2. Pelaksanaan Instruksi Kerja
No Pertanyaan
Ya Tidak
5 Apakah anda mencari buah masak setiap pokok tanaman
dengan tanda brondolan yang jatuh dari janjangan di piringan dengan memakai alat pelindung kepala seperti
topi atau helm
6 Apakah ketika anda mendodosmengegrek buah yang
masa, anda selalu memperhatikan arah kira-kira buah jatuh kesebelah mana supaya tidak sampai menimpa diri
sendiri.
7 Apakah ketika anda membuang pelepah di bawah buah
masak apabila lebih dari songgo 2 untuk yang di panen dengan dodos,dan minimal songgo 1 bagitanaman yang
sudah di panen dengan egrek, anda selalu memperhatikan keselamatan dengan menggunakan sarung tangan
8 Apakah anda memotong gagang buah di piringan dengan
menggunakan kampak dan di upayakan bentuk”V” untuk
mencegah tersangkutnya brondolan pada pelepah yang mungkinakan terjatuh.
9 Apakah anda pernah tidak mengasah kampak ketika
melakukan pemotongan pelepah 10
Apakah anda selalu berhati-hati dan memakai alat pelindung diri karena khawatir terluka ketika melakukan
pemotongan dan perumpukan pelepah 11
Apakah anda tidak membungkus egrekdodos, kampak, gancu alat dengan bungkus yang tersedia atau karung
diikat tali atau karet
12 Apakah anda tidak membungkus egrekdodos, kampak,
gancu alat karena pembungkus rusakkoyak 13
Apakah anda membawa alat kelapangan dengan alat tajamnya di sembarang arah
14 Apakah anda tidak membawa alat dengan cara memalang
jalan 15
Apakah anda menyimpan alat setelah selesai bekerja di tempat aman dan jauh dari jangkaua nanak-anak
Universitas Sumatera Utara
3. MengikutiPelatihan K3
No Pertanyaan
Ya Tidak
16 Apakah anda pernah mengikuti pelatihan K3 jikaYa
lanjut no 16 17
Pelatihan K3 yang pernah anda ikuti a.
Pelatihan Induksi K3 pada awal masuk kerja b.
Pelatihan K3 umum 18
Apakah anda hanya1 kali mengikuti pelatihan
4. Behavior Base Safety
No Pertanyaan
Ya Tidak
19 Anda berperilaku aman saat bekerja
20 Apakah anda pernahbekerja terburu- buru
21 Apakah anda pernah hamper celaka karena kurang
berhati-hati 22
Anda tidak pernah bercandabersendagurau berlebihan mengagetkan rekan kerja, berteriak,
iseng, atau jahil terhadap rekan kerja dll. 23
Apakah anda pernah mendapat teguran karena berperilaku tidak aman pada saat bekerja
24 Anda tidak pernah mengalami kecelakaan kerja
karena berhenti bekerja ketika anda mengetahui kondisi kerjaan dan tidak aman
Universitas Sumatera Utara
Lembar Observasi pemakaian APD Berilah tanda v bagi pekerja yang memakai APD sesuai dengan
tabel berikut
No Nama
Pekerja Penutup
Kepala Helm
Topi Sarung
Tangan Pakaian
Lengkap Sepa
tu Kaca
mata
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Universitas Sumatera Utara
39 40
41 42
43 44
45 46
47 48
49 50
51 52
53 54
55 56
57 58
59 60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Master Data
RP Karakteristik Responden
Usia Pendidikan
Lama Bekerja
1 3
3
3
2 2
4
2
3 2
3
2
4 4
4
3
5 2
2
2
6 3
3
3
7 1
4
1
8 3
3
3
9 1
3
1
10 3
2
3
11 2
4
2
12 2
3
2
13 3
3
3
14 2
2
2
15 3
3
3
16 2
4
2
17 3
3
3
18 1
4
1
19 3
3
3
20 2
3
2
21 3
4
3
22 3
4
3
23 3
4
3
24 3
4
3
25 1
4
1
26 3
2
3
27 4
2
3
28 1
3
1
29 2
2
2
30 2
3
2
31 3
3
3
32 2
3
2
33 3
2
3
34 1
3
1
35 3
3
3
36 1
4
1
37 3
4
3
38 2
2
2
39 2
3
2
40 3
2
3
41 2
3
2
42 3
4
3
43 2
2
2
44 3
3
3
45 1
3
1
46 3
2
3
Universitas Sumatera Utara
47 2
4
1
48 3
4
3
49 4
2
3
50 3
4
3
51 3
4
3
52 4
2
3
53 4
4
3
54 1
4
1
55 3
2
3
56 3
2
3
57 1
2
1
58 4
4
3
59 2
4
2
60 2
2
2
Universitas Sumatera Utara
RP Kebijakan K3 X
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
2 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
3 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 4
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
5 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
6 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 7
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
8 1
1 1
1 1
1 1
1 9
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
10 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 11
1 1
1 1
1 1
1 12
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 13
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
14 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
15 1
1 1
1 1
1 1
1 16
1 1
1 1
1 1
1 1
17 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 18
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 19
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 20
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
21 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 22
1 1
1 1
1 1
1 1
23 1
1 1
1 1
1 24
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 25
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
26 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
27 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
28 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
29 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
30 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 31
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 32
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
33 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 34
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 35
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
Universitas Sumatera Utara
36 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
37 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
38 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 39
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
40 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 41
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 42
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 43
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
44 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
45 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 46
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 47
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 48
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
49 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 50
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
51 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
52 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
53 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 54
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 55
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
56 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
57 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 58
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 59
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 60
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
Universitas Sumatera Utara
RP Kebijakan K3
Total K3 X
Ket 17
18 19
20 21
22 23
24
1 1
1 1
1 1
18 TIDAK PATUH
2 1
1 1
1
17 TIDAK PATUH
3 1
1 1
1 1
19 1
PATUH
4 1
1 1
1 1
1
16 TIDAK PATUH
5 1
1 1
1 1
1 1
20 1
PATUH
6 1
1 1
1 1
1 1
21 1
PATUH
7 1
1 1
1 1
1 1
1
22 1
PATUH
8 1
1 1
1 1
1 1
15 TIDAK PATUH
9 1
1 1
1 1
1 1
19 1
PATUH
10 1
1 1
15 TIDAK PATUH
11 1
1 1
1 1
1 1
14 TIDAK PATUH
12 1
1 1
14 TIDAK PATUH
13 1
1 1
1 1
1 1
19 1
PATUH
14 1
1 1
1 1
1 1
20 1
PATUH
15 1
1 1
1 1
1
14 TIDAK PATUH
16 1
1 1
1 1
13 TIDAK PATUH
17 1
1 1
1 1
1
20 1
PATUH
18 1
1 1
1 1
1 1
20 1
PATUH
19 1
1 1
1 1
1 1
22 1
PATUH
20 1
1 1
1 1
1 1
21 1
PATUH
21 1
1 1
1 1
1 1
21 1
PATUH
22 1
1 1
1
12 TIDAK PATUH
23 1
1 1
1 1
1 1
13 TIDAK PATUH
24 1
1 1
1 1
1
19 1
PATUH
25 1
1 1
1 1
1 1
17 TIDAK PATUH
26 1
1 1
1 1
1
17 TIDAK PATUH
27 1
1 1
1 1
1 1
20 1
PATUH
28 1
1 1
1 1
1
17 TIDAK PATUH
29 1
1 1
16 TIDAK PATUH
30 1
1 1
1 1
1 1
21 1
PATUH
31 1
1 1
1 1
1 1
22 1
PATUH
32 1
1 1
1 1
1 1
19 1
PATUH
33 1
1 1
1 1
1 1
19 1
PATUH
34 1
1 1
1 1
1 1
20 1
PATUH
35 1
1 1
1 1
1 1
20 1
PATUH
36 1
1 1
1 1
1 1
20 1
PATUH
37 1
1 1
1 1
1 1
22 1
PATUH
Universitas Sumatera Utara
38 1
1 1
1 1
1 1
21 1
PATUH
39 1
1 1
1 1
1 1
21 1
PATUH
40 1
1 1
1 1
1 1
19 1
PATUH
41 1
1 1
1 1
20 1
PATUH
42 1
1 1
16 TIDAK PATUH
43 1
1 1
1 1
1 1
21 1
PATUH
44 1
1 1
1
15 TIDAK PATUH
45 1
15 TIDAK PATUH
46 1
1 1
1 1
1 1
22 1
PATUH
47 1
1 1
14 TIDAK PATUH
48 1
1 1
1
16 TIDAK PATUH
49 1
1 1
1 1
1 1
19 1
PATUH
50 1
1 1
1 1
1 1
19 1
PATUH
51 1
1 1
1 1
1 1
20 1
PATUH
52 1
1 1
1 1
1 1
20 1
PATUH
53 1
1 1
1 1
1
20 1
PATUH
54 1
1 1
1 1
1 1
22 1
PATUH
55 1
1 1
1 1
1 1
21 1
PATUH
56 1
1 1
1 1
1 1
1
21 1
PATUH
57 1
1 1
1 1
19 1
PATUH
58 1
1 1
1 1
1 1
20 1
PATUH
59 1
1 1
16 TIDAK PATUH
60 1
1 1
1 1
1 1
1
21 1
PATUH
Universitas Sumatera Utara
RP Kecelakaan
Kerja Y Ket
Letak Luka Kecelakaan
Penyebab Kecelakaan
1 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
2 2
2 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
3 1
3 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
4 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
1 1
5 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
6 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
1 2
7 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
8 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
3 2
9 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
10 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
3 2
11 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
12 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
13 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
14 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
3 2
15 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
1 2
16 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
1 2
17 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
18 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
19 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
3 4
20 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
21 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
22 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
4 4
23 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
2 4
24 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
25 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
4 4
Universitas Sumatera Utara
26 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
2 1
27 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
28 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
2 4
29 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
30 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
31 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
32 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
33 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
1 5
34 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
35 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
3 5
36 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
37 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
38 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
