa TBS.
Kepatuhan terhadap kebijakan K3 memiliki peranan penting dalam menciptakan keselamatan di tempat kerja dan mengurangi angka kejadian
kecelakaan kerja. Selanjutnya pemanen sawit yang patuh memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk melindungi dirinya terhadap bahaya keselamatan kerja
karena mereka mengerti risiko yang diterima jika berperilaku patuh ataupun tidak patuh terhadap peraturan yang ada. Pemanen sawit yang patuh akan selalu
berperilaku aman dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga dapat mengurangi jumlah kecelakaan kerja. Sebaliknya pemanen sawit yang tidak patuh akan
Universitas Sumatera Utara
cenderung melakukan kesalahan dalam setiap proses kerja karena tidak mematuhi standar dan peraturan yang ada. Mereka merasa bahwa peraturan yang ada hanya
akan membebani dan menjadikan pekerjaan menjadi lebih lama selesai. Pekerja yang tidak patuh akan berperilaku tidak aman karena merasa menyenangkan dan
memudahkan pekerjaan.
5.2 Kejadian Kecelakaan Kerja