Tabel 4.8 Distribusi Tingkat Kepatuhan Pemanen Sawit Terhadap Kebijakan K3 di Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef Tahun
2016
No Kepatuhan Pemanen Sawit
Frekuensi orang 1
Patuh 39
65,0
2 Tidak Patuh
21 35,0
Total 60
100,0
Sumber : data kuesioner yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pemanen sawit yang patuh pada kebijakan K3 sebanyak 39 orang 65,0 sedangkan pemanen sawit yang
tidak patuh pada kebijakan K3 sebanyak 21 orang 35,0.
4.2.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu antara variabel independen yaitu Kepatuhan Kebijakan K3 dengan variabel
dependen yaitu kecelakaan kerja.
4.2.3.1 Hubungan Kepatuhan Terhadap Kebijakan K3 dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja
Pada bagian ini akan disajikan pembahasan mengenai hubungan kepatuhan terhadap kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan kecelakaan kerja di
kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef. Dengan bantuan software SPSS 16.0 for windows didapatkan hasil sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Hubungan Kepatuhan Terhadap Kebijakan K3 dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja pada Pemanen Sawit di PT. Tolan Tiga Sipef
tahun 2016
Sumber : data kuesioner yang telah diolah
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa sebanyak 21 orang 35,0 dari total keluruhan pemanen sawit berada pada kategori patuh terhadap kebijakan K3
, dimana sebanyak 15 orang 25 pemanen sawit yang tergolong pada kategori tidak patuh tersebut pernah mengalami kecelakaan kerja di kebun Perlabian PT.
Tolan Tiga Sipef, sedangkan pemanen sawit yang tidak pernah mengalami
kecelakaan kerja pada kategori tidak patuh terhadap kebijakan K3 hanya
sebanyak 10,0. Selanjutnya untuk kategori patuh terhadap kebijakan K3, terdapat
sebanyak 39 orang atau 65,0 dari total keseluruhan pemanen sawit, dimana pemanen sawit yang pernah mengalami kecelakaan kerja di kebun Perlabian PT.
Tolan Tiga Sipef pada kategori patuh terhadap kebijakan K3 tersebut, hanya sebesar 8 orang 13,3. Sedangkan pemanen sawit yang tidak pernah mengalami
kecelakaan kerja adalah sebesar 37 orang 61,7. Untuk menentukan jawaban atas hipotesis yang telah dikemukakan
sebelumnya maka peneliti melakukan pengujian statistik. Hasil uji hipotesis Chi No Kepatuhan pada
Kebijakan K3 Kecelakan Kerja
Total p-Value
Ya Tidak
N N
n 0,000
1 Tidak Patuh
15 25
6 10,0
21 35,0
2 Patuh
8 13,3
31 51.7
39 65,0
Total 23
38,3 37
61,7 60
100,0
Universitas Sumatera Utara
Square dengan taraf signifikasi α yang diambil sebesar 5 maka nilai
hubungan kepatuhan terhadap kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan kecelakaan kerja di kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef menunjukkan korelasi
positif karena nilai Asymp.sig menunjukkan nilai sebesar 0,0001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa H
ditolak dan H
1
diterima yang artinya ada hubungan kepatuhan terhadap kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan
kecelakaan kerja di kebun Perlabian PT. Tolan Tiga Sipef.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Kepatuhan pada Kebijakan K3
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pemanen sawit mengenai kepatuhan pemakaian APD melalui lembar observasi dan kepatuhan pada
keseluruhan kebijakan dengan menggunakan kuesioner sebanyak 24 pertanyaan. Dari 60 pemanen sawit, didapatkan hasil pada tabel 4.7 terlihat bahwa dari lima
jenis APD yang wajib digunakan oleh pemanen sawit yaitu helm, sarung tangan, sepatu, pakaian lengkap, kacamata, sebanyak tiga jenis APD yang diapatuhi
sangat baik oleh pemanen sawit, yaitu sepatu, sarung tangan, pakaian lengkap, dengan persentase
≥ 75,
yaitu sebesar 100 pemakaian sepatu, 95 pemakaian sarung tangan, 81,7 pemakaian pakaian lengkap, Akan tetapi kepatuhan
pemanen sawit pada pemakaian jenis APD helm dan kaca mata, sangat rendah karena pada tabel 4.7 persentase pemakaian APD pemanen sawit sebesar 75,
yaitu sebesar 51,7 pemakaian helm dan 30 pemakaian kaca mata, rendahnya kepatuhan pemanen sawit menggunakan helm dan kaca mata, berdasarkan hasil
wawancara terhadap pemanen sawit, adalah karena pemanen sawit tidak nyaman bekerja dengan menggunakan kacamata, ketidaknyamanan tersebut terjadi karena
pada siang hari, cuaca sangat panas sehingga kacamata tersebut mengembun, dan menyebabkan pemanen sawit sulit untuk melihat ketika bekerja. Alasan
ketidaknyamanan juga menjadi faktor utama pemanen tidak menggunakan helm saat bekerja, pemanen kesulitan untuk melihat ke atas pada saat memotong TBS
Tandan Buah Segar atau pelepah pada pohon yang ukurannya tinggi.
57
Universitas Sumatera Utara