39 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
40 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
41 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
5 5
42 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
43 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
44 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
45 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
4 5
46 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
47 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
1 5
48 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
2 5
49 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
50 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
Universitas Sumatera Utara
51 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
52 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
53 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
54 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
55 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
5 5
56 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
57 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
58 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
59 1
TIDAK PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
60 PERNAH MENGALAMI KECELAKAAN
1 2
Universitas Sumatera Utara
No. Resp
Penutup Kepala Helm Topi
Sarung Tangan
Pakaian Lengkap Sepatu
Kaca mata
1 1
1 1
1 1
2 1
1 1
3 1
1 1
1 4
1 1
1 1
5 1
1 6
1 1
1 1
7 1
1 8
1 1
1 9
1 1
1 1
10 1
1 1
1 1
11 1
1 1
12 1
1 1
1 13
1 1
1 14
1 1
1 1
15 1
1 1
1 16
1 1
1 17
1 1
1 19
1 1
1 1
20 1
1 1
1 21
1 1
1 22
1 1
1 23
1 1
1 1
24 1
1 1
1 25
1 1
1 1
1 26
1 1
1 1
27 1
1 1
1 28
1 1
1 1
29 1
1 1
1 30
1 1
1 31
1 1
1 32
1 1
1 1
33 1
1 1
1 34
1 1
1 35
1 1
1 36
1 1
1 37
1 1
1 1
38 1
1 1
39 1
1 1
40 1
1 1
1 41
1 1
1 1
42 1
1 1
1 43
1 1
1 1
44 1
1 1
45 1
1 1
46 1
1 1
1 47
1 1
1 1
48 1
1 1
1 49
1 1
1 1
50 1
1 1
51 1
1 1
1 1
52 1
1 1
1 53
1 1
1 1
54 1
1 1
Universitas Sumatera Utara
55 1
1 1
56 1
1 1
1 57
1 1
58 1
1 1
59 1
1 1
60 1
1 1
1
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Output Pengolahan Data
OUTPUT ANALISIS DISTRIBUSI FREKUENSI KARAKTERISTIK RESPONDEN
UMUR
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
15-20 tahun 10
16.7 16.7
16.7 21-30 tahun
18 30
30 46.7
31-40 tahun 26
43.3 43.3
90 41-50 tahun
6 10
10 100
Total 60
100 100
pend.terakhir
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD
17 28.3
28.3 28.3
SMP 21
35 35
63.3 SMA
22 36.7
36.7 100
Total 60
100 100
masakerja
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1-5
11 18.3
18.3 18.3
6-10 17
28.3 28.3
46.7 11-15
22 36.7
36.7 83.3
15 10
16.7 16.7
100.0 Total
60 100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
OUTPUT ANALISIS DISTRIBUSI FREKUENSI KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan Kerja
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid ya
23 38.3
38.3 38.3
tidak 37
61.7 61.7
100 Total
60 100
100
Letak Luka
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid kepala
7 30.4
30.4 30.4
Mata 5
21.7 21.7
52.2 Tangan
6 26.1
26.1 78.3
Jari-jari 3
13 13
91.3 kaki
2 8.7
8.7 100
Total 23
100 100
Penyebab Kecelakaan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Terjatuh
3 13
13 13
Tertimpa benda jatuh 8
34.8 34.8
47.8 Terkena duri
5 21.7
21.7 69.6
Terkena benda tajam 7
30.4 30.4
100 Total
23 100
100
Universitas Sumatera Utara
OUTPUT ANALISIS DISTRIBUSI FREKUENSI KEPATUHAN PADA KEBIJAKAN K3
kepatuhank3
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
tidak 21
35 35
35 ya
39 65
65 100
Total 60
100 100
OUTPUT ANALISIS DISTRIBUSI FREKUENSI KEPATUHAN PEMAKAIAN APD
Helm
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak
29 48.3
48.3 48.3
ya 31
51.7 51.7
100 Total
60 100
100
Sarungtangan
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak
3 5
5 5
Ya 57
95 95
100 Total
60 100
100
Pakaianlengkap
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak
11 18.3
18.3 18.3
Ya 49
81.7 81.7
100 Total
60 100
100
sepatu
Universitas Sumatera Utara
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya
60 100
100 100
kacamata
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak
42 70
70 70
Ya 18
30 30
100 Total
60 100
100
Universitas Sumatera Utara
OUTPUT ANALISIS HUBUNGAN KEPATUHAN PADA KEBIJAKAN K3 DENGAN KECELAKAAN KERJA
kepatuhan kecelakaan1 Crosstabulation
kecelakaan1 Total
ya tidak
kepatuhan Tidak
patuh Count
15 6
21 of Total
25 10
35 patuh
Count 8
31 39
of Total 13.3
51.7 65
Total Count
23 37
60 of Total
38.3 61.7
100
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2-sided
Exact Sig. 1- sided
Pearson Chi-Square 14.970
a
1 00
Continuity Correction
b
12.893 1
00 Likelihood Ratio
15.174 1
00 Fishers Exact Test
00 00
Linear-by-Linear Association 14.720
1 00
N of Valid Cases
b
60 a. 0 cells ,0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,05.
b. Computed only for a 2x2 table
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Pekerja sedang memanen sawit
Gambar 2. Pekerja sedang mengumpulkan TBS yang telah dipanen
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Pekerja sedang memotong pelepah sawit
Gambar 4. Pekerja sedang memidahkan TBS untuk diangkut
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Pekerja sedang mengisi kuesioner
Gambar 6. Pekerja sedang mengisi kuesioner
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Asdi
Mahastya. Jakarta.
Azwar, S., 2005.Sikap Manusia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan, 2016. Jumlah
kecelakaan di
Indonesia Masih
Tinggi.
http:www.bpjsketenagakerjaan.go.idberita5769Jumlah-kecelakaan- kerja-di-Indonesiamasih-tinggi.html. Diakses tanggal 1 september 2016
DepartemenPendidikandanKebudayaan.,2003. KamusBesarBahasa Indonesia.
BalaiPustaka.Jakarta. Dewi,T.S.,
2013. ILO
LaporkanKasus di
RI TerbilangTinggi
http:www.hrcentro.comberita_sdmKECELAKAAN_KERJA_ILO_Lap orkan_Kasus_Di_RI_Terbilang_Tinggi__130116.html.Diaksestanggal 21
agustus 2015.
Hafrida, E., 2014. Pengaruh Faktor Personal dan Manajemen K3 terhadap Tindakan Tidak Aman Unsafe Action pada Pekerja di PT. Inti
Benua Perkasatama Dumai. Tesis Universitas Sumatera Utara. Medan. http:repository.usu.ac.idhandle12345678949527 diakses tanggal 17
April 2016.
Hanggraeni, D., 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.
Healy, B.J., dan Walker K.L., 2009. Introduction to Occupational Health in Public Health Practice. Jossey Boss. America.
Hernawati, E., 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik pekerja dan unit kerja di
Area Pertambangan PT. Antam Tbk UPBE Pongkor Bogor Jawa Barat
Tahun 2006-2007.
Skripsi UIN
Jakarta. Jakarta.
http:blog.ub.ac.idmyjourneysfiles201309EVA-HERNAWATI.pdf diakses tanggal 15 Juni 2016
Himawan, I.Q., 2015. BanyakKecelakaanAkibatTidakTaatProsedur.
http:www.tambang.co.idbanyak-kecelakaan-akibat-tidak-taat-prosedur- 4733,Diaksestanggal 21 agustus 2015.
International Labour Organization., 2004.KeselamatandanKesehatan di Indonesia.www.ilo.orgwcmsp5groupspublicasiaro-bangkokilo-
jakartadocumentspublicationwcms_120561.pdf. Diaksestanggal
21 agustus 2015.
Universitas Sumatera Utara
Kementrian Kesehatan. 2015. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Situasi Kesahatan Kerja. Kementrian Kesehatan. Jakarta.
http:www.kemkes.go.idresourcesdownloadpusdatininfodatininfodatin -kesja.pdf. Diakses tanggal 10 april 2016.
Manulang, S., 2001. Pokok - Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia. PT
Rineka Cipta. Jakarta. Muhibbinsyah.,
2009. PsikologiPendidikan
denganPendekatanBaru.
PT.RemajaRosdakarya.Bandung.
Neal, A., danGriffin, M. A.,2004.Safetyclimate and safety at work, dalamthe psychology of workplace safety. In J. Barling R.F. Michael Eds..
American Psychological Association.Washington.
Notoatmodjo, S., 2010.MetodePenelitianKesehatan. RinekaCipta. Jakarta.
. 2012.
PromosikesehatandanPerilakuKesehatan.
RinekaCipta. Jakarta.
Novianti, S., 2014. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja SMK3 dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Di
Treat And Ship Operations
– Facility Operations PT Chevron Pacific Indonesia
Duri. Skripsi
Universitas Sumatera
Utara. Medan.
http:repository.usu.ac.idhandle12345678944265 Diakses tanggal 17 April 2016
Nuraini, L., Kepatuhan Terhadap Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Hubungannya dengan Kecelakaan Kerja Studi Di PT.
Coca-Cola Amatil Indonesia Central Java Semarang Tahun 2014. Skripsi
Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang.
http:digilib.unimus.ac.idgdl.php?mod=browseop=readid=jtptunimus -gdl-lindanurai-7880. Diakses tanggal 10 april 2016.
OSHA Occupational Safety dan Health Administration. 2004. Permit Required Confined
Spaces. US
Departemen of
Laborhttps:www.osha.govPublicationsosha3138.pdf. Diakses tanggal 10 april 2016.
Pangaribuan, M., 2012. Gambaran Perilaku Pekerja dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di Bagian Produksi PT. Multimas
Nabati Asahan Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara Tahun 2012. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan
Pikiranrakyat. 2014. 12.745 Perusahaan Langgar Norma Keselamatan.
http:www.pikiran- rakyat.comekonomi201401162662591274perusahaan-langgar-norma-
keselamatan-kerja.Diakses tanggal 29 agustus 2015.
Universitas Sumatera Utara
PrihatiningsihdanSugiyanto.,2010. PengaruhIklimKeselamatandan
Pengalaman PersonalterhadapKepatuhanpadaPeraturan Keselamatan Pekerjakonstruksi, JurnalPsikologiUniversitas
Gajah Mada.Vol.
37,no.1, 82 – 93 juni 2010
Ramdayana., 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepatuhan Perawat terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri APD
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Marinir Cilandak, Skripsi Jakarta Selatan, UPN Veteran Jakarta. Jakarta.library.upnvj.ac.id diakses tanggal
21 agustus 2015.
Ramli, S., 2010.SistemManajemenKeselamatandanKesehatanKerja OHSAS 18001.Dian Rakyat. Jakarta.
Reese, C. D., 2009. Industrial Safety and Health for Administrative Services.
CRC.Press. United States of America.
Republik Indonesia. 1945. Undang-undang Dasar Republik Indonesia.
Sekretariat Negara. Jakarta.
_________________ . 2003a. Undang-undang No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Sekretariat Negara. Jakarta.
_________________ . 2003b. Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Santoso, M. S., 2002. Pentingnya Keselamatan Kerja Indonesia Pendekatan Administrasi dan Operasional. Edisi Pertama. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Sastrohadiwiryo, S., 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrasi dan Operasional. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Scott, G. E., 2001. Working Safe : How to Help People Actively Care for Health and Safety. Second Edition. Lewis Publisher. United States of
America.
Sears, Freedman, Peplau., 1991. PsikologiSosial. EdisiKelima.Penerbit
Erlangga.Jakarta.
Siagian. J., 2012. Pengaruh Pengawasan dan Kepatuhan terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perawat dalam pencegahan
Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Kisaran. Tesis Universitas
Sumatera Utara.
Medan. http:repository.usu.ac.idhandle12345678938093. Diakses tanggal 17
April 2016.
Sialagan, T.R., 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Berkontribusi Pada Perilaku Aman di PT EGS Indonesia Tahun 2008. Tesis FKM UI.
Universitas Sumatera Utara
Depok. http:lib.ui.ac.idopacuidetail.jsp?id=20340323lokasi=lokal
diakses tanggal 15 juni 2016
Silalahi, B.N.B dan Silalahi, R. B., 1995. Manajemnen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PT. Pustaka Bima Pressindo. Jakarta.
Silalahi, L., 2011. Hubungan Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan terjadinya kecelakaan kerja pada PT.
Chevron Pasific Indonesia Duri Tahun 2011. Skripsi Universitas Sumatera
Utara, Medan.http:repository.usu.ac.idhandle12345678932420.
Diakses tanggal 10 april 2016.
Siregar, D. I., 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Ringan di PT. Aqua Golden Mississippi Bekasi Tahun 2014. Skripsi
Universitas Islam
Negeri Jakarta.
Jakarta.http:repository.uinjkt.ac.iddspacebitstream123456789255121 Dewi20Indah20Sari20Siregar20-20FKIK20.pdf
Diakses tanggal 15 Juni 2016
Sugiyono., 2009.MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan RD. Alfabeta.
Bandung.
Suma’mur, P.K., 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja Hiperkes.
Sagung Seto. Jakarta.
Tarwaka. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan Press.
Yudha, J.C.B., 2013. Analisis Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja Karyawan pada PTPN IV
persero Unit Kebun Bah Jambi. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan.
http:repository.usu.ac.idhandle12345678946438.Diakses tanggal 10 april 2016.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan desain cross sectional, yaitu suatu penelitian dimana cara pengukuran
variabel bebas dan variable terikat dalam waktu yang bersamaan Notoatmodjo, 2010, untuk menganalisa hubungan kepatuhan kebijakan kesehatan dan
keselamatan dengan kecelakaan kerja kerja.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Tolan Tiga Sipef khususnya pada Kebun Perlabian Estate pada tahun 2016, Karena Perusahaan ini telah melaksanakan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan belum ada penelitian mengenai kepatuhan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja hubungannya dengan
kecelakaan kerja di PT. Tolan Tiga Sipef.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari proses pengajuan judul, pencarian literatur, konsultasi dengan pembimbing, proposal ,penelitian, pengolahan data, penyajian
data, pembahasan, kesimpulan dan saran. Keseluruhan proses penelitian tersebut dilakukan pada bulan Maret
– Agustus 2016.
30
Universitas Sumatera Utara
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pada bidang Harvester pemanen perkebunan sawit Pelabian Estate PT. Tolan Tiga Sipef
yang berjumlah 150 orang karyawan.
3.2.3. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2009:
� = �
2
. �. .
�
2
� − 1 + �
2
. . � =
1,96
2
× 150 × 0,5 × 0,5 0,1
2
180 − 1 + 1,96
2
× 0,5 × 0,5 � =
144,06 2,4504
= 58,7904 � = 60 orang
Keterangan ; N = Besar populasi karyawan pemanen 150 Orang
n = Besar sampel d = tingkat ketepatan yang diinginkan peneliti adalah 10
P = Proporsi suatu kasus tertentu, jika tidak diketahui ditetapkan 50 0,50 Z = Derajat Kemaknaan 95 1,96
Pengambilan sampel terpilih dengan metode simple random sampling yaitu mengambil sampel secara acak, yaitu dilakukan dengan cara undian sampai
memenuhi besar sampel yang diinginkan yaitu 60 orang.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Metode Pengumpulan data
3.4.1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan observasi menggunakan kuesioner dan yang mengacu kepada variabel yang akan diteliti. Adapun data
yang diperoleh yaitu data kepatuhan terhadap kebijakan K3 dan data kecelakaan kerja.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder di peroleh dari PT. Tolan Tiga Sipef yang meliputi data profile PT. TolanTiga Sipef dan data Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan
kerja PT. Tolan tiga Sipef.
3.5. Variabel dan definisi Operasional 3.6.1 Variabel
Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi Sugiono, 2009 : 1.
Variabel independen, merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen terikat. Variabel
independen pada penelitian ini adalah kepatuhan kebijakan K3. 2.
Variabel dependen, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjasi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen pada penelitian ini
adalah kecelakaan kerja
Universitas Sumatera Utara
3.7.1. Definisi Operasional Tabel 3.1 Defenisi Operasional
No. Variabel
Definisi Operasional Indikator Penilaian
Variabel Independen 1
Kepatuhan terhadap
Kebijakan K3
Kepatuhan terhadap Kebijakan K3 yaitu ketaatan
pada kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3
meliputi memakai APD, mengikuti Standar
Operasional Prosedur SOP, Pelatihan tenaga kerja,
menghindari tindakan tidak aman,
1. Memakai APD, meliputi
Helm, sarung tangan, alat pelindung tubuh berupa
pakaian, sepatu 2.
Mengikuti instruksi kerja, pemanen
melakukan pekerjaan sesuai dengan
instruksi kerja yang telah di
tetapkan oleh
perusahaan 3.
Mengikuti Pelatihan K3, pemanen
mengikuti pelatihan induksi K3 yang
dilaksanakan pada awal bekerja dan dan pelatihan
K3 umum
4. Behavior
based safety
Menghindari tindakan
tidak aman
Unsafe Action
seperti tidak
terburu-buru, berhati-hati dan tidak bercanda saat
bekerja.
Variabel Dependen 2
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja
adalah suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga yang terjadi pada saat bekerja
sehingga menyebabkan
pemanen sawit kehilangan hari kerja atau golongan
kecelakaan kerja sedang dan berat
Pemanen sawit
yang mengalami
kecelakaan golongan sedang dan berat
adalah a.
Sedang, kecelakaan yang menimbulkan kehilangan
hari kerja dan diduga tidak akan menimbulkan cacat
jasmani
b. Berat, kecelakaan yang
menimbulkan kehilangan hari kerja dan diduga akan
menimbulkan cacat
jasmani.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Aspek Pengukuran
Kepatuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Pengukuran yang dilakukan terhadap kepatuhan keselamatan dan
kesehatan kerja K3 pada penelitian ini dengan cara kuesioner dan observasi. Pengukuran variabel kepatuhan kebijakan K3, didasarkan dari 24
pertanyaan yang diajukan dengan ketentuan : a.
Untuk pertanyaan positif 1,3,5,6,7,8,10,14,15,16,17,19,24 jawaban “ya”
diberi nilai 1 dan “tidak” diberi nilai 0 b.
Untuk pertanyaan negatif 2,4,9,11,12,13,18,20,21,22,23 jawaban “ya” diberi nilai 0 dan “tidak “ diberi nilai 1
Variabel kepatuhan terhadap kebijakan K3, dapat dikategorikan menjadi Arikunto, 2006 :
a. Kategori patuh
Kategori yang diberikan kepada pemanen yang patuh menerapkan kebijakan K3 minimal
≥ 75 Jumlah Skor ≥ 19 dan diberi nilai 1 b.
Kategori tidak patuh Kategori yang diberikan kepada pemanen yang patuh menerapkan kebijakan
K3 minimal 75 Jumlah Skor 19 dan diberi nilai 0
2. Kecelakaan Kerja
Pengukuran yang dilakukan terhadap kecelakaan kerja adalah dengan menggunakan kuesioner. Jika pemanen pernah mengalami kecelakaan kerja maka
akan diberi nilai “0” dan pemanen yang tidak pernah mengalami kecelakaan kerja
maka akan diberi nilai “1”.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.7.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keaslian suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau shahih
mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya, instrument yang kurang valid mempunyai validitas rendah Sugiyono, 2009.
Untuk menguji ketepatan kuesioner, dilakukan uji validitas instrumen terhadap 20 orang pemanen sawit kebun Perlabian PT.Tolan Tiga Sipef di luar
dari sampel. Menurut sugiyono 2009 “jika nilai validitas setiap pernyataan lebih besar dari nilai koefisien korelasi r 0,444 maka butir pernyataan dianggap sudah
valid”. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika rhitung rtabel maka butir pernyataan tersebut valid b. Jika rhitung rtabel maka butir pernyataan tersebut tidak valid
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 20 orang responden diluar dari responden penelitian.
1. Uji Validitas Instrumen variabel kecelakaan kerja
Tabel 3.2 Validitas Instrumen Variabel Penelitian
Uji Validitas Variabel Kecelakaan kerja
No Pertanyaan
r
hitung
r
tabel
Keterangan
1 P1
0,665 0,444
Valid 2
P2 0,713
0,444 Valid
3 P3
0,667 0,444
Valid 4
P4 0,572
0,444 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Pada Tabel 3.2 diatas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrument pernyataan dari variabel Kecelakaan Kerja P1-P4 valid karena rhitung rtabel
Universitas Sumatera Utara
yang dapat dilihat dari rhitung yang pada keseluruhan butir lebih besar dari rtabel 0,444. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh istrumen pernyataan
variabel kecelakaan kerja valid dan dapat digunakan dalam penelitian. 2.
Uji Validitas Instrumen Variabel Kepatuhan pada Kebijakan K3
Tabel 3.3 Validitas Instrumen Variabel Penelitian
Uji Validitas Variabel kepatuhan pada kebijakan K3
No. Pertanyaan
r
hitung
r
tabel
Keterangan
1 P1
0,752 0,444
Valid 2
P2 0,659
0,444 Valid
3 P3
0,854 0,444
Valid 4
P4 0,822
0,444 Valid
5 P5
0,565 0,444
Valid 6
P6 0,512
0,444 Valid
7 P7
0,622 0,444
Valid 8
P8 0,561
0,444 Valid
9 P9
0,589 0,444
Valid 10
P10 0,690
0,444 Valid
11 P11
0,921 0,444
Valid 12
P12 0,958
0,444 Valid
13 P13
0,721 0,444
Valid 14
P14 0,719
0,444 Valid
15 P15
0,660 0,444
Valid 16
P16 0,692
0,444 Valid
17 P17
0,848 0,444
Valid 18
P18 0,955
0,444 Valid
19 P19
0,955 0,444
Valid 20
P20 0,697
0,444 Valid
21 P21
0,871 0,444
Valid 22
P22 0,697
0,444 Valid
23 P23
0.896 0,444
Valid 24
P24 0,794
0,444 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Pada Tabel 3.3 diatas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen pernyataan dari variabel kepatuhan pada kebijakan K3 P1-P24 valid karena r
hitung
r
tabel
yang dapat dilihat dari r
hitung
yang pada keseluruhan butir lebih besar dari r
tabel
0,444. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh istrumen pernyataan variabel
kepatuhan kebijakan K3 valid dan dapat digunakan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.7.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument
tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu Sugiyono, 2009. Metode
untuk melakukan uji reliabilitas adalah dengan menggunakan metode Alfa- Cronbach. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel atau tidaknya
suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95 atau tingkat signifikan 5.
Harga rhitung kemudian dibandingkan dengan r tabel product moment
dengan taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan N. Jika
r
hitung
r
tabel
berarti instrument tersebut reliabel. Pertanyaan pada instrumen ini dinyatakan reliabel
karena nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh pada penelitian ini 0,444
1. Uji Reliabilitas Variabel Kecelakaan Kerja
Tabel 3.4 Reliability Statistiscs Variabel Kecelakaan Kerja
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Pada Tabel 3.4 terlihat bahwa nilai Cronbach’s alpha 0,908 0,444 maka
ke 4 pernyataan dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.
Cronbach’s Alpha N of Items
0,879 4
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Reliabilitas Variabel Kepatuhan pada Kebijakan K3
Tabel 3.5 Reliability Statistiscs Variabel Kepatuhan pada Kebijakan K3
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Pada Tabel 3.5 terlihat bahwa nilai Cronbach’s alpha 0,908 0,444 maka
ke 24 pernyataan dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini melalui tahapan sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian seperti distribusi frekuensi dan persentase
dari setiap variabel Notoatmodjo, 2010. Analisis univariat dalam penelitian ini berupa gambaran karakteristik berupa umur, pendidikan, masa kerja, kepatuhan
pada kebijakan K3 dan kecelakaan kerja. 2.
Analisis Bivariat Analisis bivariat dapat dilakukan setelah analisis univariat, analisis
dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi yaitu hubungan antara kepatuhan kebijakan keselamtan dan kesehatan kerja dengan
kecelakaan kerja. Berdasarkan jenis data pada penelitian ini merupakan jenis data kategorik, maka untuk menguji hubungan dua variabel tersebut digunakan uji chi
square. Analisis bivariat dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu : Notoatmodjo, 2010.
Cronbach’s Alpha N of Items
0,908 24
Universitas Sumatera Utara
a. Analisis proporsi atau persentasi, dengan membandingkan distribusi silang
antara dua variabel yang bersangkutan. b.
Analisis dari hasil uji statistik dengan chi square. Variabel kepatuhan kebijakan K3 dan kecelakaan kerja, dapat disimpulkan hubungan dua
variabel tersebut bermakna atau tidak bermakna. Kedua variabel dikatakan berhubungan bermakna jika pada interval kepercayaan 95, nilai p 0,05
dan dikatakan tidak berhubungan jika nilai p 0,05
.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Nama PT. Tolan Tiga Indonesia Medan pada mulanya tidaklah demikian, akan tetapi mempunyai sejarah yang tersendiri dari awal hingga nama yang seperti
sekarang ini. Untuk mengetahui sejarah berdirinya disini penulis urutkan secara ringkas melalui data yang diterima dari perusahaan tempat penulis melalukan
riset. Pada tahun 1921 di Sumatera Utara berdiri sebuah perusahaan perkebunan yang bernama “Societe Internationate De Plantations Et De Finance” atau
disingkat “SIPEF”. Perusahaan ini adalah milik swasta asing yang bergerak dalam bidang perkebunan dengan penanam modalnya 100 adalah SIPERO-Antwerpen
milik bangsa Belgia. Pada tahun yang sama berdiri pula sebuah perusahaan bernama “PT. Anglo Dutch Estate Agency” yang pemiliknya berkebangsaan
Inggris dan Belanda. Beberapa tahun kemudian tepatnya pada tahun 1949 perusahaan SIPEF bergabung dengan perusahaan Anglo Dutch Estate Agency,
dengan nama PT. SIPEF Anglo Dutch dan kemudian tahun 1952 dirubah menjadi “PT. SIPEF ANGLO SUMATERA”. Pada tahun 1964 terjadi konfrontasi antara
pemerintah Republik Indonesia dengan Belanda, maka seluruh perusahaan milik Belanda diambil oleh penguasanya, sehingga perusahaan ini berubah namanya
menjadi “SIPEF ANGLO”. Bersamaan dengan itu terjadi konfrontasi antara Inggris dan Malaysia sehingga perusahaan perkebunan ANGLO diambil oleh
pemerintahan Repu blik Indonesia dan namanya diubah menjadi “PT. PP DWI
KORA TIGA”. Kemudian pemerintahan Republik Indonesia mengambil ahli lagi
40
Universitas Sumatera Utara
PT. SIPEF dan namanya diubah menjadi “PT. EXPERA SATU”. Tetapi pada tanggal 29 April 1968 perusahaan tersebut dikembalikan kepada pemiliknya PT.
ANGLO SUMATERA pada tanggal 13 Mei 1968. Setelah berjalan beberapa tahun dan tepatnya pada bulan Desember 1971 kedua perusahaan ini bergabung
kembali dengan nama “PT. SIPEF MEDAN INDONESIA”. Tujuh tahun kemudian tepatnya bulan Desember 1978 nama perusahaan diganti menjadi PT.
Tolan Tiga Indonesia SIPEF yang tetap bergerak dalam bidang perkebunan yang alamat kantornya sekarang ini berada di Gedung Bank Sumut Lantai 7 JL. Imam
Bonjol No.18 Medan. Perusahaan ini mempunyai perkebunan yang letaknya di Kabupaten Labuhan Batu dengan nama Kebun Parlabian. Perusahaan ini
merupakan anggota SIPEF dengan pemilik saham sebagian besar berkedudukan diluar wilayah Indonesia tetapi menanamkan modalnya di Indonesia. Ada
beberapa perusahaan SIPEF yang terdiri: a. PT. Tolan Tiga Indonesia - Kebun Parlabian, Kab. Labuhan Batu.
b. PT. Pangkatan Indonesia - Kebun Pangkatan, Kab,Labuhan Batu. c. PT. Eastern Sumatera Indonesia - Kebun Bukit Maradja, Kab. Simalungun.
d. PT. Timbang Deli - Kebun Timbang Deli, Kab. Deli Serdang. e. PT. Kerasaan Indonesia - Kebun Kerasaan, Kab, Simalungun.
f. PT. Bandar Sumatera Indonesia - Kebun Bandar Pinang, Kab. Deli Serdang. g. PT. Bilah Platindo - Kebun Bilah, Kab. Labuhan Batu.
h. PT. Simpang Kiri Plantation Indonesia - Kebun Simpang Kiri, Aceh Timur.
Universitas Sumatera Utara
i. PT. Melania Jakarta - Kebun Cibuni, Bandung, Jawa Barat. j. PT. Agro Muko - Kebun Talang Petai, Kebun Bunga.- Tanjung, Kebun Air
Buluh di Bengkulu.
4.1.2 Profile Perkebunan Perlabian
Perkebunan Perlabian Estate adalah salah satu perusahaan milik SIPEF Group di bawah Managemen oleh PT. Tolan Tiga Indonesia, yakni perkebunan
PT. Tolan Tiga. Perkebunan Perlabian pada awalnya juga termasuk perkebunan Tolan,
dengan luas
HGU 4.807
Ha dengan
sertifikat No.
AK 350147.02.12.04.01.4.00002 tahun 1997 berdasarkan surat ukut BPN tanggal 17
September 1997 No. 28681997 dengan luas 6.042,44 Ha yang didalamnya Tolan Estate seluas 1.235 Ha. Peruntukan lahan perkebunan Perlabian antara lain areal
tanaman sawit seluas 4.619.06 Ha, area pembibitan 6 Ha, emplasment 21 Ha, Kolam limbah 7 Ha, dan lain-lain hingga seluas 4.807 Ha.
Kegiatan operasional perkebunan dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit dan kegiatan pabrik kelapa sawit. Pabrik
minyak kelapa sawit perlabian mengolah Tandan Buah Segar TBS dengan kapasitas 60 ton TBS jam. Pabrik pengolahan kelapa sawit ini mengolah kelapa
sawit dan menghasilkan CPO Crude Palm Oil dan inti sawit. PKS Perlabian setiap hari beroperasi selama 15 jamhari dan dalam satu bulam bekerja selama 25
hari atau 375 jam
Universitas Sumatera Utara
Kebun dan PKS Perlabian berlokasi di desa PerlabianTolan Pekan Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera
Utara. Arel perkebunan berbatasan dengan : Utara
: Desa Tanjung Medan Selatan
: Perkebunan Sisumut Barat
: Perkebunan Aek Nabara Timur
: Kampung Sido Rejo
4.1.3 Struktur Organisasi dan Perusahaan
Untuk mengintegrasikan kegiatan-kegiatan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya, maka perlu dibentuk satu
organisasi yang merupakan langkah pertama kearah pelaksanaan rencana yang telah disusun sebelumnya. Agar organisasi tersebut berjalan menurut pola rencana
yang telah disusun maka harus berpedoman kepada perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Organisasi yang efisien akan membantu berhasilnya suatu
badan usaha dalam mencapai tujuan. Sedangkan tujuan dari pimpinan perusahaan adalah mencapai kerjasama yang erat diantara bawahannya. Dengan demikian
antara pimpinan dan kepala-kepala bagian yang lainnya harus ada koordinasi untuk menciptakan komunikasi dua arah antara pimpinan dengan bawahannya
demikian juga sebaliknya. Bagaimanapun baiknya struktur organisasi dari perusahaan ini kegiatannya tidak akan dapat berjalan dengan lancar apabila badan
usaha tersebut tidak terdapat pembagian tugas ataupun pembagian kerja yang jelas. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan
Universitas Sumatera Utara
kumpulan orang-orang yang diatur untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada suatu tujuan tertentu. Sedangkan struktur organisasi adalah satu cara atau
sistem yang menjadikan pembagian pekerjaan, pembatasan tugas, tanggungjawab dan wewenang serta menetapkan hubungan-hubungan ataupun unsur-unsur
organisasi yang sah dengan yang lain, yang memungkinkan orang untuk bekerjasama dan lebih efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan.
Struktur organisasi yang baik harus dapat dikembangkan dan diubah sesuai keadaan. Bila struktur organisasi perusahaan tidak baik, maka ada
kemungkinan perusahaan akan mengalami kegagalan, sebab berhasil atau tidak suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh struktur organisasi yang ada, disamping
faktor manusia sebagai pengelola atau yang menangani faktor-faktor produksi yang tersedia atau dimiliki perusahaan. PT. Tolan Tiga Indonesia telah
mempunyai sektor organisasi yang diterapkan dapat membantu pelaksanaan kegiatan sehari-hari dalam usaha mencapai tujuannya. Adapun fungsi dan
tanggung jawab struktur organisasi pada PT.Tolan Tiga Indonesia Medan adalah sebagai berikut:
a Presiden Director
Merupakan eksekutif tertinggi dalam perusahaan PT. Tolan Tiga Indonesia Medan yang memiliki kekuasaan dan tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
perusahaan yang tugas utamanya adalah: 1.
Memimpin, mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi semua pelaksanaan kegiatan yang ada di perusahaan,
Universitas Sumatera Utara
2. Melakukan koordinasi dengan instansi yang ada hubungannya dengan
kegiatan perusahaan, 3.
Mengambil keputusan dalam segala bentuk kebijakan untuk mencapai tujuan perusahaan,
4. Mengawasi anggaran penerimaan dan belanja produksi,
5. Memutuskan persoalan-persoalan prinsipil yang tidak dapat diselesaikan
oleh pembantu-pembantunya.
b Internal Audit Departement
Penanggungjawabnya adalah seorang manager. Manager departement ini bertanggungjawab atas terlaksananya internal control yang baik yang menyangkut
finansial dan nonfinansial diseluruh organisasi perusahaan. Setiap lingkup aktivitasnya mencakup seluruh departement di kantor pusat Medan, demikian juga
seluruh perkebunan termasuk pengolahan pabrik dan instansi lainnya.
c Finance and Accounts Departement
Departement keuangan dan akuntansi dipimpin oleh seorang Direktur dibantu oleh General dan Manager sekaligus merupakan penanggung jawab
terhadap kegiatan dari pada departement ini. Fungsi utama departement ini adalah menangani hal-hal yang menyangkut pembukuan dan keuangan, perpajakan dan
asuransi menurut Undang-Undang dan peraturan yang berlaku. Menyusun anggaran setiap kebun.
d Marketing Departement
Departement ini juga dipimpin seorang Direktur yang bertanggung jawab terhadap penjualan seluruh komoditi dari semua perkebunan sepanjang tidak
Universitas Sumatera Utara
ditangani oleh Antwerp yang merupakan group perusahaan SIPEF di Antwerpen. Disamping itu departemen ini pun bertanggungjawab terhadap
pembelian bahan
baku dari
pihak luar,
pengaturan logistik,
transportasi,pengapalan dan pergudangan.
e Estates Departement
Estate Departement adalah merupakan anggota Dewan Direksi yang membawahi 2 sub bagian yaitu bagian pembelian purchasing section dan bagian
teknik engineering departement. Departemen ini dipimpin atau dikepalai oleh seorang manager.
f Purchasing Section
Seksi pembelian bagian dari Estate Departement yang harus membuat laporan kepada Estate Departement. Tugasnya adalah melakukan pembelian
secara terpusat atas kebutuhan perlengkapan materil kebun dan berusaha mendapatkan manfaat dari pembelian dalam partai besar. Pembelian dilakukan
melalui lelang, dimana kondisi lain juga memungkinkan. Dalam pelaksanaanya Purchasing Section dibagi menjadi beberapa seksi A, B, C, D, dan seksi E yang
tugasnya adalah memeriksa jenis-jenis barang dan bertanggungjawab atas kebenaran dan keberadaan barang tersebut.
g Engineering Departement
Bagian teknik adalah juga bagian dari estates departement dan personalnya melapor kepada manager estates departement.
Universitas Sumatera Utara
h Human Resources and Development HRAD
HRAD mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk: 1.
menetapkan dan melaksanakan peraturan-peraturan dan ketentuan- ketentuan demi kelancaran jalannya perusahaan di Medan,
2. mengurus dan menyelesaikan permasalahan dibidang yang meliputi
kegiatan-kegiatan: a.
hal-hal yang menyangkut pertanahan, b.
menjalin hubungan dengan instansi pemerintahan terkait, c.
semua masalah yang menyangkut ketentuan dan syarat-syarat penggajian, pengobatan atau perawatan, kesejahteraan, mutasi dan lain-lain,
d. semua yang berkaitan dengan kendaraan perusahaan di Medan,
e. Pemakaian sarana-sarana rekreasi bungalow di Parapat dan Berastagi.
3. mengurus program yang mantap dan pengarahan yang jelas serta terarah
dalam pengaturan tenaga kerja dan personalia yang merupakan penggerak dari maju mundurnya perusahaan.
i Coorporate Affair CA
Sebagai sekretaris perusahaan bertanggungjawab agar perusahaan berjalan sesuai anggaran dasar perseroan dan peraturan perundangundangan mengenai
perusahaan. Disamping itu sekretaris perusahaan berkewajiban untuk memastikan bahwa rapat-rapat pemegang saham, demikian juga rapat dewan komisaris dan
direksi terlaksana dengan baik, di agendakan serta dibuat dan disiapkan pada waktunya. Aspek hukum dari laporan perusahaan harus di pedomani, semua data
Universitas Sumatera Utara
resmi dipelihara dan dilaksanakan sebagaimana mestinya, misalnya buku registrasi saham, buku notulen dan lain sebagainya.
Sebagai penasehat hukum diharapkan memberikan advis yang menyangkut masalah hukum. Disamping itu penasehat hukum ini berfungsi
sebagai perantara. Dengan pengacara dan notaris perusahaan. Dalam hal ini tidak termasuk masalah tanah yang ditangani administration dan personal departement.
Sebagai penasehat hukum perusahaan, bertanggungjawab juga terhadap urusan dengan BKPM dan pada waktu-waktu tertentu mengenai Pasar Bursa Jakarta.
4.2. Gambaran Hasil Penelitian
4.2.1. Karakteristik Pemanen Sawit di Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef
Secara umum dapat digambarkan Karakteristik Pemanen Sawit pada
Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef berdasarkan umur, pendidikan terakhir, dan masa kerja.
4.2.1.1 Umur Tabel 4.1 Distribusi Pemanen Sawit Menurut Umur di Kebun Perlabian PT.
Tolan Tiga Sipef Tahun 2016
Sumber : data kuesioner yang telah diolah
No Umur Tahun
Frekuensi orang 1
15 – 20
10 16,7
2 21
– 30 18
30,0 3
31 – 40
26 43,3
4 41
– 50 6
10,0 5
51 – 64
0,0 Total
60 100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 menunjukkan distribusi pemanen sawit menurut umur yang di kategorikan berdasarkan umur produktif menurut Depnaker yaitu 15
– 64 tahun. Sebahagian besar pemanen sawit adalah golongan usia antara 31 - 40 tahun yaitu
26 orang 43,3, dan golongan dengan usia 21 - 30 tahun menempati urutan kedua yaitu sebesar 18 orang 30,0. Selanjutnya golongan usia dibawah 20
tahun berada pada urutan ketiga sebesar 10 orang 16,7, sedangkan sisanya golongan usia antara 41 - 50 tahun hanya sebesar 6 orang 10,0 saja.
4.2.1.2 Pendidikan Terakhir Tabel 4.2 Distribusi Pemanen Sawit Menurut Pendidikan Terakhir pada
Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef Tahun 2016 No
Pendidikan Terakhir Frekuensi
orang 1
SD 17
28,3 2
SMP 21
35,0 3
SMA 22
36,7 4
Perguruan Tinggi 0,0
Total 60
100,0
Sumber : data kuesioner yang telah diolah
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa karakteristik pemanen sawit berdasarkan latar belakang pendidikan didominasi oleh pemanen sawit dengan latar belakang
pendidikan SMA yaitu sebesar 22 orang 36,7, kemudian pemanen sawit dengan latar belakang pendidikan SMP sebesar 21 orang 35,0, sedangkan
pemanen sawit dengan latar belakang pendidikan SD sebesar 17 orang 28,3.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.3 Masa Kerja Tabel 4.3 Distribusi Pemanen Sawit Menurut Masa Kerja pada Kebun
Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef Tahun 2016
No Masa Kerja Tahun
Frekuensi orang
1 1
– 5 11
18,3 2
6 – 10
17 28,3
3 11 - 15
22 36,7
4 15
10 16,7
Total 60
100,0
Sumber : data kuesioner yang telah diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa karakteristik pemanen sawit berdasarkan lama bekerja yang dikategorikan menjadi 1
– 5 tahun, 6 – 10 tahun, 11 – 15 tahun dan 15 tahun Pangaribuan, 2012, didominasi oleh pemanen sawit yang telah
bekerja selama 11 - 15 tahun yaitu sebesar 22 orang 36,7, kemudian pemanen sawit yang telah bekerja selama 6
– 10 tahun sebesar 17 orang 28,3, sedangkan pemanen sawit yang telah bekerja selama 1
– 5 tahun sebanyak 11 orang 18,3, dan terakhir adalah pemanen sawit yang telah bekerja selama lebih
dari 15 tahun yaitu sebanyak 10 orang 16,7. 4.2.2. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan distribusi frekuensi dan persentase dari variabel independen yaitu kepatuhan terhadap kebijakan K3 dan
variabel dependen yaitu kecelakaan kerja.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.1 Kecelakaan Kerja Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kecelakaan Kerja pada Pemanen Sawit di
Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef Tahun 2016
No Kecelakaan Kerja
Frekuensi orang
1 Ya
23 38,3
2 Tidak
37 61,7
Total 60
100,0
Berdasarkan tabel 4.4 di bawah ini dapat dilihat bahwa dari 60 orang pemanen sawit sebanyak 23 orang 38,3 pernah mengalami kecelakaan kerja
selama bekerja di kebun perlabian PT. Tolan Tiga Sipef dan 37 orang 61,7 tidak pernah mengalami kecelakaan kerja.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kecelakaan Kerja Menurut Letak luka pada Pemanen Sawit di Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef Tahun
2016
No Letak Luka
Frekuensi orang
1 Kepala
7 30,4
2 Mata
5 21,7
3 Tangan
6 26,1
4 Jari-jari
3 13,0
5 Kaki
2 8,7
6 Lain-lain
0,0 Total
23 100,0
Sumber : data kuesioner yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di bawah ini dapat dilihat bahwa dari 23 orang pemanen sawit yang pernah mengalami kecelakaan kerja selama bekerja di kebun
Universitas Sumatera Utara
Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef sebahagian besar terletak pada adalah terletak pada bagian kepala yaitu sebanyak 7 orang 30,4. kemudian pada bagian tangan
sebanyak 6 orang 26,1, pada bagian mata sebanyak 5 orang 21,7, kemudian sebanyak 3 orang 13,0 yang mengalami kecelakaan pada bagian
jari-jari, dan 2 orang 8,7 pada bagian kaki.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kecelakaan Kerja Menurut Penyebab Kecelakaan pada Pemanen Sawit di Kebun Perlabian PT. Tolan
Tiga Sipef Tahun 2016
No Penyebab Kecelakaan
Frekuensi orang
1 Terjatuh
3 13,0
2 Tertimpa benda jatuh
8 34,8
3 Terjepit
0,0 4
Terkena duri 5
21,7 5
Terkena benda tajam 7
30,4 6
Lain-lain 0,0
Total 23
100,0
Sumber : data kuesioner yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di bawah ini dapat dilihat bahwa dari 23 orang pemanen sawit yang pernah mengalami kecelakaan kerja selama bekerja di kebun
Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef sebanyak 8 orang 34,8 disebabkan karena tertimpa benda jatuh, sebanyak 7 orang 30,4 terkena benda tajam dan
sebanyak 5 orang 21,7 pemanen sawit yang terkena duri dan 3 orang 13,0 pemanen sawit terjatuh.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.2 Kepatuhan Terhadap Kebijakan K3
Hasil penelitian untuk kepatuhan kebijakan K3 diketahui dengan menggunakan lembar observasi untuk APD dan 24 pertanyaan untuk keseluruhan
kebijakan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 4.7 Distribusi Indikator Kepatuhan Pemanen Sawit dalam pemakaian APD di Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef Tahun 2016
No Nama Alat Pelindung Diri
APD Patuh
Orang Persentase
Tidak Patuh Orang
Persentase
1 Helm
Pelindung Kepala
31 51,7
29 48,3
2 Sarung
tangan 57
95,0 3
5,0
3 Sepatu
60 100,0
0,0
4 Pakaian
Lengkap 49
81,7 11
18,3
5 Kaca mata
18 30,0
42 70,0
Sumber : data kuesioner yang telah diolah
Berdasarkan Tabel 4.7, maka diperoleh kesimpulan bahwa sepatu merupakan APD yang paling banyak digunakan oleh subjek penelitian kemudian
diikuti oleh sarung tangan, pakaian lengkap, helm dan kaca mata. Dari 60 orang subjek penelitian ada 60 orang menggunakan sepatu 100,0, 57 orang 95,0
menggunakan sarung tangan, 49 orang 81,7 menggunakan pakaian lengkap, 31 orang 51,7 menggunakan helm dan 18 orang 30,0 menggunakan kaca
mata.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Distribusi Tingkat Kepatuhan Pemanen Sawit Terhadap Kebijakan K3 di Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef Tahun
2016
No Kepatuhan Pemanen Sawit
Frekuensi orang 1
Patuh 39
65,0
2 Tidak Patuh
21 35,0
Total 60
100,0
Sumber : data kuesioner yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pemanen sawit yang patuh pada kebijakan K3 sebanyak 39 orang 65,0 sedangkan pemanen sawit yang
tidak patuh pada kebijakan K3 sebanyak 21 orang 35,0.
4.2.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu antara variabel independen yaitu Kepatuhan Kebijakan K3 dengan variabel
dependen yaitu kecelakaan kerja.
4.2.3.1 Hubungan Kepatuhan Terhadap Kebijakan K3 dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja
Pada bagian ini akan disajikan pembahasan mengenai hubungan kepatuhan terhadap kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan kecelakaan kerja di
kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef. Dengan bantuan software SPSS 16.0 for windows didapatkan hasil sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Hubungan Kepatuhan Terhadap Kebijakan K3 dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja pada Pemanen Sawit di PT. Tolan Tiga Sipef
tahun 2016
Sumber : data kuesioner yang telah diolah
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa sebanyak 21 orang 35,0 dari total keluruhan pemanen sawit berada pada kategori patuh terhadap kebijakan K3
, dimana sebanyak 15 orang 25 pemanen sawit yang tergolong pada kategori tidak patuh tersebut pernah mengalami kecelakaan kerja di kebun Perlabian PT.
Tolan Tiga Sipef, sedangkan pemanen sawit yang tidak pernah mengalami
kecelakaan kerja pada kategori tidak patuh terhadap kebijakan K3 hanya
sebanyak 10,0. Selanjutnya untuk kategori patuh terhadap kebijakan K3, terdapat
sebanyak 39 orang atau 65,0 dari total keseluruhan pemanen sawit, dimana pemanen sawit yang pernah mengalami kecelakaan kerja di kebun Perlabian PT.
Tolan Tiga Sipef pada kategori patuh terhadap kebijakan K3 tersebut, hanya sebesar 8 orang 13,3. Sedangkan pemanen sawit yang tidak pernah mengalami
kecelakaan kerja adalah sebesar 37 orang 61,7. Untuk menentukan jawaban atas hipotesis yang telah dikemukakan
sebelumnya maka peneliti melakukan pengujian statistik. Hasil uji hipotesis Chi No Kepatuhan pada
Kebijakan K3 Kecelakan Kerja
Total p-Value
Ya Tidak
N N
n 0,000
1 Tidak Patuh
15 25
6 10,0
21 35,0
2 Patuh
8 13,3
31 51.7
39 65,0
Total 23
38,3 37
61,7 60
100,0
Universitas Sumatera Utara
Square dengan taraf signifikasi α yang diambil sebesar 5 maka nilai
hubungan kepatuhan terhadap kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan kecelakaan kerja di kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef menunjukkan korelasi
positif karena nilai Asymp.sig menunjukkan nilai sebesar 0,0001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa H
ditolak dan H
1
diterima yang artinya ada hubungan kepatuhan terhadap kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan
kecelakaan kerja di kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Kepatuhan pada Kebijakan K3
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pemanen sawit mengenai kepatuhan pemakaian APD melalui lembar observasi dan kepatuhan pada
keseluruhan kebijakan dengan menggunakan kuesioner sebanyak 24 pertanyaan. Dari 60 pemanen sawit, didapatkan hasil pada tabel 4.7 terlihat bahwa dari lima
jenis APD yang wajib digunakan oleh pemanen sawit yaitu helm, sarung tangan, sepatu, pakaian lengkap, kacamata, sebanyak tiga jenis APD yang diapatuhi
sangat baik oleh pemanen sawit, yaitu sepatu, sarung tangan, pakaian lengkap, dengan persentase
≥ 75,
yaitu sebesar 100 pemakaian sepatu, 95 pemakaian sarung tangan, 81,7 pemakaian pakaian lengkap, Akan tetapi kepatuhan
pemanen sawit pada pemakaian jenis APD helm dan kaca mata, sangat rendah karena pada tabel 4.7 persentase pemakaian APD pemanen sawit sebesar 75,
yaitu sebesar 51,7 pemakaian helm dan 30 pemakaian kaca mata, rendahnya kepatuhan pemanen sawit menggunakan helm dan kaca mata, berdasarkan hasil
wawancara terhadap pemanen sawit, adalah karena pemanen sawit tidak nyaman bekerja dengan menggunakan kacamata, ketidaknyamanan tersebut terjadi karena
pada siang hari, cuaca sangat panas sehingga kacamata tersebut mengembun, dan menyebabkan pemanen sawit sulit untuk melihat ketika bekerja. Alasan
ketidaknyamanan juga menjadi faktor utama pemanen tidak menggunakan helm saat bekerja, pemanen kesulitan untuk melihat ke atas pada saat memotong TBS
Tandan Buah Segar atau pelepah pada pohon yang ukurannya tinggi.
57
Universitas Sumatera Utara
Kepatuhan terhadap kebijakan K3 berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa dari 60 pemanen sawit, sebanyak 39 pemanen sawit 65,0 yang patuh terhadap
kebijakan K3 dan sebanyak 21 pemanen sawit 35,0 yang tidak patuh terhadap kebijakan K3. Pemanen sawit patuh melaksanakan kebijakan K3, karena setiap
ancak yang berisi 8 orang pekerja diawasi oleh 1 orang mandor, jadi setiap instruksi kerja dan pemakaian APD, dan tingkah laku saat bekerja dipantau oleh
mandor. Kemudian, Setiap pagi sebelum memulai pekerjaan supervisor juga memberikan arahan, dan mengingatkan kembali bagaimana cara bekerja yang
aman, dan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan saat bekerja untuk menghindari unsafe act pada saat bekerja, dengan selalu diberitahu dan diingatkan kembali
maka pekerja akan mengingat dan mau mematuhi peraturan-peraturan yang ditetapkan perusahaan, khususnya di bidang K3. Lalu, peraturan dari perusahaan
yang mewajibkan pekerja pendapatkan pelatihan K3, pada saat awal masuk bekerja dan pelatihan induksi K3 yang dilaksanakan setahun sekali, sangat
berpengaruh pada sikap pemanen sawit, dalam melakukan pekerjaannya, seperti teknik memanen sawit yang aman, agar tidak tertimapa TBS.
Kepatuhan terhadap kebijakan K3 memiliki peranan penting dalam menciptakan keselamatan di tempat kerja dan mengurangi angka kejadian
kecelakaan kerja. Selanjutnya pemanen sawit yang patuh memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk melindungi dirinya terhadap bahaya keselamatan kerja
karena mereka mengerti risiko yang diterima jika berperilaku patuh ataupun tidak patuh terhadap peraturan yang ada. Pemanen sawit yang patuh akan selalu
berperilaku aman dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga dapat mengurangi jumlah kecelakaan kerja. Sebaliknya pemanen sawit yang tidak patuh akan
Universitas Sumatera Utara
cenderung melakukan kesalahan dalam setiap proses kerja karena tidak mematuhi standar dan peraturan yang ada. Mereka merasa bahwa peraturan yang ada hanya
akan membebani dan menjadikan pekerjaan menjadi lebih lama selesai. Pekerja yang tidak patuh akan berperilaku tidak aman karena merasa menyenangkan dan
memudahkan pekerjaan.
5.2 Kejadian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak pernah diinginkan oleh siapa pun dan kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja, disemua tempat kerja
baik sektor formal maupun sektor informal dan semua jenis dan tingkatan pekerjaan, termasuk dalam hal ini pekerja pemanen sawit PT. Tolan Tiga Sipef.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pekerja pemanen sawit di kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef lihat tabel 4.4, didapatkan hasil bahwa pekerja
yang mengalami kecelakaan kerja yaitu sebanyak 23 pekerja 38,3 mengalami kejadian kecelakaan kerja, pada penelitian ini, ketentuan pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja adalah pekerja yang mengalami kecelakaan kerja sedang dan berat. Sedangkan 37 pekerja 61,7 tidak pernah mengalami kejadian kecelakaan
kerja, yaitu pekerja yang hanya mengalami kecelakaan ringan dan tidak pernah sama sekali mengalami kecelakaan.
Akibat dari kecelakaan kerja sangatlah beragam mulai hanya luka kecil hingga luka parah sehingga membutuhkan perawatan lebih lanjut. Bagi pekerja
pemanen sawit yang mengalami kecelakaan, bagian tubuh pekerja yang paling banyak mengalami cedera luka akibat kecelakaan kerja lihat tabel 4.5 adalah
bagian kepala yaitu sebesar 30,4. Bagian kepala merupakan bagian yang sangat
Universitas Sumatera Utara
berbahaya jika mengalami kecelakaan kerja, karena di kepala terdapat semua organ pengatur tubuh sehingga sangat fatal jika terjadi luka atau cedera pada
bagian kepala, ditambah lagi dengan cukup banyak pekerja yang tidak menggunakan helm yaitu sebesar 48,3 menjadi penyebab banyaknya cedera
pada bagian kepala kemudian disusul oleh bagian tangan sebesar 26,1. Kecelakaan kerja
pada bagian tangan sering disebabkan karena dalam proses bekerja memanen sawit, pekerja sebagian besar menggunakan tenaga dari tangan untuk bekerja
mendodos sawit dengan egrek, menumpuk pelepah sawit, hingga mengangkut TBS ke tempat pengumpulan TBS, dan ketika pekerja tidak berhati hati unsafe
act, cara kerja yang tidak ergonomis dan tidak menggunakan APD, sehingga bagian tangan sering menjadi terluka.
Bagian mata sebesar 21,7 menjadi bagian tubuh yang sering terluka, karena ketika pekerja memanen pada pohon sawit yang tinggi, serbuk dari pelepah
dan duri TBS berjatuhan dan mengenai mata para pekerja dan karena mata merupakan bagian tubuh yang sangat sensitif dan rentan sekali terluka, jika
sampai terluka sangat berbahaya, karena bisa menyebabkan kebutaan, Bagian jari dan kaki yaitu hanya sebesar 13,0 dan 8,7, merupakan
persentasi yang sangat kecil dibandingkan bagian tubuh yang lain, hal ini bukan karena jarangnya terjadi cedera pada bagian jari dan kaki, tetapi, pada letak luka
jari dan kaki hanya menyebabkan kecelakaan ringan, letak luka pada jari dan kaki, biasanya disebabkan terkena duri sawit, dan seluruh pekerja menggunakan sepatu
Universitas Sumatera Utara
standar pada saat bekerja sehingga memperkecil kemungkinan terjadi kecelaakan kerja.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penyebab kecelakaan kerja yang pernah dialami oleh pekerja antara lain lihat tabel 4.6, sebanyak 8
orang pemanen 34,8 pernah mengalami kecelakaan kerja karena tertimpa benda jatuh, seperti Tandan Buah Segar TBS sedangkan sebanyak 7 orang
pemanen 30,4 pernah mengalami kecelakaan kerja terkena benda tajam, hal ini diakibatkan karena lalai dalam menggunakan alat dodos atau tidak membungkus
alat dodos pada saat tidak digunakan dan kurang berhati-hati dalam menggunakan alat dodos atau benda tajam lainnya. Sejumlah 5 orang pemanen 21,7 pernah
mengalami kecelakaan tertusuk duri, kecelakaan ini diakibatkan karena pekerja tidak berhati-hati pada saat memanen, dan pekerja tidak menggunakan sarung
tangan, dan banyaknya pekerja yang tidak menggunakan kaca mata ketika mendodos sehingga duri menusuk mata pemanen. Kemudian terdapat 3 orang
pemanen yang mengalami kecelakaan kerja terjatuh pada saat bekerja, kecelakaan ini cukup kecil dan jarang terjadi karena seluruh pekerja menggunakan sepatu
standard
5.3 Hubungan antara Kepatuhan pada Kebijakan K3 dengan Kejadian Kecelakaan Kerja.
Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.9, pekerja yang memiliki kepatuhan yang tidak baik yaitu sebesar 35,0 dari total keseluruhan responden,
terdapat sebanyak 25,0 yang mengalami kecelakaan kerja dan hanya 10,0 yang tidak mengalami kecelakaan kerja. Selanjutnya pekerja yang patuh sebesar
Universitas Sumatera Utara
65,0 dari total keseluruhan responden terdapat sebanyak 51,7 yang tidak mengalami kecelakaan kerja dan hanya 13,3 yang mengalami kecelakaan kerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siregar 2014 yaitu responden yang tidak patuh terhadap prosedur lebih banyak mengalami
kecelakaan ringan dari pada responden yang patuh terhadap prosedur. Hubungan antara kepatuhan pada kebijakan K3 dengan kejadian
kecelakaan kerja Berdasarkan analisis bivariat antara kepatuhan pada kebijakan K3 dengan kejadian kecelakaan kerja menggunakan uji chi square didapatkan
hasil p-value sebesar 0,0001. Hasil p-value tersebut sesuai dengan hipotesis sebelumnya karena menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan
pada kebijakan K3 dengan kejadian kecelakaan kerja. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Siregar 2014 hasil uji chi square
menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan dengan kecelakaan ringan. Responden yang tidak patuh terhadap prosedur lebih banyak mengalami
kecelakaan kerja ringan 71,2, dari pada responden yang patuh pada prosedur 30,3, hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara
kepatuhan terhadap prosedur dengan kecelakaan kerja ringan p=0,0001. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tidak patuh responden maka akan semakin tinggi
kecelakaan ringan dan sebaliknya semakin patuh responden maka semakin rendah kecelaan ringan. Menurut Neal dan Griffin 2004. Penyebab terbesar kecelakaan
kerja adalah ketidakpatuhan pekerja terhadap peraturan keselamatan, seperti tidak mengikuti prosedur keselamatan dan tidak mengenakan alat pelindung diri. Oleh
karena itu sangat penting mematuhi peraturan keselamatan kerja untuk
Universitas Sumatera Utara
mengurangi kecelakan kerja. Namun tidak semua pekerja dan tidak semudah itu bisa mematuhi peraturan, dalam suatu penelitian, kepatuhan terhadap aturan ini
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, pengalaman kerja, motivasi, dan iklim keselamatan.
Mematuhi kebijakan K3 menjadi kunci terwujudnya tujuan dari K3 itu sendiri, menurut Ramli 2010 Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3
mengandung nilai perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan kerja. terlaksanannya suatu program K3, dilihat dari patuhnya pekerja melaksanakan program K3
tersebut, bagaimanapun baiknya program K3 yang telah dibuat jika tidak dipatuhi atau dilaksanakan oleh pekerja maka tujuan dari program K3 tidak akan terwujud
yaitu melindungi pekerja dari kecelakaan kerja. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Silalahi 2011 yang menyebutkan bahwa melalui uji chi square
terdapat hubungan yang bermakna antara pelaksanaan program K3 dengan kecelakaan kerja 0,0001, oleh karena itu sangat penting untuk membuat pekerja
patuh terhadap kebijakan K3, walaupun bersifat memaksa, tetapi sangat banyak manfaat jika mematuhi kebijakan K3, maka pengawasan terhadap kepatuhan
pekerja harus lebih ditingkatkan agar kecelakaan kerja juga dapat berkurang, seperti pada penelitian siregar yang menyatakan ada hubungan bermakna antara
pengawasan dengan kecelakaan kerja p= 0,020.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan kepatuhan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dengan kecelakaan kerja di kebun
Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef tahun 2016, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemanen yang mengalami kecelakaan kerja sebesar 38,3
2. Sebagian besar penyebab kecelakaan kerja yang terjadi PT. Tolan Tiga
Sipef adalah tertimpa benda jatuh 34,8 3.
Adapun letak luka yang paling sering dialami oleh responden adalah bagian kepala 30,4
4. Sebesar 65,0 pemanen sawit patuh terhadap kebijakan K3, dan sebesar
35,0 pemanen sawit yang tidak patuh terhadap kebijakan K3 5.
Terdapat hubungan antara kepatuhan terhadap kebijakan K3 dengan kecelakaan kerja p= 0,0001
64
Universitas Sumatera Utara
6.2. Saran
1. Supervisor atau mandor dapat menghimbau kepada pemanen sawit yang
tidak mau menggunakan APD khususnya helm dan kaca mata agar mau menggunakan helm dan kacamata saat bekerja.
2. Ketidaknyamanan pemanen dalam menggunakan helm dan kaca mata hal
ini dapat diantisipasi dengan menggunakan helm yang sesuai dengan ukuran kepala kemudian membiasakan diri selalu menggunakan helm saat
memanen dan kaca mata yang mengembun dapat diatasi dengan memberikan kain untuk mengelap kaca mata yang mengembun tersebut.
3. Kepatuhan terhadap kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja di PT.
Tolan Tiga SIPEF perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi agar semakin baik ke depannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan
dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran dan aturan.
Menurut Sears, Freedman, Peplau 1991 Ketaatan dan kepatuhan dapat ditingkatkan melalui penggunaan ganjaran, hukuman, ancaman,dan tekanan dari
situasi. Namun, tekanan eksternal yang terlampau besar dapat membahayakan dan menimbulkan kecenderungan untuk melawan pembatasan terhadap kebebasan
seseorang untuk bertindak, yang menyebabkan individu menampilkan perilaku yang bertentangan terhadap apa yang diminta.
Menurut Sarwono yang dikutip oleh Ramdayana 2009 mengemukakan bahwa sikapkepatuhan compliance akan menghasilkan perubahan tingkah laku
behavior change yang bersifat sementara dan individu yang berada di dalamnya akan cenderung kembali ke perilaku atau pandangannya yang semula jika
pengawasan kelompok mulai mengendur dan perlahan memudar atau jika individu tersebut dipindahkan dari kelompok asalnya.
Menurut Icek Ajzen dan Martin Fishbein, kepatuhan didefinisikan sebagai suatu respon terhadap suatu perintah, anjuran atau ketetapan yang ditunjukan
melalui suatu aktifitas konkrit. Kepatuhan juga merupakan bentuk ketaatan pada aturan atau disiplin dalam menjalankan prosedur yang telah ditetapkan.
Kepatuhan dapat diartikan sebagai suatu bentuk respon terhadap suatu
8
Universitas Sumatera Utara
perintah,anjuran, atau ketetapan melalui suatu aktifitas konkrit. Teori ini didasarkan pada asumsi: 1 bahwa manusia umumnya melakukan sesuatu dengan
cara yang masuk akal; 2 manusia mempertimbangkan semua informasi yang ada; 3 bahwa secara eksplisit maupun implisit manusia memperhitungkan
implikasi tindakan mereka Azwar, 2013.
2.1.1 Kepatuhan Kebijakan K3
Keberhasilan pelaksanaan peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 di perusahaan tidak lepas dari sikap kepatuhan personal baik dari pihak
karyawan maupun pihak manajerial dalam melaksanaan peraturan dan kebijakan K3. Menurut Saifuddin dalam Wardani 2009 kepatuhan merupakan sikap
seseorang untuk bersedia mentaati dan mengikuti spesifikasi, standar atau aturan yang telah diatur dengan jelas, dimana aturan tersebut diterbitkan oleh perusahaan
yang bersangkutan dan lembaga lain yang berwenang. Menurut Borman dan Motowidlo yang dikutip oleh Griffin dan Neal,
2004 Salah satu komponen dari perilaku keselamatan adalah kepatuhan keselamatan, yaitu aktivitas yang harus dilakukan seseorang untuk menjaga
keselamatan dalam tempat kerja. Perilaku ini mengikuti pada prosedur standar kerja dan pemakaian APD.
Healey dan Walker mengatakan pekerja mempunyai dua pilihan dalam menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat yaitu dengan patuh dengan
kebijakan K3 atau mencegah masalah Kecelakaan dan penyakit akibat hubungan kerja.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3
2.2.1 Pengertian
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bab I pasal
1, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Menurut OSHA occupational Health and Safety Administration K3
diartikan sebagai aplikasi atau penerapan prinsip-prinsip sains atau ilmiah di dalam memahami pola resiko terhadap keselamatan orang dan benda baik dalam
lingkungan industri maupun non-industri OSHA, 2004.
2.2.2. Manfaat dan tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3
Aspek K3 bersifat multi dimensi.Karena itu manfaat dan tujuan K3 juga harus dilihat dari berbagai sisi seperi dari sisi hukum, perlindungan tenaga kerja,
ekonomi, pengendalian kerugian, sosial, dan lainnya Ramli, 2010. 1.
Aspek Hukum Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan ketentuan perundangan dan
memiliki landasan hukum yang wajib dipatuhi semua pihak, baik pekerja, pengusaha, atau pihak terkait lainnya. Di Indonesia banyak peraturan perundangan
yang menyangakut keselamatan dan kesehatan kerja antara lain : a.
Undang- undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja b.
Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan c.
Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Universitas Sumatera Utara
Disamping perundangan diatas,sebenarnya masih banyak peraturan lain tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Dari berbagai peraturan diatas, terlihat
bahwa keselamatan dan kesehatan kerja memliki landasan hukum yang kual dan wajib untuk diapatuhi.
2. Perlindungan tenaga Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja mengandunga nilai perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Tenaga kerja merupakan asset
organisasi yang sangat berharga dan merupakan unsur penting dalam proses produksi di samping unsur lainnya seperti material, mesin, dan lingkungan kerja.
Karena itu tenaga kerja harus dijaga, dibina, dan dikembangkan untuk meningkatkan produktivitasnya.
3. Aspek Ekonomi
Manfaat keselamatan dan kesehatan kerja juga dapat dilihat dari pendekatan ekonomi atau finansial.Kecelakaan menimbulkan kerugian yang
sangat besar bagi peusahaan.Banyak perusahaan yang harus gulung tikar akibat kecelakaan, bencana, atau dampak K3 lainnya yang terjadi dalam
operasinya.Dampak ekonomi dari K3 dapat dilihat dari sisi produktivitas dan pengendalian kerugian loss control.
2.2.3. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kebijakan K3 OHS Policy merupakan perwujudan dari komitmen pucuk pimpinan yang membuat visi dan tujuan organisasi, komitmen dan tekad
untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, kerangka dan program kerja Ramli, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.1 Maksud dan Tujuan Kebijakan K3
Perusahaan harus menjunjung tinggi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Bekerja dengan selamat lebih diutamakan dari produksi.
Berdasarkan hal ini, dan sejalan dengan praktek manajemen modern, maka hal berikut harus dijadikan sasaran setiap kegiatan Silalahi, dan Silalahi, 1985:
1. Pemeliharaan kondisi kerja yang aman dan sehat
2. Taat-asas dengan setiap prosedur operasional yang dirancang untuk
mencegah luka atau penyakit 3.
Mematuhi Undang- undang pokok keselamatan dan kesehatan Kerja No. 11970 dan seluruh peraturan yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja.
2.2.3.2 Tanggungjawab Karyawan
Menurut Silalahi dan Silalahi 1985 mengatakan bahwa karyawan mempunyai tanggung jawab yang terdapat di dalam kebijakan K3 yaitu sebagai
berikut : 1.
Seluruh karyawan bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan ke arah pencegahan kecelakaan
2. Tidak satu kerja pun yang dapat dinyatakan rampung jika karyawan tidak
memelihara keselamatan dirinya dan teman-teman sejawatnya 3.
Seluruh karyawan harus melaporkan kepada dan meminta pertolongan pertama dari mandor mereka untuk setiap luka betapa pun kecilnya
4. Kondisi, peralatan, atau perbuatan yang kurang selamat harus segera
dilaporkan kepada mandor
Universitas Sumatera Utara
5. Setiap karyawan wajib membaca, memahami, dan mematuhi seluruh
petunujuk dan arahan tentang K3 6.
Setiap karyawan yang mendapat perlengkapan K3 wajib menggunakannya 7.
Setiap karyawan harus menganggap rapat-rapat K3 sebagai bagian dari tugasnya Silalahi dan Silalahi,1985 :
2.2.3.3 Kebijakan K3 di PT. Tolan Tiga
Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef telah menetapkan kebijakan keselamatan dan Kesehatan kerja yaitu sebagai berikut :
1. PT. Tolan Tiga mendukung pelaksanaan peraturan dan Undang-undang
Republik Indonesia yang terkait dan persetujuan dan standar internasional yang ditetapkan.
2. Dengan
peningkatan rekor
keselamatan dan
kesehatan yang
berkesinambungan, kami yakin dapat mencapai dengan : a.
Mengidentifikasi dan mengurangi bahaya dan resiko b.
Penyediaan sumber-sumber yang mencukupi untuk melaksanakan program dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 yang
efektif, termasuk dalam meninjau ulang pada pelaksanaanya. c.
Memastikan bahwa kebijakan dan prosedur-prosedur K3 terintegrasi dengan semua kebijakan lain di perusahaan
3. Kebijakan ini akan disosialisasikan kepada semua karyawan dan dapat
diakses oleh masyarakat dan pihak terkait. PT. Tolan Tiga Indonesia akan memastikan sumua karyawan memahami dan peduli atas kewajiban dan
hak-hak pada K3
Universitas Sumatera Utara
4. Pelanggaran Kebijakan ini mengakibatkan tindakan disiplin termasuk
PHK. 5.
Kebijakan dan prosedur- prosedur yang terkait ini akan ditinjau kembali secara berkala untuk memastikan relevansinya dan kesesuainnya.
6. Kebijakan ini berlaku untuk PT. Tolan Tiga dan untuk seluruh perusahaan
dibawah manajemen PT. Tolan Tiga. 2.2.3.4 Kebijakan K3 Pemanen Sawit di PT. Tolan Tiga
Pada penelitian ini yang akan dibahas mengenai kebijakan K3 yang harus dipatuhi oleh pekerja khususnya pekerja pada bagian harvester pemanen yaitu
sebagai berikut :
1. Alat Pelindung Diri
Menurut Suma’mur 2009, alat pelindung diri adalah suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja.
Alat-alat pelindung diri beraneka ragam macamnya. Jika digolongkan berdasarkan bagian-bagian tubuh yang dilindunginya, maka jenis-jenis alat
pelindung diri adalah sebagai berikut : a.
Alat Pelindung Kepala Head Cover Alat ini terdiri dari alat pengikat rambut, penutup rambut, topi dari
berbagai bahan. Tujuan pemakaian alat pelindung kepala adalah untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur dengan benda tajam atau benda keras, baik yang
sifatnya jatuh, melayang atau meluncur termasuk melindungi diri dari panas radiasi bahan-bahan kimia korosif. Jenis pekerjaan yang memerlukan alat
pelindung kepala misalnya pekerjaan di bawah mesin-mesin maupun pekerjaan di
Universitas Sumatera Utara
sekitar konduktor energy yang terbuka. Contoh alat pelindung kepala yang digunakan adalah Helm
b. Alat Pelindung Tangan dan Jari-jari Hand Gloves
Alat pelindung tangan ini paling banyak digunakan, karena kecelakaan yang paling banyak terjadi pada tangan dari keseluruhan kecelakaan yang ada.
c. Alat Pelindung Kaki Foot Cover
Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda berat, percikan asam dan basa yang korosif, cairan panas dan terinjak
benda-benda tajam. Contoh alat pelindung kaki seperti sepatu kulit, sepatu karet, sepatu bot karet, sepatu anti slip, sepatu dilapisi baja, sepatu plastik, sepatu
dengan sol kayugabus, pelindung betis, tungkai dan mata kaki. d.
Alat Pelindung Tubuh Alat pelindung tubuh berupa pakaian dapat berbentuk apron yaitu pakaian
pelindung tubuh yang menutupi sebagian tubuh mulai dari dada sampai lutut dan berbentuk overalls yaitu pakaian pelindung tubuh yang menutupi seluruh bagian
tubuh. Tujuan pengguanaan Alat Pelindung Diri APD adalah untuk melindungi
tubuh dari bahaya pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit atau kecelakaan kerja, sehingga penggunaan alat pelindung diri memegang peranan penting.Hal ini
penting dan bermanfaat bukan saja untuk tenaga kerja tetapi untuk perusahaan. Manfaat bagi tenaga kerja yaitu: 1 tenaga kerja dapat bekerja perasaan lebih
aman untuk terhindar dari bahaya-bahaya kerja; 2 dapat mencegah kecelakaan akibat kerja; 3 tenaga kerja dapat memperoleh derajat kesehatan yang sesuai hak
Universitas Sumatera Utara
dan martabatnya sehingga tenaga kerja akan mampu bekerja secara aktif dan produktif; 4 tenaga kerja bekerja dengan produktif sehingga meningkatkan hasil
produksi. Hal ini akan menambah keuntungan bagi tenaga kerja yaitu berupa kenaikan gaji atau jaminan sosial sehingga kesejahteraan akan terjamin Tarwaka,
2014.
2. Pekerja harus bekerja sesuai dengan Working Instruction Instruksi Kerja